ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ


Channel's geo and language: not specified, not specified
Category: not specified


@iPemudaBot ︰ Cerita dari si mahasiswa ugal-ugalan, yang katanya salah masuk jurusan; Jëndralno Son Vandenberg. Anak ganteng pertama-nya bunda sama ayah.

Related channels

Channel's geo and language
not specified, not specified
Category
not specified
Statistics
Posts filter


#Jëndralno. Kalau keberatan gak usah ya, bisa juga langsung angkat kaki dari kanal ini dan jangan lupa @qBujaang di tendang dari kanal lo.


🗳 🗳 USE @. DI NAMA MU.
Ini bukan absen, ini cuma buat lo yang masih mau jadi mutual gue, dengan syarat kanal lo tidak lebih dari 500+ pelanggan. Kawasan buana nyata dan akun sampingan.

- leo 🐯 @cooooheart #DEGEMVIS
- ♪ Luti @Litvhayu
- R.K Citraloka @qSoedirman
- Diana's @cosepark
- Hilman @Lhaevcan
- haiden @haidefn
- Temp. Arez. @leejenoxdz
- Kajesh J. @ifairgiselle
- ᰍ ֹ ׅ Richard's lovetaker, Kathleen @jichuuliaa
- 𝒜nnika kitteunj.t.me ‹ ִֶָ ᘏ⑅ᘏ
- Jeno’s Princess, asya @kkariinaaespaa
- nayyaaa sweetieyeeriseme.t.me
- Aezar D’Jorgav @iGoddhamn
- syāviena. @kwnghaerin
- ㅤ۫ ꪆ୧ 𝐒ean t.me/Daeggyu
- ini norah @bkngege
- The Prettiest, Eryssa @zslaycisa
- ݁،⌗ 𝘀𝗼𝗲𝗻𝗵𝗮 .zicarkjjr 🧸🎀 ִֶָ 𓂃
- abidzar. @chivaareiz
- cala😴😴😴 @imchaeyounj
- Ithika A'rgl @sweetllady
- Darka. @Bertenagaa
- alde @ezntot
- I cel cel cela ctr @vicelay
- Paradistā A. intipbs, zicarsao @AmiablestMoons
- 귀여워!. ëᥣᥣiä ᥣαrä @bunniewonyy ✿ ׂ
- 𝐀𝐥. Minawari @hiraedo
- Rest. Jaka @grimhauter
- ailyn @Parksunqhoongf
- k/ia. addax @lleeidonghyuck
- Arbiru @XBluetiwat
- Clarandra @Ssomin_jj
- 🌷🧺 ⊹˚ 작은공주 - ꒰ ωιccιꫀ ꒱ @ckimminjii
- Benjamin. @Peterparkel
- Tuan Muda, Morkafga @PemudaJuang
- Bula's Caretaker, Angkasa minion @matarhari
- pradipta @museleejjeno
- offpc. devarga @markleera
- Maira Brielifiá. @Kaimuukn
- Togel. loanjingegl
- egl sānchéz alegroōf @pbegall
- @Burnabies
- elfrida @eFrolic
- K. Nadaa @Senimakn
- Lila's protector, Rajash @hypnotizje
- Temp. Medwine @thkimjongin
- @pcikoIog; Keiyara Elokalara.
- < the little superhero it's me, isha > @sicanmtik
- Eth @EthyourBae
- kēn t.me/ayKjeno
- Kaiga @Peklacur
- naomichi @sweetrosses
- Acaaa, The Explorer. @yujinniim
- Ethan, J. @Beijak
- @mammiechulo Ben bukan barudak Bandung
- ciibell. @qballeryna
- Ashana @jiminysu
- @MisseKarina Biell
- C @Chaecar
- Off pc. Moreo @xrleeheeseung
- Ainey @Evmosi
- Gav intisirkth @dominatn
- Adora Mleyot @urprettyadora ᵐᵃⁿᵃᵍᵉʳ𝓢ᵗᵉᵒ
- Vandalas @Jeffrky
- αʅᵉᵒ J. Van Ezhar @JeonJungkoxk
- @simjaeyun_o
- navaro si @bujangKashep
- Mahatma Prabu, J. @dsemeter
- Joergan A. @beginx
- Ruinaka @HwtangInjoon
- {⸝⸝ ✿} ‎𝗵𝘆𝗲𝗠𝗜𝗥𝗔!1 🪴🍈 ㅎ_ㅎ @shoveell
- . . . 하시 ୨ 𝗛𝗔𝗖𝗜𝗘𝗟 🛋💡 ´ސު ˓˓ miawkeciis.t.me
- yin ackerman @terkeciI
- Vaugh waltōn 🏴‍☠ ألتون @cbojang
- imaan, @cowokb
- zie @rvwenson
- NadinEe Malik :o @fKaromi
- aley. @hotwishes
- Nirvana H. @zLakon
- Anajeva @satrayu
- Arjeno @JenoLecs
- @iCO0HEART ˓ ִ۟ 🧚🏻 𝗔𝗕𝗜𝗬𝗬𝗔 ♡‌
- brigitta ksl sama botitit @pGyeoullie
- Gracell @ennikdozoumi
- @NuragaRasa
- Milano @askmaraloka
- @imrenjvun Artajuna G.
- temp. eve victoryking² @spungziypoung
- kale @iKarinacyo
- Kirana. @TeGeulis
- Ace @mahasiswiii
- Skala, ⱱgx @Wingwinnj
- sheyin @sseuin
- hito. t.me/mkancut
- Askara Pelita, Shakuntala. @siJagawana
- Mosdarn Den. @ThitiMahayotaruk
- Bachira's biggest fan, Thania. @euffortq
- Geby A. @baifernpkbul
- Mahero @ppornoshub
- Zevanne Myrtle. @cflouws
- Gee @nijaeminnana
- Arkaje @lwejeno_0_432

