Репост из: Fawaid Hazimiyah
C. Menghadirkan figur yang patut diteladani.
D. Menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter terpuji.
Mengatasi buli
1. Membangun komunikasi dengan santri secara baik. Dekat dengan santri.
2. Melatih santri menghindari stres dengan aktifitas positif. Seperti aktifitas luar ruang, olah raga dan sebagainya.
3. Mengawasi penggunaan handphone.
4. Melatih kedisiplinan yang tegas tanpa kekerasan.
Menangani kasus buli
Bersikap sabar. Menangani dan mengatasi buli tak bisa instan. Sekejap bisa selesai.
Bila terjadi buli hendaklah ditangani dengan berusaha mempelajari masalah. Tidak melakukan vonis sebelum masalah dipelajari secara cermat dan profesional.
Bila terjadi buli, ingat bisa jadi peristiwa buli itu tidak serta merta spontan terjadi. Bisa jadi telah ada alur di belakang kehidupan seseorang sehingga ia membuli. Ada rekam jejak sehingga merasakan "kepuasan" berbuat buli.
Menangani peristiwa pembulian tidak bisa sambil lalu. Perlu penanganan secara seksama, serius meski tak harus tegang dan marah-marah.
Penanganan kasus buli, bahkan bisa melibatkan relasi yang lebih luas, seperti orang tua dan lainnya.
Tidak lupa sertakan doa untuk kita semua, terkhusus mereka yang tengah terkepung dalam masalah. Hati manusia ada di antara dua jari jemari Ar-Rahman. Maka, memohonlah agar dikokohkan di atas ketaatan kepada-Nya.
والحمد لله رب العالمين
(*) Oleh: Ayip Syafruddin, SPsi
[Materi Diklat Mudarrisin Salafiyin se Solo Raya ke 8 di Masjid Al- Karim Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah]
[Waktu: Jum'at, 30 Rabi'ul Awal 1446 H / 4 Oktober 2024 M]
•┈┈•┈•⊰▫️⊱•┈•┈┈•
🔵 Telegram:
t.me/fawaid_hazimiyah
🟢 Saluran WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VanZbfc9MF8vtL28TD1g
D. Menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter terpuji.
Mengatasi buli
1. Membangun komunikasi dengan santri secara baik. Dekat dengan santri.
2. Melatih santri menghindari stres dengan aktifitas positif. Seperti aktifitas luar ruang, olah raga dan sebagainya.
3. Mengawasi penggunaan handphone.
4. Melatih kedisiplinan yang tegas tanpa kekerasan.
Menangani kasus buli
Bersikap sabar. Menangani dan mengatasi buli tak bisa instan. Sekejap bisa selesai.
Bila terjadi buli hendaklah ditangani dengan berusaha mempelajari masalah. Tidak melakukan vonis sebelum masalah dipelajari secara cermat dan profesional.
Bila terjadi buli, ingat bisa jadi peristiwa buli itu tidak serta merta spontan terjadi. Bisa jadi telah ada alur di belakang kehidupan seseorang sehingga ia membuli. Ada rekam jejak sehingga merasakan "kepuasan" berbuat buli.
Menangani peristiwa pembulian tidak bisa sambil lalu. Perlu penanganan secara seksama, serius meski tak harus tegang dan marah-marah.
Penanganan kasus buli, bahkan bisa melibatkan relasi yang lebih luas, seperti orang tua dan lainnya.
Tidak lupa sertakan doa untuk kita semua, terkhusus mereka yang tengah terkepung dalam masalah. Hati manusia ada di antara dua jari jemari Ar-Rahman. Maka, memohonlah agar dikokohkan di atas ketaatan kepada-Nya.
والحمد لله رب العالمين
(*) Oleh: Ayip Syafruddin, SPsi
[Materi Diklat Mudarrisin Salafiyin se Solo Raya ke 8 di Masjid Al- Karim Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah]
[Waktu: Jum'at, 30 Rabi'ul Awal 1446 H / 4 Oktober 2024 M]
•┈┈•┈•⊰▫️⊱•┈•┈┈•
🔵 Telegram:
t.me/fawaid_hazimiyah
🟢 Saluran WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VanZbfc9MF8vtL28TD1g