𝐇𝐈𝐃𝐔𝐏 𝐒𝐄𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐔𝐉𝐀𝐇𝐈𝐃
Terkadang aku terkenangkan nasib mereka di sana,
Berjuang habis-habisan kerna cintanya mereka terhadap agama suci ini,
Apa khabar wahai insan yang bergelar mujahidin?
Bagaimanakah keadaan kalian?
Sangat ketara jika dibandingkan Iman kita dengan keteguhan Iman mereka ahli Syurga,
Pendirian mereka terhadap agama Allah tidak berbelah bahagi,
Keberanian mereka dalam pertahankan setiap tinggalan sejarah Islamiah,
Agar tidak tumpas ke tangan yang salah.
Letupan dan tembakan ibarat bunyi radio yang nyaring,
Kehilangan orang tersayang langsung tidak melemahkan Iman mereka walau sedikit cuma,
Aliran dan percikan darah tidak langsung ditakuti mereka,
Luka di badan langsung tidak diendahkan.
Saban hari saban tahun mereka dihujani butir-butir peluru,
Memakan hampir ribuan nyawa umat manusia,
Menghancurkan setiap penjuru tanah Mujahidin Palestin,
Hanya sekadar memuaskan kehendak nafsu sang laknatullah.
Sifat musuh yang tak pernah puas,
Walau jasadnya manusia tapi hatinya kering,
Peri kemanusiaan tak pernah wujud dalam kamus hidup mereka,
Membunuh jiwa yang tidak bersalah tanpa sedikitpun perasaan kasih.
Namun,
Tanpa rasa gerun tetap mendirikan kewajipan walau musuh dibelakang,
Tanpa rasa gerun mereka tetap menentang lawan,
Walau batu sebagai senjata tidak membuktikan mereka lemah,
Kerana keyakinan mereka akan bantuanNya melalui kiriman senjata mukmin dari pelusuk dunia.
Bangunlah wahai jiwa yang sedang tidur!
Sedarkah engkau akan nasib saudaramu di sana?
Bagaimana engkau bisa tidur nyenyak sedangkan mereka bertarung nyawa sepanjang hayat mereka?
Bagaimana engkau bisa makan dengan senang sedangkan perut mereka hanya dipenuhi cebisan kotak?
Masihkah engkau leka sedangkan kiblat pertama Islam ingin dihancurkan?
Sesungguhnya kisah ini tak pernah diketahui akan pengakhirannya,
Rahsia yang hanya diketahui sang Ilahi,
Penuh dengan hikmah disebalik cerita ini,
Menjadi tauladan umat Muhammad.
Saat gugurnya mereka di dunia para bidadari sudah menanti kehadiran mereka,
Tersenyum manis dek indahnya kehidupan mereka di sana,
Tenang dengan harumnya wangian Syurga.
Perginya mereka bukan mati yang sis-sia,
Kerna niat di hati adalah matlamat utama,
Menjadi barisan hadapan pertahanan umat Islam,
Dalam mempertahankan tanah suci tinggalan para Anbiya'.
Berehatlah wahai Mujahidin.
Sesungguhnya dikau di dunia sudah berpenat pertahankan agamamu,
Bergembiralah dikau dengan kehidupan abadi,
Yang penuh dengan kasih dan sayang Ilahi.
—𝓝𝓾𝓴𝓲𝓵𝓪𝓷 𝔀𝓪𝓷𝓼𝔂𝔂𝓭𝓱
@diariesoul