👥 102 people have voted so far.
📖 Personal Participation


Otiwi nguengg 🚗💨💨


#Jëndralno. Ayo pindahan


📝 Barangkali sira memiliki satu atau dua patah kata yang ingin di sampaikan kepada Jëndralno? < @qBujaang. Sampaikan sepatah atau dua patah kata tanpa tahu kata itu dari siapa.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Tuk merangkai aksara mu pada papan ini, di mohon untuk melepas dahulu penanda mu. Matur sembah nuwun ku ucap untuk mu karena t'lah meninggal jejak tanpa tahu jejak itu dari siapa.

👤 😯😯😯???!?! karyaa karya kamu keren pisann😔😔😔😔😔😔 ajarin aku dong plis

👤 Keep going bro, lo udah ngelakuin yang terbaik sejauh ini. Terimakasih sudah bertahan orng keren

👤 be happy

👤 tetap bahagia yaa

👤 I really care about you and hope you're getting enough sleep and eating okay and I'm always here for you!

👤 Semoga kamu selalu dikelilingi oleh orang baik, juga hal baik.

👤 You are perfec just the way you are

👤 selalu senyum bro walau hidup kadang kayak rollercoaster

👤 jangan pernah berhenti berbuat baik, meskipun kamu di jahati orang

👤 halo halo, ttp jaga kesehatan dan sukses selalu

👤 semoga selalu sehat dan bahagia yaa

👤 always smile every day & & every time yaaa

👤 Semangat jalanin harinya ya, jangan lupa utamain kemauan dan kenyamanan hati kamu, Ndral

👤 lo keren amat, ajarin keren kaya lo dong Jen. jangan lupa untuk apresiasi diri lo sendiri juga ya

👤 Lu keren, bahagia selalu ya. Jangan lupa tersenyum terus.

👤 Semoga selalu diberi sehat, dan bahagia ya.

👤 bang jen keren banget lu, bahasa yg lu pake juga keren gtau kenapa dah keren aja

👤 be happy kak jendralll

👤 Jangan lupa bahagya ngab jendral. Hidup di dunia cuma satu kali.

