Expert Swordsman.


Channel's geo and language: not specified, not specified
Category: not specified


✧̶ ۠ ׅ𝐈𝐕 𝐨𝐟 𝐕𝐈𝐈𝐈 ⊹ ───── Therefore, on every morrow, are we wreathing a flowery band to bind us to the earth. Spite of despondence, of the inhuman dearth. Of noble natures, of the gloomy days.
☎️ ◗ @DoreMiwa
💾 ◗ @NoddleMiwa

Related channels

Channel's geo and language
not specified, not specified
Category
not specified
Statistics
Posts filter




ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Team Battle: Tokyo vs. Kyoto! ✦ Tokyo and Kyoto Jujutsu High Schools hold Goodwill Events every year as a competition between the two schools. It is held at the start of the school year during the spring before the busy season for jujutsu sorcerers in the summer.

The Goodwill program lasts two days with each Principal of the respective school selecting the event for the day. However, in recent years, the two Principals agreed on the same pattern; team battles on the first day and individual battles on the second. This tradition was broken by Satoru Gojo in 2018, so the competition ended with a two-team competition.

These events are considered jujutsu battles where the only rule is not to kill each other. All jujutsu permitted in combat including the use of cursed tools.

Usually, second and third years participate but first years can be allowed with their senpai's permission. Even though the Jujutsu High School curriculum consists of four years, students can only participate until the third year.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ


ㅤㅤㅤㅤㅤ
Kyoto and Tokyo Goodwill Events Arc.





ㅤ"Acara pertarungan persahabatan Tokyo-Kyoto akan diadakan selama dua hari. Hari pertama adalah pertarungan kelompok. Lomba pembasmian Roh Terkutuk!"

ㅤDalam beberapa jam sebelumnya dalam sekian perkenalan dari murid dan atasan para masing-masing sekolah Tokyo dan Kyoto, kini saatnya Yaga dari pihak atasan Tokyo membuka pembicaraan untuk mengenai pembahasan lomba pertarungan persahabatan antar kedua sekolah yang akan diadakan dalam beberapa jam kemudian nanti.

ㅤ"Peraturannya sederhana. Tim pertama-tama yang membasmi Roh Terkutuk Tingkat Kedua yang dilepaskan diwilayah yang sudah ditentukan, akan menang. Beberapa Roh Terkutuk Tingkat Ketiga dan bawahnya akan dilepaskan diwilayah yang sudah ditentukan juga. Bila pemenangnya belum ada sampai matahari terbenam, tim yang paling banyak membasmi akan menang."

ㅤ"Tidak ada aturan lagi selain itu. Tentu saja, kalian bebas saling jegal. Tapi ingat, kalian berada dipihak yang sama dalam pertarungan melawan Roh Terkutuk. Acara persahabatan ini akan membuat kalian lebih memahami potensi diri dan rekan kalian melalui kompetisi. Pastikan jangan sampai membunuh atau memberikan luka fatal pada tim lawan yang pastinya tidak bisa disembuhkan."

ㅤYaga-sensei yang selesai sama ucapan dari penjelasan pada lomba yang akan diadakan nanti, usai sudah sembari kedua tangannya yang menekuk sebagian badan Gojo yang megakibatkan terus-menerus Gojo menepuk bahu belakang Yaga-sensei berulang kali dan menahan dari irisan sakitnya akibat tekukan yang kuat dan geram dari Yaga-sensei.

ㅤUtahime-sensei yang berada disamping Yaga-sensei pula hanya menutup mulutnya sembari menahan tawa karena apa yang dialami Gojo.

ㅤ"Itu saja. Kalian dibubarkan sampai acaranya dimulai saat tengah hari!"




ㅤㅤㅤㅤㅤ
Semi-grade a Teacher at Kyoto, Iori Utahime.



ㅤㅤㅤㅤㅤ
3rd Year Students at Kyoto Prefectural, Noritoshi.



ㅤㅤㅤㅤㅤ
2nd Year Students at Kyoto Prefectural, Kokichi.



ㅤㅤㅤㅤㅤ
3rd Year Students at Kyoto Prefectural, Nishimiya.



ㅤㅤㅤㅤㅤ
3rd Year Students at Kyoto Prefectural, Aoi Todo.



ㅤㅤㅤㅤㅤ
2nd Year Students at Kyoto Prefectural, Mai Zenin.





ㅤBeberapa dari murid Tokyo menjawab apa yang dipertanyakan oleh Utahime-sensei pada mereka, sembari menatap datar khas mereka masing-masing dengan menatap lurus dihadapannya.

