Mahad Riyadhul Jannah Bogor


Channel's geo and language: not specified, not specified
Category: not specified


Channel Resmi Mahad Riyadhul Jannah Bogor.
Menyajikan artikel ringkas seputar akidah, fikih, manhaj, akhlak, tanya jawab dan informasi kegiatan mahad serta info-info umum lainnya.

Related channels

Channel's geo and language
not specified, not specified
Category
not specified
Statistics
Posts filter


Mohon Ampunlah kepada Allah


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullahu berkata,

أن بنى آدم خطاء يخطئون كثيرا فى الليل و النهار ولكن هذا الخطأ يقابله مغفرة الله عزوجل لكل ذنب وأن الله يغفر الذنوب جميعا

“Sesungguhnya bani adam itu mereka banyak berbuat kesalahan(dosa), mereka melakukan kesalahan yang sangat banyak di malam hari dan di siang hari, akan tetapi kesalahan tersebut berhadapan dengan ampunan Allah atas segala dosa, dan sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya." (Mqd-ths1)

(At Taliqat alal Arbain, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 60, cet. Maktabah Al-Anshar)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Jangan Remehkan Dosa Kecil


Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata, "Ahlul ilmi berkata,

إن لإصرار على الصغائر يجعلها كبائر وإن الإستغفار من الكبائر يكفرها لهذا نقول لهؤلاء: عليكم أن تحاسبوا أنفسكم.

“Sesungguhnya terus-menerus di atas dosa kecil akan menjadikannya sebagai dosa besar, dan sesungguhnya meminta ampun (bertaubat) dari dosa besar, akan dapat menghapuskannya. Oleh karenanya kami katakan kepada mereka: wajib atas kalian untuk menghisab diri kalian sendiri." (Bhq-ths1)

(Kitabul Ilmi, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 125, cet. Muassasah K.S.A)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Bahayanya Kebidahan Dibanding Kemaksiatan


Imam Sufyan ats-Tsaury rahimahullah berkata,

البدعة ٱحب إلى إبليس من المعصية فإن المعصية يتاب منها والبدعة لا يتاب منها

"Kebida'ahan itu lebih dicintai oleh iblis dibanding kemaksiatan, karena kemaksiatan (pelakunya) akan (diharapkan) bertaubat dari kemaksiatannya, adapun kebidahan (pelakunya) tidak (diharapkan) bertaubat dari kebidahannya". (AA-Ths2)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari ta'liq kitab Al Ajwibatul Mufidah, Syaikh Shalih Fauzan, cet. Daarul Sabilal Mukminin 2013)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Janganlah Fanatik kepada Para Imam, Akan Tetapi Ambil dari Sumbernya


Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata,

لا تقلدني ولا تقلد مالك ولا الشافعي ولا الٱوزاعي ولا الثورى وخذ من حيث ٱخذوا

"Janganlah kamu fanatik denganku, dan jangan engkau fanatik kepada Malik, jangan pula kepada Asy-Syafi'i, al-Auza'i dan ats-Tsaury, akan tetapi ambilah dari mana mereka mengambil (yakni hadits-hadits nabi)". (AA-Ths2)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Muqaddimah Shifat Shalat An-Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, Syaikh al-Albany cet. Maktabah al Ma'arif 2004)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Ikhlashkan Niat di dalam Thalibul Ilmi


Asy Syaikh Rabi' hafizhahullahu berkata,

أحذركم أيها الاخوة أن تدخلوا نيات الدنيا ومناصبها وجاهها وسلطانها فى قضية التعلم وطلب العلم. فإن العلم عبادة من أفضل العبادات، بل لا يقوم دين الله، ولا تقوم العبادات ولا يقوم الجهاد ولا تقوم الحياة إلا بهذا العلم ولكن علينا أن نخلص فى هذه العبادة (في طلب العلم)

Aku peringatkan kalian wahai segenap ikhwah, dari memasukan niat-niat dunia, jabatan di dunia, kedudukan serta kekuasaan dalam urusan belajar dan mencari ilmu, karena sesungguhnya ilmu itu merupakan ibadah di antara ibadah-ibadah yang paling utama, bahkan tidak akan tegak agama Allah, ibadah, jihad dan kehidupan kecuali dengan ilmu ini, oleh karenanya wajib atas kita untuk mengikhlaskan niat di dalam ibadah ini (dalam menuntut ilmu)". (Bqh-Ths2)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Marhaban yaa Thalibal Ilmi, Syaikh Rabi al Madkhali, hal. 53, cet. Dar Miratsin Nabawi)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Akhlak Penting bagi Seorang Da'i


Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,

فعلى الداعية أن يكون متخلقاً بما يدعو إليه من عبادات أو معاملات أو أخلاق وسلوك حتى تكون دعوته مقبولة وحتى لا يكون من أول من تسعر بهم النار‏