👤 look so cool, keren bener

👤 anak baik, anak gantengg jangan peduli sama omongan oeang yang sering jatuhjn kamu yaaa, kamu hrs semnaggt trs

👤 i love you jen.

👤 Bahagia terus lo

👤 be happy and take caree

👤 Jangan lupa bahagia ya

👤 Haii, jangan lupa apresiasi diri sendiri ya dannn kaga kesehatan

👤 harus selalu bahagia dan sehat okeyyyy

👥 108 people have voted so far.
📖 Anonymous Board


Di hadap mu ku persembahkan papan pesan rahasia. Sampai pesan yang tak bisa kalian sampaikan secara langsung kepada sang lelaki pemilik paras tampan.


Sesampainya di kost, Jendral langsung membuka pintu kostnya dengan kuat. Tertawa terbahak dengan penuh makna, ada rasa senang sekali yang dia rasakan sekarang.

"HAHAHA, BRO! MISI PERTAMA SUKESS!!" Teriaknya sambil memasuki kamarnya, memeluk Renjana yang sedang merebahkan tubuhnya di kasur, memeluknya dengan sangat erat, membuat Renjana sesak sekaligus pengang karena tertawanya Jendral yang sangat kencang.

"JANN GUA SENENG BANGET, ASLII." Teriak Jendral sambil tertawa, membuat Renjana memukuli punggung Jendral, bisa mati kehabisan napas dia.

"Aku bisa mati gara gara di peluk kamu se erat ini, Jen." Ucap Renjana memukuli punggung Jendral.

Jendral melepaskan dekapannya, menatap Renjana yang sedang menatapnya sengit, merah mukanya. "Hahaha, maaf Jan. Seneng banget gue soalnya, sumpah." Setelah mengatakan itu Jendral kembali terkekeh.

Renjana menghela nafas. "Ya bagus kalau kamu seneng, aku ikut seneng Jen."

"Alah, bohong lo Jan, mana ada orang bilang 'aku ikut seneng' mukanya julid begitu." Renjana sedang berbohong pasti, karena dari mukanya saja sudah terlihat, sangat tidak meyakinkan.

"Aku serius loh, kamu gak percayaan banget sama aku." Jawab Renjana. " Memang muka ku kenapa toh? Biasa aja gini aku." Lanjutnya.

"Terserah Jan, yang penting aku seneng banget, aduh. Pokonya aku seneng, hahaha." Ucap Jendral.

"Udah dapet nomor wa-nya memang koe?" Tanya Renjana menatap Jendral.

"Eitss, anda kepo?" Jawab Jendral sambil terkekeh, menatap Renjana yang menatapnya datar. "Belom Jan kalau itu, tapi aku udah tau namanya. Asuuu, cantik tenan cok namanya, pantas orangnya cantik, namanya aja cantik banget." Ucap Jendral, kembali membayangkan saat tadi dirinya mengajak bidadari itu berkenalan.

"Terus siapa namanya, Ajeng?" Tanya Renjana, dia terkekeh di akhir kalimatnya.

"Bukanlah, kamu ini Jan. Kenapa jadi Ajeng sih?" Ucap Jendral menatap Renjana kesal, ternyata Renjana dan yang lainnya sama saja, suka menyebut nama wanita itu jika ia baru saja berkenalan dengan wanita baru.

Renjana terkekeh mendengarnya. "Lalu, siapa dong namanya?" Tanya-nya di iringi kekehan ringan.

Jendral tersenyum mendengarnya, mengingat kembali ketika bidadari tersebut memperkenalkan dirinya.

"Namanya, Nadhira Syafara."


Percakapan pertama antara Jendral dan sang Bidadari. Persimpangan Jalan.

"Ohh manisnya, dia buatku jatuh cinta, cinta pandang pertama. Ohh cantiknya, dia buatku jatuh cinta walau belum mengenalnya." Lirik lagu Kesan Pertama dari NexGen benar adanya, karena ini yang di rasakan oleh Jendral sekarang. [ https://open.spotify.com/album/2zl79CIMxbfoaYOrb36vfr?si=e7HeYYbrRrSr9DLJ1OahRA&utm_source=copy-link ]

Jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis sang pemilik paras elok nan ayu. Bibirnya yang merah, rambutnya yang hitam legam tergerai nan jua indah.

