📃💬 MABIT DI MUZDALIFAH HANYA BEBERAPA JAM SAJA, BOLEHKAH?
Pertanyaan,
Bismilah, afwan ustadz, idzin bertanya. Langsung saja ustadz. Dari pengumuman digrup ada kemungkinan bisa terjadi rombongan tidak sampai mabit di Muzdalifah kemungkinan hanya beberapa jam saja sebelum tengah malam langsung ke Mina, karena pertimbangan kepadatan dll, apakah hal ini diberi rukhsoh? Kedua, kalau tidak ada rukhsoh, apakah jenis kafarohnya ustadz? Kemudian Kapankah waktu meninggalkan muzdalifah atau jam batas minimalnya? Jazakallohu khoiron
Jawaban,
al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman bin 'Umar hafizhahullah,
Syekh Abdulaziz Ibnu Baz berkata,
فالواجب على الحجاج أن يبيتوا في مزدلفة إلى بعد نصف الليل، ومن جاءها بعد نصف الليل أجزأه ذلك، إذا خرج منها آخر الليل، ويجوز للضعفة من النساء وأتباعهم الخروج بعد نصف الليل إلى منى قبل حطمة الناس؛ لأن الرسول عليه السلام رخص لهم في ذلك عليه الصلاة والسلام، والخلاصة أن من بات بها فقد أدى الواجب، ومن خرج منها بعد نصف الليل فلا حرج عليه، ولا حرج على الضعفة أن يخرجوا في نصف الليل الأخير قبل حطمة الناس، لأن الرسول رخص لهم عليه الصلاة والسلام، ومن حيل بينه وبين ذلك؛ لعذر شرعي كأن تعطلت سيارته ولم يصل إلى مزدلفة فلا حرج عليه إن شاء الله؛ لأنه معذور عذراً شرعياً، وهكذا من منع من البقاء بها؛ بسبب القائمين على حملته منعوه من البقاء في مزدلفة، وحالوا بينه وبين ذلك، فنرجو أن لا حرج عليه إن شاء الله، وإن فدى احتياطاً بذبيحة تذبح بمكة للفقراء من باب الاحتياط، فهذا حسن إن شاء الله.
"Yang wajib bagi jemaah haji adalah bermalam di Muzdalifah setelah pertengahan malam. Barang siapa yang datang setelah waktu tengah malam, tetap sah.
Dan boleh bagi para wanita dan orang-orang yang lemah serta yang mengikuti mereka untuk keluar setelah tengah malam menuju Mina sebelum manusia berdesak-desakan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan keringanan kepada mereka dalam hal ini.
Kesimpulannya adalah barang siapa yang bermalam di Muzdalifah, maka sungguh dia telah menunaikan kewajiban, siapa saja yang keluar dari Muzdalifah setelah tengah malam, tidak mengapa, dan tidak mengapa bagi orang-orang yang lemah untuk keluar di pertengahan akhir malam sebelum manusia berdesak-desakan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan keringanan dalam hal ini.
Barang siapa yang terhalang untuk bermalam karena uzur syar'i seperti tidak menjumpai kendaraan sehingga tidak sampai ke Muzdalifah, tidak mengapa karena dia mendapat uzur syar'i. Demikian pula dengan orang yang terhalang untuk bermalam di Muzdalifah karena dilarang oleh rombongan yang membimbingnya (karena suatu alasan), kami berharap tidak mengapa insya Allah. Jika dia membayar tebusan dengan menyembelih sesembelihan di Mekah untuk fakir miskin karena berhati-hati, maka ini bagus insya Allah.
