Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Dua pintu dengan banyak jendela, dihiasi lampu menyala di setiap sudutnya. Dipenuhi aroma sedap masakan bunda, diiringi canda tawa saat saling bertukar cerita.
Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Senyum manis dengan tangan terbuka, senantiasa mendekap tubuh tanpa aba-aba. Dua mata penyembuh segala, kerap menatap jiwa kala gemuruh sedang merajalela.
Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Aku pernah tahu harus berjalan kemana saat hati sedang gundah. Aku pernah tahu sejauh apapun kedua kaki ini melangkah dan sebanyak apapun orang yang mengajak untuk berpindah, hati ini sadar kemana harus mengarah.
Tuhan, aku ingin pulang.
— g. m.,
Tapi, kemana?
#arrangedthoughts
Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Senyum manis dengan tangan terbuka, senantiasa mendekap tubuh tanpa aba-aba. Dua mata penyembuh segala, kerap menatap jiwa kala gemuruh sedang merajalela.
Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Aku pernah tahu harus berjalan kemana saat hati sedang gundah. Aku pernah tahu sejauh apapun kedua kaki ini melangkah dan sebanyak apapun orang yang mengajak untuk berpindah, hati ini sadar kemana harus mengarah.
Tuhan, aku ingin pulang.
— g. m.,
Tapi, kemana?
#arrangedthoughts