Bidadari itu; kala pertama kali melihatnya Jendral langsung di buatnya Jatuh Hati.

"Baru tau di dunia ini ada bidadari, cantik. Kayak bunda, tapi dia lebih cantik kayaknya." Celetuknya sambil berlari mencari keberadaan bidadari itu.

Di persimpangan jalan, ia melihat bidadari-nya sedang mengelusi anak anak kucing. "Betulan bidadari ini, jancok" Ucapnya kala melihat si bidadari tersenyum sangat manis ke kucing yang di elusnya. "Kalah start aku cok sama kucing liar."

Buru buru Jendral ke minimarket terdekat, membeli beberapa makanan kucing, sebagai bahan modusnya. Setelah membeli makanan kucing dari minimarket tersebut Jendral kembali ke persimpangan jalan, melihat bidadari itu yang masih asik bermain dengan kucing kucing liar disana.

"Jodoh memang, masih bertahan masa depan ku di sana." Ucapnya sambil terkekeh, mendekati bidadari itu dengan senyuman selebar yang bibirnya bisa.

"Kok bisa ada banyak anak kucing di sini, bahaya kan kalau anak anak kucing di telantarkan di persimpangan jalan gini." Ucap Jendral sambil berjongkok di sebelah bidadari itu, wangi vanilla tercium dari tubuh wanita itu, membuat Jendral mabuk kepalang.

"Gak tau, kayaknya ada yang buang tadi." Jawab si bidadari. Rasanya Jendral mau meleleh saat ini juga, suaranya begitu merdu dan halus, langsung menjadi candu untuknya. Harus lapor Abian dan Renjana nanti setelah sampai di kost. Paling juga nanti dia di ejek lebay atau berlebihan dengan kedua teman sehidup sematinya itu, tapi nyatanya memang benar seperti itu, kayak yang baru jatuh cinta aja Jendral ini!

"Ohh, ada yang buang ya? Harusnya ada yang foto tadi, terus di jadiin bukti karena udah menelantarkan kucing, masih anak anak gini lagi." Ucap Jendral, tangannya sibuk mengelusi bulu bulu halus dari anak kucing.

"Lo bawa makanan kucing?" Tanya si bidadari, Jendral menoleh menatap bidadari itu, dengan jarak yang begitu dekat membuat Jendral terpaku. Cantik sekali ciptaan Tuhan yang satu ini.

"Eh, iya. Ini gue beli tadi." Ucapnya salah tingkah, yakin sudah dirinya jika telinganya berubah warna.

"Boleh gue buka? Kasihan kucingnya, kayaknya lapar." Tanya si bidadari, suaranya begitu lembut ketika meminta makanan kucing tersebut, lagi lagi Jendral kecanduan, ingin rasanya mendengar setiap saat suara yang menenangkan dan lembut itu.

"Boleh lah, buka aja." Jawabnya sambil terkekeh, hatinya penuh bunga. Ada beberapa kalimat umpatan dan pujian juga di dalam hatinya.




"Lah, gimana anjing. Belum apa apa udah bilang hak patennya, kalau udah punya pacar gimana" Ucap Abian menatap Jendral tak habis pikir. "Lebih parah kalau perempuan itu udah punya suami, gelem temanmu Jan." Lanjut Abisan mengadu ke Renjana, yang dari tadi hanya menatap teman temannya heran. Seharusnya Renjana sudah tidak heran lagi, memang begini otak kedua temannya. Kalau sudah melihat wanita cantik, jadi semangat.

"Kamu juga sama aja toh, An." Jawab renjana menatap Abian.

"Loh, kok aku juga Jan? Aku nih anak baik baik." Jawab Abian tak terima.

