Pada lantunan syair merdu, kutitipkan rasa yang mengatasnamakan dirinya sebagai rindu, yang mendekapku dengan erat seakan hanyalah aku insan yang ia tuju.
Menghapusnya bukanlah satu hal yang mudah, semakin ku berusaha semakin gencar pula ia membuatku hilang arah. Sial, sepertinya aku sudah kalah, lebih tepatnya memang sedari awal aku sudah terkapar lemah dalam bui si parewa yang lihai mengoyak basirah.
—aksarasemesta, ditujukan untuk nona rindu yang datang di setiap waktu.
Menghapusnya bukanlah satu hal yang mudah, semakin ku berusaha semakin gencar pula ia membuatku hilang arah. Sial, sepertinya aku sudah kalah, lebih tepatnya memang sedari awal aku sudah terkapar lemah dalam bui si parewa yang lihai mengoyak basirah.
—aksarasemesta, ditujukan untuk nona rindu yang datang di setiap waktu.