📖 https://binbaz.org.sa/fatwas/8905/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D9%85%D9%86-%D9%84%D9%85-%D9%8A%D8%AA%D9%85%D9%83%D9%86-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8
Wallahua'lam
📃 Sumber: Majmu'ah al-Fudhail
✉️ Publikasi: https://t.me/TJMajmuahFudhail
➖➖➖➖➖
Pertanyaan,
Bismilah, afwan ustadz, idzin bertanya. Langsung saja ustadz. Dari pengumuman digrup ada kemungkinan bisa terjadi rombongan tidak sampai mabit di Muzdalifah kemungkinan hanya beberapa jam saja sebelum tengah malam langsung ke Mina, karena pertimbangan kepadatan dll, apakah hal ini diberi rukhsoh? Kedua, kalau tidak ada rukhsoh, apakah jenis kafarohnya ustadz? Kemudian Kapankah waktu meninggalkan muzdalifah atau jam batas minimalnya? Jazakallohu khoiron
Jawaban,
al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman bin 'Umar hafizhahullah,
Syekh Abdulaziz Ibnu Baz berkata,
فالواجب على الحجاج أن يبيتوا في مزدلفة إلى بعد نصف الليل، ومن جاءها بعد نصف الليل أجزأه ذلك، إذا خرج منها آخر الليل، ويجوز للضعفة من النساء وأتباعهم الخروج بعد نصف الليل إلى منى قبل حطمة الناس؛ لأن الرسول عليه السلام رخص لهم في ذلك عليه الصلاة والسلام، والخلاصة أن من بات بها فقد أدى الواجب، ومن خرج منها بعد نصف الليل فلا حرج عليه، ولا حرج على الضعفة أن يخرجوا في نصف الليل الأخير قبل حطمة الناس، لأن الرسول رخص لهم عليه الصلاة والسلام، ومن حيل بينه وبين ذلك؛ لعذر شرعي كأن تعطلت سيارته ولم يصل إلى مزدلفة فلا حرج عليه إن شاء الله؛ لأنه معذور عذراً شرعياً، وهكذا من منع من البقاء بها؛ بسبب القائمين على حملته منعوه من البقاء في مزدلفة، وحالوا بينه وبين ذلك، فنرجو أن لا حرج عليه إن شاء الله، وإن فدى احتياطاً بذبيحة تذبح بمكة للفقراء من باب الاحتياط، فهذا حسن إن شاء الله.
"Yang wajib bagi jemaah haji adalah bermalam di Muzdalifah setelah pertengahan malam. Barang siapa yang datang setelah waktu tengah malam, tetap sah.
Dan boleh bagi para wanita dan orang-orang yang lemah serta yang mengikuti mereka untuk keluar setelah tengah malam menuju Mina sebelum manusia berdesak-desakan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan keringanan kepada mereka dalam hal ini.
Kesimpulannya adalah barang siapa yang bermalam di Muzdalifah, maka sungguh dia telah menunaikan kewajiban, siapa saja yang keluar dari Muzdalifah setelah tengah malam, tidak mengapa, dan tidak mengapa bagi orang-orang yang lemah untuk keluar di pertengahan akhir malam sebelum manusia berdesak-desakan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan keringanan dalam hal ini.
Barang siapa yang terhalang untuk bermalam karena uzur syar'i seperti tidak menjumpai kendaraan sehingga tidak sampai ke Muzdalifah, tidak mengapa karena dia mendapat uzur syar'i. Demikian pula dengan orang yang terhalang untuk bermalam di Muzdalifah karena dilarang oleh rombongan yang membimbingnya (karena suatu alasan), kami berharap tidak mengapa insya Allah. Jika dia membayar tebusan dengan menyembelih sesembelihan di Mekah untuk fakir miskin karena berhati-hati, maka ini bagus insya Allah.
📖 https://binbaz.org.sa/fatwas/8905/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D9%85%D9%86-%D9%84%D9%85-%D9%8A%D8%AA%D9%85%D9%83%D9%86-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8
Wallahua'lam
📃 Sumber: Majmu'ah al-Fudhail
✉️ Publikasi: https://t.me/TJMajmuahFudhail
➖➖➖➖➖