"Yo sama sajalah kalian ini. Otak otak wanita. Sedikit sedikit, wanita. Masalah pelajaran lewat kalau sudah lihat wanita. Terlebih wanitanya cantik dan berisi." Ucap Renjana sinis.

Abian terkekeh mendengarnya " Yah, Kan wanita itu penyemangat ku Jan, kalau gak ada wanita gak semangat aku." Jawabnya.

Renjana memutar kedua bola matanya malas "Ibaratnya, kalau gak ada wanita kamu mati ya?" Ucapnya menatap Abian malas.

"Iyalah, kalau gak ada wanita aku gak akan lahir lah Jan. Lo juga sama Jan, di lahirin sama Ibu lo. Kan beliau juga wanita." Jawab Abian.

"Ya kalau itu beda kategori. Sudahlah, cepat selesaikan tugas mu, atau ku tinggal pulang." Ancam Renjana sambil mengemasi barang-barangnya.

"Ya pulang lah, Yuk?" Jawab Abian, sambil mengemasi barang-barangnya dan memasuki asal ke dalam tas nya.

Renjana geleng-geleng kepala melihatnya. "Masih bisa di kerjain di kos Jan." Ucap Abian sambil terkekeh, merangkul Renjana membawanya pergi keluar kantin.


Pandangan pertama pada awal berjumpa. Kantin, semester tiga.

Tak terasa, waktu berjalan dengan begitu cepat. Sekarang sudah memasuki semester 3 saja, Jendral yang notabenenya terlalu santai dan malas masih sama saja seperti itu, malas dan santai. Masuk jurusan Teknik Elektronika karena teman teman-nya dan memiliki sedikit ilmu di bidang tersebut. Yang dengan ajaib di terima oleh Universitas Terkenal di kota Jogja, bukan sulap bukan sihir.

"Ini gimana sih, aku wes pusing banget mikirinya" Ucap Jendral frustasi melempar pulpennya ke sembarang arah.

"Yo makanya kalau dosen lagi nerangi koe jangan buka Instagram lihatin cewek cewek semok" Balas Abian menatap Jendral kesal. Renjana geleng-geleng kepala melihatnya

"Gini, Jen ku-" Ucapan Renjana terpotong dengan teriakan Jendral.

"COK COK, ADA BIDADARI DI KAMPUS, ANJING. COK" Teriak jendral heboh sambil menatap tukang minuman, tepatnya pojok kantin. Abian yang mendengarnya pun ikut heboh menatap lorong kantin.

"Mana-mana, gak ada jing" Ucap Abian menatap Jendral heran "Pasti ini orang udah stress gara gara mik-" Lagi, Jendral memotong ucapan temannya.

"Bacot, lihat sana" Ucap Jendral membekap mulut Abian dengan tangannya, mengarahkan kepala Abian ke lorong kantin. "Lihat, lo lihat kan An? Bidadari itu." Ucap Jendral semangat. Matanya berbinar melihat sosok yang di sebutnya 'bidadari'.

"Lepas, bau tangan lo" Ucap Abian sambil melepas paksa bekapan di mulutnya, melihat arah pandang Jendral ke wanita tersebut. Benar kata Jendral, bidadari. "Ayuu tenan, asu." Jendral menoyor kepala Abian.

"Cewek itu, udah jadi hak paten ku. Lihat nantinya, jadi milikku." Buru buru jendral mengemasi barang-barangnya yang berserakan di meja kantin. "Aku disik yo rek, mau menyusul bidadariku." Ucapnya sambil berlari mengikuti 'bidadari' itu keluar kantin.




Jëndralno Son Vandenberg, kalau kata bunda orang yang paling ganteng sedunia. Tapi kalau kata ayah yang paling ganteng sedunia itu ayah, bukan Jëndralno ini, katanya masih kalah ganteng dari ayah. Tapi, benar adanya kalau Jëndralno Son Vandenberg ini ganteng, coba di lihat baik baik parasnya. Tapi hati hati ya, nanti kepincut.