ㅤUsai mereka menjawab, dari arah belakang mereka terdengar suara gerobak yang terdorong dengan cepat menghampiri tempat kami. Menatap siapa yang datang kesini, sembari ia dorongkan apa yang ia bawa dan mengucapkan sapaan pada kami. "Maaf lama!"

"Gojo Satoru!"

ㅤ"Tch, Gojo Satoru."

ㅤAku membatin dengan senang dan mata berbinar siapa yang datang dengan barang bawaan entah apa yang Gojo itu bawa, sembari mengucapkan namanya dengan mulut terbuka. Sedangkan Utahime-sensei yang melihatnya hanya berdecih sembari menyebutkan namanya pula dengan bergumam, menatap Gojo seakan-akan ia tidak suka.

ㅤ"Hei, Hei. Kalian semua sudah berkumpul ya! Aku habis ada urusan di luar negeri sih. Jadi, sekarang aku berencana memberi kalian oleh-oleh!" seru Gojo, melambaikan satu tangannya pada murid Kyoto dengan terkesan akrab pada kami.

ㅤ"Tiba-tiba banget deh."

ㅤ"Paling bangun kesiangan, 'kan?"

ㅤRespon sebagian dari murid Tokyo pada Gojo usai ia menyelesaikan ucapannya yang dilontarkan. Tidak peduli akan respon murid ia sendiri, Gojo lantas mendekat pada murid Kyoto dengan membawa oleh-oleh berwarna pink, dibagian satu-satu pada kami dengan semuanya terbagi sembari mengucapkan sesuatu pada kami.

ㅤ"Nih. Buat teman-teman dari Kyoto kuberi jimat pelindung suatu suku."

ㅤTatapan para murid Kyoto hanya terus memperhatikan oleh-oleh yang dikasih oleh salah satu guru asal Tokyo dengan pasrah dan datar menerimanya. Terkecuali pada diriku, dengan senang dengan mata yang masih berbinar dan menerimanya dengan senang hati, menatap oleh-oleh yang diberi Gojo

ㅤ"Buat Utahime nggak ada ya!"

ㅤUtahime-sensei yang mendengar ucapan Gojo, lantas berseru padanya dengan mengelak ucapan darinya.

ㅤ"Nggak butuh tahu!"

ㅤMenghampiri semacam gerobak yang ia bawa sebelumnya, dan mengambilnya sembari mengucapkan sesuatu pada murid Tokyo.

ㅤ"Lalu, ini buat teman-teman di Tokyo!" seru Gojo, menunjukkan suatu isi pada gerobak yang ia genggam dengan senyum lebarnya pada mereka.

ㅤ"Orang dewasa yang kelewat semangat itu bikin jijik, ya."

ㅤLalu, bagian atas pada pembuka gerobak tersebut mulai terbuka, menampilkan seorang lekaki dengan pakaian yang sama persis dalam seragam Tokyo yang mereka kenakan, memberi sapaan semangat dengan sedikit lawakan dan menggerakkan tangan dan kakinya dengan semangat.

ㅤ"Hai! O-P-P!"

ㅤ"Ini teman kalian yang sudah meninggal, Itadori Yuuji!" ujar Gojo, menunjuk lekaki yang bernama Yuuji dengan semangat pula menyambut kedatangannya.

ㅤSebagian dari murid Tokyo, nampak begitu terkejut melihat kehadiran lelaki yang setara dengan mereka.

ㅤㅤLama Yuuji itu terdiam diri untuk menanti ucapan mereka untuk menyambut kedatangan yang ia harapkan sebelum kejutan itu dipersiapkan, namun mereka nampak terdiam pula.

ㅤ"HEEEEI! Mereka, nggak kelihatan senang!" seru Yuuji, menatap mereka dengan hebohnya. Sedangkan yang ditatap hanya menatap kosong kearahnya, dengan menampilkan tidak ada sama sekali ekspresi yang Yuuji harapkan.

ㅤ"Baiklah, teman-teman dari Kyoto. Dialah wadah Sukuna, Itadori Yuuji!"

ㅤGojo kemudian menggerakkan gerobak yang ia pegang kehadapan para murid Kyoto sembari memperkenalkan lelaki dengan tampang sedikit raut wajah lesuh.

ㅤ"Mereka terlalu fokus sama oleh-olehnya!" seru kembali Yuuji, dengan memperhatikan kami yang terus-menerus memperhatikan oleh-oleh yang sebelumnya telah dikasih oleh Gojo, guru mereka.

ㅤ"Wadah Sukuna?! Apa maksudnya ini?"