"Wajib atas seorang dai untuk berperangai dengan apa yang didakwahkannya dari segala ibadahnya, muamalah, akhlak serta tingkah laku perilakunya, dan tidak menjadi orang yang pertama kali yang dinyalakan bagi mereka api neraka". (Hnz-Ths1)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Zaadud Daiyyah, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 23, cet. Darul Wathan lin Nasyr)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Tiga Keutamaan Mengingat Mati dan Tiga Kerugian Melupakan Mati


Ad Daqaaq rahimahullahu berkata,

من أكثر من ذكر الموت أكرم بثلاثة أشياء: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة. ومن نسي الموت عوقب بثلاثة أشياء: تسويف التوبة، وترك الرضى بالكفاف، والتكاسل في العبادة

Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, maka akan didapatkan tiga perkara : (pertama) penyegeraan untuk bertaubat, (kedua) qanaah (merasa cukup) pada hati, (ketiga) bersemangat untuk ibadah.

Barangsiapa yang lupa akan kematian, maka akan ditimpa dengan tiga perkara: (pertama) menunda taubat , (kedua) tidak ridha terhadap apa-apa yang ia miliki, (ketiga) malas dalam beribadah". (Zdn-Ths1)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab At Tadzkirah, Imam al-Qurthubi, hal. 14, cet. Dar Ibnil Jauzi 2012)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Kembali kepada Kebenaran Apapun Keadaannya


Asy Syaikh Muhammad ibn Shalih al Utsaimin rahimahullah berkata,

والواجب أن يرجع الإنسان للحق حيثما وجده، حتى لو خالف قوله فليرجع إليه، فإن هذا أعز له عند الله، وأعز له عند الناس، وأسلم لذمته وأبرأ ولا يضره

Wajib bagi seorang insan untuk kembali kepada kebenaran di manapun ia mendapatinya, sampaipun jika ucapannya menyelisihi kebenaran, maka hendaklah ia kembali kepada kebenaran tersebut, karena sesungguhnya hal ini akan lebih memuliakan dirinya di sisi Allah dan di sisi manusia, serta akan lebih selamat dan terlepas dari tanggungan (kesalahan/dosa) dan (kembalinya ia kepada kebenaran) tidak akan memudharatinya (meninggalkan efek jelek)". (MK-Ths2)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Syarh Riyadhish Shalihin, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 730, cet. Muasasah Ar risalah Nasyirun [1 jilid])


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Sudah sepatutnya bagi kita yang telah mengimani itu semua untuk bersemangat dalam bertaubat kepada Allah dengan puncak kesemangatan, sebagimana yang telah dicontohkan oleh baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

والله إنى لأستغفر الله وأتوب إليه فى اليوم أكثر من سبعين مرة

Artinya, “Demi Allah, sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepadanya dalam seharu (banyaknya) melebihi 70 x” dalam riwayat lain mencapai 100 x. (HR Bukhari (230/7) dari Sahabat Abu Hurairah)

Namun perlu diingat, bahwa taubat memiliki syarat yang harus terpenuhi, dan jangan sampai taubat yang kita usahakan menjadi sia sia. Di antara syaratnya ialah : mengikhlaskan niat bertaubat hanya mengharapkan wajah Allah tidak boleh tercampuri riya atau ingin dunia, kemudian menyesal betul apa yang telah dia perbuat, lalu berusaha melepaskan diri dan memutuskan segala perkara yang akan mengembalikan dia ke dalam jurang dosa tersebut sambil bertekad kuat tidak akan pernah mengulanginya lagi, dan yang terpenting dari itu semua adalah jangan sampai dia bertaubat ketika pintu taubat telah tertutup rapat, yaitu ketika nyawa sudah sampai kerongkongan atau matahari telah terbit dari arah barat, wallahu alam. (Yus-Mln2)

(Disusun oleh tim santri MRJ)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kisah


Keutamaan Taubat


Pernahkah anda merasa senang? Pernahkah anda gembira riang? Tentu, setiap manusia merasakannya, sehingga sebagian mereka ketika terlalu bahagia, akan lupa segalanya, jiwanya seakan terbang di udara, seolah dunia hanya miliknya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mengabarkan tentang kisah seorang yang sangat gembira namun karena hatinya tidak bisa membendung bahagianya, lantas ia pun mengucapkan kata kufur. Bagaimana kisahnya? Mari kita simak.

Dahulu terdapat seorang yang safar melewati padang tandus dan gersang bersama tunggangannya, di tengah padang pasir itu tak didapati mata air, tetumbuhan ataupun binatang, namun musafir tersebut membawa perbekalannya dengan lengkap. Makanan enak, air segar dan segala perlengkapan pun melimpah lengkap.