Mahasiswa rajin, rajin nongkrong maksudnya. Tiap hari pasti nongkrong sana sini, kelihatan kayak orang nolep padahal tugasnya udah melebihi gunung Puncak Jaya. Gini motto hidupnya; tugas di kerjain waktu deadline aja, kalau belum deadline ya santai aja, ayok ngopi rek.

Nongki di sana sini dan beberapa kali bolos di jam mata kuliah, beberapa kali dapat kasus juga ikut-ikutan demokrasi. Ikut demokrasi bukan karena sembarang ingin ikut, tapi merasa bahwa wakil rakyat semakin merajalela dan mencoba menjadi sampah negara. Indonesia tanah air ku. Tanah ku sewa, air ku beli.

Menurutnya, seperti itu lah cara menikmati masa muda. Masa muda itu masa masa paling berharga dalam hidup, karena kita hanya bisa merasakannya satu kali dalam hidup.

Seperti kata di atas, nikmati masa muda karena kita nggak akan bisa merasakannya lagi di keesokan hari, boleh aja nakal tapi jangan frontal, karena lo bukan anak Jenderal.


Bertemu & Berpisah, Kemudian Sejarah. 28 Juli 2019.

"Datang akan pergi, lewat kan berlalu, ada kan tiada bertemu, akan berpisah." Lirik lagu Sampai Jumpa milik Endank Soekamti di nyanyikan dengan syahdu. [ https://open.spotify.com/track/0gxRAduMDvZ9BCFVmgolvz?si=xqH5NEiNTaKX6Vzep88Few&utm_source=copy-link ]

28 Juli, 2019. SMK Negeri 6 Surabaya mengadakan perpisahan, setelah melaksanakan Wisuda di sekolah, murid murid SMK Negeri 6 Surabaya merayakan hari kelulusannya. Lepas sudah gelar pelajar mereka.

Melingkari lapangan sekolah dengan saling rangkul, lirik lagu yang terus dinyanyikan dengan syahdu dan air mata yang mulai menetes membasahi pipi.

Hidup memang perihal menyambut dan kehilangan. Dua tahun lalu SMK Negeri 6 Surabaya menyambut kedatangan murid murid baru, tepatnya angkatan ke-27 Teman teman seangkatannya Jendral. Dan kali ini SMK Negeri 6 Surabaya melepaskan anak anak muridnya yang ke-27. Dan akan menyambut murid murid barunya lagi nanti.

Rasanya memang tak ikhlas harus melepas kawan kawan yang kita cintai, tapi mau bagaimana lagi? memang sudah seperti itu jalannya kehidupan. Bertemu, berpisah dan menjadi sejarah.

Selamat menempuh kehidupan yang baru teman-temanku, semoga sukses selalu dirimu. Masa pelajar kita t'lah usai, tapi masa muda kita masih terus berjalan.

Salam ganteng, Jëndralno.




"Oke, nanti gue bantu sebisanya deh, biar nanti di bantu anak ultras juga."

"Oke, makasih banyak ya Jen, lo udah mau berpartisipasi, thanks banyak nih" Jawab Bima, ketua OSIS di sekolahnya.

"Santai, kan buat kita kita juga. Yaudah, gue duluan nih ya." Bima mengangguk mendengarnya.

"Gak kau ajak si Ajeng ini Jen?" Teriak Renaldi dari sofa, Ajeng yang mendengar namanya di sebut langsung menatap Renaldi sengit, bonus cubitan di pinggangnya.

Jendral terkekeh mendengarnya "Jeng, mau bareng gak?"

"Enggak Jen, makasih. Masih harus ngurus yang lain gue"

"Bohong dia Jen, malu malu kucing aja dia " Ucap Renaldi lagi, bonus lagi cubitan di pinggangnya semakin kuat. "Lepas jeng, sakit banget sumpah" ucap Renaldi menatap Ajeng memelas.

"Bacot lo" Ucap ajeng garang.

Jendral terkekeh melihatnya "Yaudah, duluan ya semua."

"Hati hati Jen" ingat Bima, Jendral mengacungkan Jempolnya.