ㅤTuan Gakuganji datang dari arah depan tangga bersama Tuan Yaga disampingnya, menatap lekat dan bertanya-tanya perihal Itadori Yuuji yang ada didepan Gojo.

ㅤGojo yang saat itu menatap kearah depannya, saat ia mendengar suara Tuan lantas ia menoleh kearah belakang, menyambut Tuan Gakuganji dengan melambaikan satu tangannya kearah Tuan.

ㅤ"Kepsek Gakuganji!"


ㅤPertemuan antara regu dari masing-masing perkumpulan murid Kyoto dan Tokyo, akan bertemu di satu tempat hari ini. Berjalan menaiki tangga, ternyata para regu Tokyo sudah berkumpul disana, dengan berdiri menghadap kami dan memperhatikan langkah yang kami ambil.

ㅤ"Wah, teman-teman dari Tokyo sudah berkumpul."

ㅤKak Mai yang berada dipaling depan barisan Kyoto, berkata sembari menyambut kembali perkumpulan anggota Tokyo yang tengah memperhatikan kami, dengan memegangi rambutnya sesekali mengusapnya.

ㅤ"Kalian jauh-jauh kesini buat menjemput kami, ya? Menjijikan," sambungnya, nampak begitu tidak suka pada mereka. Terutama ada pada satu-satunya kakak kandung Kak Mai sendiri

ㅤKak Todo yang tengah memperhatikan setiap anggota Tokyo dengan memegangi belakang kepalanya, kini bergumam pada dirinya. "Nggak ada Okkotsu nih?"

ㅤ"Berisik! Cepat serahkan kotak kuenya, sialan. Dan juga yatsuhashi, mie kudzu, sama kue gandumnya!"

ㅤSalah satu dari mereka berseru menyebut beberapa makanan yang berasal dari daerah kami, memajukan salah satu tangannya yang menginginkan makanan yang ia sebut untuk diberikan padanya.

ㅤ"Salmon."

ㅤ"Kalian lapar ya?" tanya Kak Todo pada mereka dari asal Tokyo yang mengucapkan jenis-jenis makanan nya yang mereka inginkan dari kami.

ㅤ"Siapa anak kelas satu itu? Seram ..." Nishimiya yang mendengar perkataan mereka dan melihatnya, hanya bergumam pada dirinya dengan memegangi sebuah sapu sebagai hak miliknya.

ㅤ"Aku tak keberatan jika Okkotsu tidak ikut, tapi memakai dua anak kelas satu itu terlalu mudah bagi kami, 'kan?" ujar Mechamaru, yang bergilir mengucapkan sesuatu darinya.

ㅤ"Robot! Ada robot!"

ㅤKarena memang dari penampilan Mechamaru dan suaranya yang khas akan seperti robotnya, maklum jika dari pihak Tokyo terkejut melihat bagaimana robot sekarang dapat diterkendalikan, dengan zamannya yang sekarang telah lebih modern.

ㅤ"Bagi penyihir Jujutsu, umur itu hanyalah angka. Apalagi Fushiguro, dia berasal dari garis keturunan Zenin, tapi dia lebih berbakat dari kepala keluarganya."

ㅤKamo yang sedikit menjelaskan perihal salah satu dari murid Tokyo tersebut, dan murid yang Kamo bicarakan nampak terdiam disamping keturunan Zenin pula yang dapat dikatakan adalah Kakak dari Kak Mai, saat Kamo membicarakan tentangnya.

ㅤ"Tch."

ㅤKak Mai yang mendengar dari ucapan terakhir Kamo, ia hanya berdecih sedikit meremehkan akan keturunan Zenin dari kakak nya, padahal ia termasuk dari salah satunya.

ㅤ"Ada apa?" tanya Kamo, melirik Kak Mai yang berdecih padanya dan memperhatikannya dengan tajam yang biasa ia tunjukkan pada orang lain.

ㅤ"Tidak ada."

ㅤAku lantas mendekati mereka berdua disampingnya dengan satu tangan yang menandakan berusaha untuk menenangkan mereka.

ㅤ"Sudah, Sudah. Kalian berdua, tenanglah!"

ㅤDengan perasaan tidak enak pada yang lain, tapi menenangkan mereka didepan para anggota murid-murid Tokyo akan bisa disambut baik oleh mereka dan bersikap selayaknya murid sama seperti mereka.

ㅤSetelah berdiam beberapa menit diantara murid Tokyo dan Kyoto, tidak ada satu orang pun yang mengeluarkan suara selepas itu. Namun dari arah menuju tangga terdengar tepukkan tangan dari seseorang yang datang menghampiri kami.