Di tengah perjalanan ia pun beristirahat, karena terlalu lelah dan panas terik ia pun tertidur. Ketika terbangun, ia pun kaget, tiba-tiba tunggangannya hilang entah kemana, seluruh perbekalan yang dibawanya pun ikut raib.

Dalam kebingungan, ia pun mencari kemana lari tunggangannya, namun semua sia-sia. Hingga akhirnya ia putus asa dan berpikir bahwa sisa umurnya hanya tinggal hitungan waktu saja. Ia pun rebahkan tubuhnya pada sebuah pohon, menunggu pasrah berharap jalan keluar.

Saat asa melemah, orang itu pun tertidur lelah. Tak tahu ia tertidur berapa lama, letihnya mencari tunggangannya yang hilang melelapkan kesadarannya. Hingga saat ia terbangun, bayangan unta yang memikul perbekalan, perlahan jelas tertampak. Semakin ia membuka mata, semakin yakin bahwa itu adalah tunggangannya yang hilang. Allahu akbar! Demi Allah tidak akan ada seorangpun yang bisa menggambarkan kegembiraan pengendara ini kecuali orang yang pernah mengalami hal yang serupa.

Seketika itu juga, ia pegang dengan erat tali kekang untanya, ternyata ia dapati semuanya masih ada tiada berkurang. Meledaklah kegembiraannya, hingga ia tak bisa mengontrol diri, kontan ia berucap : “Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu”.

Pembaca, kisah di atas jelas terlihat bahwa kesalahan berucap di saat diri mendapati kegembiraan yang sangat, adalah mungkin terjadi, bahkan kisah di atas disempurnakan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dengan sabdanya, “Sungguh, Allah Subhanahu wata’ala lebih bergembira dari orang tersebut tatkala melihat hambanya bertaubat kepadanya” (HR Bukhari dan Muslim dari beberapa shahabat nabi dengan lafadz yang berbeda).

Dari hadist di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Allah memliki sifat al farhu (gembira), dan ini harus wajib kita imani. Namun ada catatan penting yang harus diperhatikan, bahwa kegembiraan Allah tidak seperti kegembiraan makhlukNya yang serba kurang dan cacat. Kegembiraan Allah tentunya sesuai dengan kemuliaan yang layak bagiNya, sebagaimana hal ini sudah menjadi prinsip ahlussunnah wal jama’ah, yaitu:

*ليس كمثله شيء وهو السميع البصير*

Artinya, “Tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syura: 11)

Pembaca, janganlah kita terjatuh ke dalam pemahaman keliru tentang hal ini, dimana sebagian orang telah menolak sifat al farhu ini dengan alasan yang tidak tepat, sehingga mengantarkan kepada perbuatan merubah makna al farhu (gembira) menjadi “kehendak memberi pahala” tanpa adanya dalil yang mendukungnya.

Kewajiban kita sebagai ahlussunnah adalah beriman bahwa Allah subhanahu wa ta’ala juga bergembira secara hakiki, tidak diubah menjadi makna yang keliru sedikitpun, karena kegembiraannya Allah adalah sesuai dengan kemuliaannya yang kesempurnaan yang tidak sedikitpun serupa dengan makhluknya.


Prinsip Imam Syafi'i rahimahullah


Imam Asy Syafii rahimahullahu berkata,

أمنت بلله وبما جاء عن الله على مراد الله وآمنت برسول الله وبما جاء عن رسول الله على مراد رسول الله وعلى هذا أدرج السلف الصالح رضوان الله عليهم

”Aku beriman kepada Allah dan dengan segala yang datang dari Allah (Al Quran) berdasar apa yang diinginkan oleh Allah.

Aku beriman kepada Rasulullah dan dengan segala yang datang dari Rasulullah (As Sunnah) berdasar apa yang diinginkan oleh Rasulullah.

Atas inilah para salafus shalih ridhwanullahi alaihim terliputi”. (Mqd-Ths1)

(Ditejemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Tanbihatus Saniyyah ala Aqidatil Wasithiyyah, Syaikh Abdil Aziz Nashir Ar Rasyid, hal. 34)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Lihatlah Aib-mu Sendiri


Al Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullahu berkata,

اعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدٍ خَيْرًا بَصَّرَهُ بِعُيُوبِ نَفْسِهِ، فَمَنْ كَانَتْ بَصِيرَتُه لَمْ تَخْفَ عَلَيْهِ عُيُوبُهُ، فَإِذَا عَرَفَ الْعُيُوبَ أَمْكَنَهُ الْعِلَاجُ. وَلَكِنَّ أَكْثَرَ الْخَلْقِ جَاهِلُونَ بِعُيُوبِ أَنْفُسِهِمْ، يَرَى أَحَدُهُمُ الْقَذَى فِي عَيْنِ أَخِيهِ، وَلَا يَرَى الْجِذْعَ فِي عَيْنِ نَفْسِهِ

“Ketahuilah bahwasanya Allah azza wa jalla apabila menginginkan bagi hambanya kebaikan maka Allah akan membuat ia melihat aib pada dirinya.

