DEWI SENJA
Tak cukup seribu kata tuk uraikan segala bijakmu, tak cukup dengan larik gurisan jemari tinta, tuk lukiskan segala wangi yang selalu mengilhami, kristal kristal hati yang selalu memijarkan cahaya kasih, kepada jiwa yang terdera resah melanda
Kau hadir di antara jingga merona, pada sehampar tatar lembayung senja di antara mega, seulas senyumu pendarkan lembut surya, menghantarkan sang mentari kembali pada peraduanya, tenggelam di tepian senja dengan senyum penuh makna
Pada altar sunyi bertindih sepi menugu, di ambang pintu gulita bersua tanpa rasa, kau hadir laksana rembulan dengan lembut cahaya, nyalakan lentera pada dinding dinding hati di nyeri sunyi, kau hadirkan kehangatan di antara lembut jemarimu,
tuk sematkan cinta yang lama tergigil bisu
Kau sang dewi senja, sematkan mimpi pada malam merengkuh sepi, hingga enggan mata membuka, lelap dalam madah sunyi tak bertepi, pun fajar hadir suguhkan pagi, kumasih ingin terus bermimpi, hingga tiba senja nanti kau hadir nyata di pelupuk mata
@Catatansenjaa
Tak cukup seribu kata tuk uraikan segala bijakmu, tak cukup dengan larik gurisan jemari tinta, tuk lukiskan segala wangi yang selalu mengilhami, kristal kristal hati yang selalu memijarkan cahaya kasih, kepada jiwa yang terdera resah melanda
Kau hadir di antara jingga merona, pada sehampar tatar lembayung senja di antara mega, seulas senyumu pendarkan lembut surya, menghantarkan sang mentari kembali pada peraduanya, tenggelam di tepian senja dengan senyum penuh makna
Pada altar sunyi bertindih sepi menugu, di ambang pintu gulita bersua tanpa rasa, kau hadir laksana rembulan dengan lembut cahaya, nyalakan lentera pada dinding dinding hati di nyeri sunyi, kau hadirkan kehangatan di antara lembut jemarimu,
tuk sematkan cinta yang lama tergigil bisu
Kau sang dewi senja, sematkan mimpi pada malam merengkuh sepi, hingga enggan mata membuka, lelap dalam madah sunyi tak bertepi, pun fajar hadir suguhkan pagi, kumasih ingin terus bermimpi, hingga tiba senja nanti kau hadir nyata di pelupuk mata
@Catatansenjaa