ㅤ"Baiklah. Sesama murid nggak boleh bertengkar. Ya ampun, anak-anak ini."

ㅤUtahime-sensei, ia telah datang dengan pakaiannya yang selalu terlihat terkesan sopan dihadapan orang lain bahkan muridnya sendiri, dengan sikap kedua tangannya yang selalu terlipat pada telapak tangannya didepan tubuhnya.

ㅤ"Jadi, dimana si bodoh itu?" lanjut Utahime-sensei dengan bertanya apa yang dimaksud oleh ia, si bodoh yang dimaksud adalah Gojo Satoru.

ㅤAlasan Utahime-sensei menyebut Gojo dengan sebutan si bodoh, karena dari pandangan Utahime-sensei sendiri sikap yang ditunjukkan Gojo pada dirinya memang terkesan menyebalkan bagi Utahime-sensei.

ㅤ"Satoru terlambat."

ㅤ"Mustahil si bodoh itu tiba tepat waktu."

ㅤ"Tak ada orang yang menyebut Pak Gojo itu bodoh, lho."


ㅤㅤㅤㅤㅤ
Kyoto Prefectural Jujutsu High School.



ㅤㅤㅤㅤㅤ
Tokyo Prefectural Jujutsu High School.





ㅤ A little restlessness and favors: /幼魚と逆罰/


ㅤDemi bisa berfoto berdua dengan Gojo Satoru, pada akhirnya aku menemukannya saat ia berada didekat jembatan sekitaran area yang tidak jauh dari tempat ruangan tuan Gakuganji. Tidak disangka jika menemui Gojo akan mudah.

ㅤDengan perasaan yang bersorak-sorai untuk meminta ia berfoto berdua disekitar jembatan dan memposisikan badan kami untuk bisa dipotret dengan hasil yang bagus.

ㅤDengan tertawa kecil yang ku keluarkan saat foto itu telah tersimpan digaleri ponsel milikku, memperlihat kan foto kami terpampang dengan jelas diponsel saat ini.

ㅤ"Terimakasih banyak!"

ㅤUcapan terimakasih lalu membungkuk dengan kedua tangan dilipat dengan sopan padanya, guna telah mengizinkan aku memotret dirinya dan rasa syukur pada kami berdua.

ㅤ"Sama-sama."

ㅤIa lalu pergi seraya melambaikan salah satu tangannya, dan menaruh kembali tangan tersebut ke saku miliknya. Saat Gojo telah pergi, lantas juga aku berlari meninggalkan tempat itu, untuk pergi ke ruangan tuan Gakuganji. Selayaknya sekretaris.

ㅤSaat sampai disana, aku mengeluarkan ponsel ku dan mengarahkannya keatas, memutar badan dengan perasaan yang masih bersorak-sorai karena dapat menyimpan fotonya, bersamaku. Menampilkan senyum khas kami masing-masing ditampilan gambar.

ㅤ"Aku dapat fotonya!"

ㅤTerus-menerus aku memutar ke segala arah di lorong dengan terus memandangi foto kami yang baru saja tersimpan, hingga sampai didepan pintu ruangan tempat tuan berada. Berdiri menghadap pintu seraya menyimpan ponselku ke saku, dan seolah bersikap santai dan sopan seperti biasanya.

ㅤSaat memasuki ruangan, langsung aku berdiri dimana sebelumnya tempat aku saat itu berada dan melipat kedua tangan dibelakang badan. Waktu yang hampir lama kami berdiam diri, bersama tuan Gakuganji.

ㅤTuan yang sedari tadi menatap lurus pandangannya kedepan, seraya menanti apa yang ia inginkan sesuatu. Lalu menoleh kearahku dan bertanya suatu hal.

ㅤ"Tehku mana?"

ㅤAku hanya diam beberapa detik, saat terpikirkan beberapa jam lalu saat Tuan Gakuganji meminta padaku untuk mengambil minuman teh yang akan ia minum, aku mengingat hal itu.

ㅤ"Ah!"

ㅤHingga aku melupakan teh yang tuan pinta. Mungkin karena aku terus saja bergumam dalam pikiranku untuk dapat berfoto bersama Gojo, hingga aku melupakan permintaan sang tuan.

ㅤSaat itupun juga, aku menegakkan badanku sontak, hingga jelas raut wajah terkejutku dihadapan tuan. Aku benar-benar melupakannya. Bodoh.

20 last posts shown.

1 022

subscribers
Channel statistics