SANG PENIKMAT HUJAN
Masihkah ada di ruang legar
Tentang manisnya ceritera silam
Aku, kau dan kita
Yang suatu dulu
pernah setia menjadi sang penikmat hujan
Selalu ternanti nanti
Akan tenggelamnya lopak jalanan
Oleh rintik rintik gerimis
Yang turun dari awanan kelabu
Kalau dulu
Saatnya hujan itu
Adalah yang paling ditunggu
Seolah segala luka bisa terobati
Dan pulih seperti sedia
Namun kini
Di jeda rintikan itu
Kita hanya ada
Bersama air mata
Yang tak bisa merawat
Sekeping hati yang lara
Sudah... tidak usah disorok lagi
Air mata di balik hujan
Karena ia tiada berharga
Pada apa yang kita tangiskan
Menarilah sepuas alam
Karena hujan deras itupun
Sedang ternanti
Untuk berpasangan denganmu
Seperti dulu dulu.
@lembaranpuisi
Masihkah ada di ruang legar
Tentang manisnya ceritera silam
Aku, kau dan kita
Yang suatu dulu
pernah setia menjadi sang penikmat hujan
Selalu ternanti nanti
Akan tenggelamnya lopak jalanan
Oleh rintik rintik gerimis
Yang turun dari awanan kelabu
Kalau dulu
Saatnya hujan itu
Adalah yang paling ditunggu
Seolah segala luka bisa terobati
Dan pulih seperti sedia
Namun kini
Di jeda rintikan itu
Kita hanya ada
Bersama air mata
Yang tak bisa merawat
Sekeping hati yang lara
Sudah... tidak usah disorok lagi
Air mata di balik hujan
Karena ia tiada berharga
Pada apa yang kita tangiskan
Menarilah sepuas alam
Karena hujan deras itupun
Sedang ternanti
Untuk berpasangan denganmu
Seperti dulu dulu.
@lembaranpuisi