Lihatlah Aib-mu Sendiri
Al Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullahu berkata,
اعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدٍ خَيْرًا بَصَّرَهُ بِعُيُوبِ نَفْسِهِ، فَمَنْ كَانَتْ بَصِيرَتُه لَمْ تَخْفَ عَلَيْهِ عُيُوبُهُ، فَإِذَا عَرَفَ الْعُيُوبَ أَمْكَنَهُ الْعِلَاجُ. وَلَكِنَّ أَكْثَرَ الْخَلْقِ جَاهِلُونَ بِعُيُوبِ أَنْفُسِهِمْ، يَرَى أَحَدُهُمُ الْقَذَى فِي عَيْنِ أَخِيهِ، وَلَا يَرَى الْجِذْعَ فِي عَيْنِ نَفْسِهِ
“Ketahuilah bahwasanya Allah azza wa jalla apabila menginginkan bagi hambanya kebaikan maka Allah akan membuat ia melihat aib pada dirinya.
Maka barangsiapa yang dapat memiliki penglihatan ini (sadar akan aib-aibnya) niscaya ia tidak akan khawatir terhadap aib-aibnya, karena jika ia telah mengenal aib-aibnya, maka akan dimungkinkan ia bisa mengobatinya.
Akan tetapi kebanyakan manusia bodoh dengan kekurangan-kekurangan mereka, salah satu dari mereka melihat kotoran pada mata saudaranya, akan tetapi ia tidak melihat batang pada matanya sendiri". (Mqd-Ths1)
(Ditejemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Mukhtashar Minhajil Qashidin, Ibnu Qudamah, hal. 162, cet. Darul Aqidah)
Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama
Al Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullahu berkata,
اعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدٍ خَيْرًا بَصَّرَهُ بِعُيُوبِ نَفْسِهِ، فَمَنْ كَانَتْ بَصِيرَتُه لَمْ تَخْفَ عَلَيْهِ عُيُوبُهُ، فَإِذَا عَرَفَ الْعُيُوبَ أَمْكَنَهُ الْعِلَاجُ. وَلَكِنَّ أَكْثَرَ الْخَلْقِ جَاهِلُونَ بِعُيُوبِ أَنْفُسِهِمْ، يَرَى أَحَدُهُمُ الْقَذَى فِي عَيْنِ أَخِيهِ، وَلَا يَرَى الْجِذْعَ فِي عَيْنِ نَفْسِهِ
“Ketahuilah bahwasanya Allah azza wa jalla apabila menginginkan bagi hambanya kebaikan maka Allah akan membuat ia melihat aib pada dirinya.
Maka barangsiapa yang dapat memiliki penglihatan ini (sadar akan aib-aibnya) niscaya ia tidak akan khawatir terhadap aib-aibnya, karena jika ia telah mengenal aib-aibnya, maka akan dimungkinkan ia bisa mengobatinya.
Akan tetapi kebanyakan manusia bodoh dengan kekurangan-kekurangan mereka, salah satu dari mereka melihat kotoran pada mata saudaranya, akan tetapi ia tidak melihat batang pada matanya sendiri". (Mqd-Ths1)
(Ditejemahkan oleh tim santri MRJ dari kitab Mukhtashar Minhajil Qashidin, Ibnu Qudamah, hal. 162, cet. Darul Aqidah)
Telegram
@mahadriyadhuljannahbogor
#kalam_ulama