Berjalan di karidor sekolah yang sudah sepi, membuat Jendral kembali bergulat dengan benang benang di kepala. Memikirkan dirinya yang masih belum yakin untuk melanjut pendidikan di bidang teknik.

Hembusan nafas terdengar lagi dari mulutnya. "Renjana ada benarnya, bukan untuk ayah, bunda ataupun mereka berdua, tapi untuk diri gue sendiri."

"Halah, mau masuk kampus di mana aja belum gue pikirin, ini udah mikirin jurusan. Bodohnya, mikirin kampus mana dulu, baru jurusan. Itupun kalau gue keterima."


Akhir Ujian Nasional, 12 Juli, 2019.

"AKHIRNYA, GUE BEBASS" teriak Abian di dalam kelas. 12 Juli, 2019. Hari terakhir Ujian Nasional.

"Belom An, belom bebas. Besok lo masih harus repot lagi buat ngurus kelulusan, ngurus pendaftaran kuliah, belum lagi nanti kalau lo gak keterima" Ucap Renjana sambil terkekeh di akhir kalimat.

"Yah, si anjing. Emang paling gak bisa lo lihat temen sendiri seneng. Gue lagi seneng." Ucap Abian sengit. "Gue udah bebas dari PKL, bebas dari UN, ya seenggaknya untuk sekarang ini lah, besok baru di bikin pusing lagi."

"Emang lo pada udah pada punya plan mau kuliah dimana?" Tanya Jendral

"Ya udah dong, gue sama Jana udah. Gue sama dia mau masuk UGM " Jawab Abian sombong, Renjana terkekeh mendengarnya.

"Lah, ke Jogja dong lo sat?" Jawab Jendral menatap Abian dan Renjana bergantian.

"Iya lah Jen, itu kan Univ impian gue banget, iya gak Jan?" Renjana mengangguk mendengarnya.

"Gue gimana terus?" Tanya Jendral, wajahnya memelas, karena hanya dirinya yang belum punya tujuan hingga sekarang ini.

Renjana terkekeh "Pikirin apa yang lo mau Jen, yang benar benar lo mau, jangan karena ayah, bunda, ataupun gue sama Abian, karena ini buat masa depan lo, bukan buat gue, Abian ataupun bonyok lo."

"Iye Jan, ntar aja. Gue mau ke osis dulu mau rancang perpisahan, gue kan jadi panitia nanti, walaupun bukan OSIS, dah ya bro. Duluan." Ucap Jen meninggalkan kelas.

"Temen lo kalau di bilangin emang begitu, ayolah kantin. Gue udah di tunggu si cantik." Ucap Abian sembari merangkul Renjana, membawanya menuju kantin.

"Hadeh, si cantik yang mana lagi ini."




"Bapak lo kan banyak duitnya, toh masuk sini juga sama aja lo, bayar." Jawab Abian.

"Ya bedalah, masuk SMA biayanya lebih gede, uang bangku mahal, uang gedung mahal, belum uang bulanannya. Ayah sanggup aja masukin gue ke SMA, tapi yang gue pikirin, apa gue bisa belajar dengan benar, percuma ayah bayar mahal mahal tapi gue gak bisa belajar dengan benar."

manggut-manggut Abian mendengarnya "Ya makanya, lo belajar jangan cuma main sama nongki aja tuh sama bocah-bocah. Kan kalau lo rajin belajar dan pintar, lo gak harus masuk sekolah dengan uang." Nyinyir Abian.

"Halah, prestasi kalah sama duit sekarang mah. Manusia sebelah mana sih yang gak menerima uang? lo aja kalau di sogok langsung nyengir" Jawab Jendral tak kalah nyinyir.

Abian terkekeh mendengarnya. Benar, semua memang butuh uang, tapi uang bukan untuk segalanya.

"Yaudah, jadi lo mau masuk apa? hukum? sastra, atau teknik?" Tanya Abian.

"Gak tahu. Ah, anjing. Gak punya pendirian banget jadi manusia." Ucap Jendral frustasi

"Masuk teknik aja lagi, biar bareng gue lagi." Ucap Abian sambil terkekeh.