Maka barangsiapa yang dapat memiliki penglihatan ini (sadar akan aib-aibnya) niscaya ia tidak akan khawatir terhadap aib-aibnya, karena jika ia telah mengenal aib-aibnya, maka akan dimungkinkan ia bisa mengobatinya.

Akan tetapi kebanyakan manusia bodoh dengan kekurangan-kekurangan mereka, salah satu dari mereka melihat kotoran pada mata saudaranya, akan tetapi ia tidak melihat batang pada matanya sendiri". (Mqd-Ths1)

(Ditejemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Mukhtashar Minhajil Qashidin, Ibnu Qudamah, hal. 162, cet. Darul Aqidah)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Amalan Hati lebih Diprioritaskan Dibanding Amalan Lainnya

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata,

يجب علينا العناية بعمل القلب اكثر من العناية بعمل الجوارح, عمل الجوارح علامة ظاهرة لكن عمل القب هو الذي عليه الدار

“Wajib atas kita untuk memberikan perhatian terhadap amalan hati itu lebih banyak dibandingkan perhatian terhadap amalan anggota badan, karena amalan anggota badan itu cirinya nampak, adapun amalan hati bersumber padanya (amalan anggota badan)” (Sal-Ths1)

(Ditejemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Tafsir Juz Amma Ibnu Utsaimin hal. 112, cet. Dar Adhwais Salaf 2010M)

Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama






☝️ Alhamdulillah, telah terbit Buletin Santri edisi 4 tahun 1, bagi yang ingin berdakwah lewat penyebaran buletin, tafadhaluu.

Harga Rp. 200/lembar, pemesanan minimal 25 lembar, bisa diambil langsung atau dikirim. Beakirim jabodetabek dan sekitarnya Rp. 5000/kg (satu kg insyaallah muat 200 lembar)

Jazakumullahukhaira wabarakallahufiikum.


buletin kiamat pasti terjadi.pdf
7.4Mb
buletin kiamat pasti terjadi.pdf


Nikmat Kesehatan


Syaikh Muhammad ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,

ومن خيره أن الانسان لا يعرف قدر نعمة الله عليه بالصحة إلا إذا مرض, نحن لان أصحاء, ولا ندري ما قدر الصحة, لكن إذا حصل المرضٍ, عرفنا قدر الصحة, فالصحة تاج على رؤوس الاصحاء لايعرفها الا المرض

“Diantara kebaikan (yang diraih oleh orang yang sedang sakit) ialah, bahwa seorang insan tidaklah mengetahui seberapa besar kadar nikmat Allah berupa kesehatan, kecuali jika ia sudah jatuh sakit.

Sekarang kita adalah orang-orang yang sehat dan tidak mengetahui seberapa besar nilai kesehatan, akan tetapi tatkala jatuh sakit, maka barulah kita mengetahui nilai kesehatan itu.

Kesehatan adalah mahkota bagi orang-orang sehat dan tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali orang yang sakit.” (Sal-Ths1)

(Ditejemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Syarah Al Aqidah Al Washitiyyah, Syaukh Ibnu Utsaimin, hal. 47, cet. Dar Ibnil Jauzi 2015M)

Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama


Keutamaan Ulama


Shahabat Abdullah ibnu Mas'ud radhiallahuanhu berkata,

سيأتى بعدكم زمان قليل علماءه كثير خطباءه فمن كثير علمه وقل قوله فهو الممدوح ومن كان بالعكس {قل علمه و كثير قوله} فهو مذموم

"Akan datang setelah kalian suatu zaman, sedikitnya ulama dan banyaknya para khatib, barang siapa yang banyak ilmunya dan sedikit bicaranya maka ia terpuji, dan barang siapa yang sebaliknya (sedikit ilmu dan banyak bicara) maka dia tercela". (Bkh-Ths2)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Fadhlu Ilmi Salaf ala Ilmil Khalaf, Ibnu Rajab al Hanbali, hal. 90, cet. Darul Qabas)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_salaf


Diam atau Bicara yang Baik


Al Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullahu berkata,

الكلام بالخير أفضل من السكوت لأن أرفع ما فى السكوت السلامة والكلام بالخير غنيمة

"Berkata yang baik itu lebih utama dibandingkan diam, karena (balasan) yang lebih tinggi dari yang didapat pada diam adalah keselamatan, dan berkata yang baik adalah sebuah ghanimah (harta rampasan perang)”. (Bkh-Ths2)

(Diterjemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlih, Ibnu Abdil Bar, hal. 157, cet. Dar Ibnil Jauzi 2018)


Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama

20 last posts shown.

307

subscribers
Channel statistics