Aku menyebutnya negeri diatas awan, dimana manusia memiliki hak dan keadilan yang sama. Kekuatan masih yang utama, namun tak lagi digunakan untuk menindas si lemah. Ia yang kuat menjadi pelopor perdamaian, memberantas para monster, penyelamat peradaban.
Disana, tak lagi kau dapatkan kawan yang menipu demi segelintir uang, tak juga sanak saudara perebutkan harta, tahta, dan warisan keluarga.
Mereka hidup berdampingan tanpa rasa iri, yang menjadikan tak ada si kaya dan miskin lagi.
"Mereka tak punya obsesi?" Seorang gadis kecil dibarisan terdepan mengangkat tangannya tinggi.
Aku tersenyum, ku jawab ia dengan anggukan, "Benar, mereka tak lagi punya obsesi".
Anak laki-laki disebelah gadis itu mengerutkan dahinya, tak hanya ia, 10 bocah di ruangan inipun mulai bertingkah aneh.
"Aku tak ingin tinggal di atas awan, tempat itu menakutkan".
Salah seorang anak laki-laki berseru ketakutan. Aku menyeringai, "Kau benar Em, jika di dunia ini perdamaian seperti itu tercipta. Maka manusia hanyalah raga tanpa jiwa".
— Em.
Disana, tak lagi kau dapatkan kawan yang menipu demi segelintir uang, tak juga sanak saudara perebutkan harta, tahta, dan warisan keluarga.
Mereka hidup berdampingan tanpa rasa iri, yang menjadikan tak ada si kaya dan miskin lagi.
"Mereka tak punya obsesi?" Seorang gadis kecil dibarisan terdepan mengangkat tangannya tinggi.
Aku tersenyum, ku jawab ia dengan anggukan, "Benar, mereka tak lagi punya obsesi".
Anak laki-laki disebelah gadis itu mengerutkan dahinya, tak hanya ia, 10 bocah di ruangan inipun mulai bertingkah aneh.
"Aku tak ingin tinggal di atas awan, tempat itu menakutkan".
Salah seorang anak laki-laki berseru ketakutan. Aku menyeringai, "Kau benar Em, jika di dunia ini perdamaian seperti itu tercipta. Maka manusia hanyalah raga tanpa jiwa".
— Em.