"Gini, Jen. Gue mau masuk teknik karena gue mikir zaman pasti semakin canggih, sekarang aja udah banyak alat alat yang pakai tenaga listrik kan. Pasti satu atau dua tiga tahun lagi dunia bakal lebih canggih dari sekarang ini Jen, gue mau buat negara gue juga jadi negara maju, gue juga mau buat alat alat canggih versi Made in Indonesia, bukan Made in Negara lain."

Jendral menatap Abian kagum, yang di bilang temannya ada benarnya juga, boleh di acungi jempol perkataan dan jalan pikir temannya kali ini.

Hembusan napas terdengar dari mulu Abian. "Enggak harus teknik Jen, kalau lo sungguh-sungguh sih pasti bisa. Mau lo masuk manapun kalau memang udah niat dan lo mau maju, pasti bisa."

"Mau ke kantin gue, lapar." Tinggal Abian.

Tepukan dua kali di bahu di dapati Jendral, dari Abian sebagai penyemangat.

Lagi, Jendral hanya menatap langit langit kelas.

"Tapi bener kata Abian, zaman pasti nanti udah semakin canggih, jangan sampai negara gue di kuasai alat alat teknologi dari negara lain, bukan negara gue sendiri."

"Oke, gue putuskan gue untuk mengabdi di teknik, demi negara dan masa depan gue juga."


Wejangan Abian. 24 Mei, 2019.

"Woy bengong aja, Hahaha!"

"Jancok panjenengan, kaget aku cok" Jawab Jendral heboh sambil berteriak.

"Ya lagian, bengong aja lo. Gak mau ke kantin?" Jawab temannya sambil terkekeh. Abian namanya, teman Jendral dari masa kanak kanaknya.

"banyak pikiran aku cok." Jawab Jen kembali fokus menatap langit langit kelas.

Abian terkekeh mendengarnya. "Mikirin opo sih? mikirin si Ajeng anak akuntansi?" Tanya Abian, pasalnya banyak yang berkata bahwa perempuan itu menyukai temannya. Si Jendral ini, yang jelas kalah ganteng darinya.

"Halah, apaan. Mikirin masa depan."

"Wow, sejak kapan lo bisa mikirin masa depan lo, Jen?" Mendengar perkataan Jendral, Abian berdecak kagum. Sejak kapan temannya yang super duper santai ini memikirkan masa depan.

"Sejak dulu lah, enggak sih awalnya gue mikir nanti nanti aja, gak tahunya waktu berjalan dengan cepat, kaget gue tiba tiba mau lulus SMK aja." Ucap Jendral, terkekeh mendengar perkataannya sendiri.

"iya, bener lo. Bentar lagi gelar pelajar kita udah selesai, lo mau gimana?" Tanya Abian.

Berdecak, Jendral berdecak mendengar pertanyaan dari temannya. "Ya itu An, gue lagi mikirin itu. Semalam, gue dapat wejangan dari ayah."

"Lo pasti mau kuliah ya?" Tanya Abian, Jendral hanya mengangguk.

"Ambil hukum?" Jendral hanya bisa mengangguk lemah.

"Yaudah, sana masuk hukum." Final Abian.

Jendral menatap temannya tak percaya "Anjing lo, mana bisa gitu cok. Bisa aja, cuma kalau ambil hukum gue sama aja mulai dari awal dong. Gue sekolah masuk teknik masa kulaih ambil hukum?"

"Ya kenapa enggak anjing? bisa aja lo kalau mau masuk hukum, lagian ya anjing, udah tahu minatnya masuk hukum atau sastra, malah masuk teknik, gimana idup lo" Jawab Abian tak kalah sewot.

"Kalau gue mau masuk sastra atau hukum, gue harus masuk SMA, sedangkan lo tahu sendiri, di sini masuk SMA sulit, duitnya gede." Jawab Jendral.

20 last posts shown.

2

subscribers
Channel statistics