𝐆ALAXION 8.1 𝐅𝐌


Kanal geosi va tili: ko‘rsatilmagan, ko‘rsatilmagan
Toifa: ko‘rsatilmagan


Wassup Xioners and Galatians! Welcome back again with us, who will accompany you today!
• FOR ANYTHING : @GALAXIONBOT
• PART OF : @GALATIASCHOOL
Don't forget to subscribe our channel, so you'll get the latest broadcast from us 🤍

Связанные каналы

Kanal geosi va tili
ko‘rsatilmagan, ko‘rsatilmagan
Toifa
ko‘rsatilmagan
Statistika
Postlar filtri




╭───────────────♡.°୭̥
╰─➤ TOP 10 DRAKOR DENGAN RATING
TERTINGGI DI TAHUN 2021

╭┈ ↷ SAVE THE DATE!
│ ✐; March 31
│ ✐; 3.30 PM
│ ✐; GALAXION 8.1 FM
╰───────────────── #GÁLAXIŌN






/ lihat ais ; menutup naskah script ; senyum /

Nah seperti Aisha saya juga pamit undur diri salam 6 agama , jaga diri baik" tetap waspada corona and semangat menghadapi hidup, see you guys!

/senyum; matikan mic; lepas headphone; naikkan volume/


/menengok Elie selesai membaca ; tutup naskah script ; melepas headphone /

Oke, segitu dulu dari kita, kita pamit undur diri , wassalamualikum, salam 6 agama , see you lain hari guys!

/ lambaikan tangan /


5. Jangan memaksa untuk mengubah perilaku orang tua

Meski apa yang mereka lakukan memang salah, jangan memaksa orang tuamu untuk berubah menjadi sosok yang ideal ya, apalagi dalam waktu yang singkat. Hal ini hanya akan memancing keributan yang bisa membuatmu sangat frustrasi. Lebih baik fokuslah untuk mengontrol diri saat merespons pembicaraan orang tua agar tidak menyinggung perasaan mereka.

Terlepas dari perlaku toksik mereka, sudah seharusnya kamu sebagai anak senantiasa menyayangi dan mengasihi orang tuamu. Kontrol emosi, bicara dengan lembut, serta tetaplah bersikap baik dan sopan kepada kedua orang tuamu, ya.


4. sempatkan waktu untuk me time

sesekali luangkanlah waktu menyendiri untuk mengisi ulang energi fisik dan mental kamu. kamu bisa melakukan me time dengan berbagai cara, misalnya dengan staycation di hotel, pergi ke pantai, mendaki gunung, atau sekadar menyendiri di taman dan menikmati suasana yang tenang.

selain itu, me time juga membuat pikiranmu lebih rileks, sehingga kamu akan lebih sabar dalam menghadapi toxic parents. me time juga merupakan cara untuk mencintai dirimu sendiri. hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan dirimu yang mungkin terluka karena toxic parents.


3. Carilah kesibukan di luar rumah

Nah untuk ini carilah atau cobalah untuk mencari kesibukan agar pikiranmu terbebas dari omongan orang tua yang toksik dan membuatmu merasa rendah diri. Kamu bisa menekuni hobi atau mempelajari hal yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya. Buatlah orang tuamu bangga, sehingga mereka bisa mendukung apa yang kamu lakukan.


2. alihkan pembicaraan ke arah yang positif

ketika orang tua sedang mengutarakan kemauannya yang bukan kehendakmu atau mengkritikmu tanpa memberi dukungan, sebisa mungkin kamu jangan terbawa emosi dan berdebat dengan mereka, ya. alih-alih menyelesaikan masalah, berdebat justru hanya akan memperburuk hubunganmu dengan mereka.

lebih baik alihkan pembicaraan ke arah yang positif agar mereka lupa dengan pembahasan yang tidak mengenakkan tersebut. misalnya, kamu bisa membahas pencapaianmu atau mungkin menanyakan hal menyenangkan apa saja yang orang tuamu alami di hari itu.


1. Menetapkan batasan antara diri sendiri dan orang tua

Menetapkan batasan dengan toxic parents memang terlihat cukup sulit, terlebih jika kamu masih tinggal dalam satu rumah. Untuk menetapkan batasan ini kamu harus bersikap asertif, yaitu tegas dan percaya diri dalam berkomunikasi tanpa memancing respons negatif dari lawan bicara.

Komunikasikan dengan orang tuamu apa saja hal yang membuat kamu merasa tidak nyaman dan bahagia. Sesekali kamu bisa mengatakan “tidak” jika memang yang mereka katakan tidak sesuai dengan keinginanmu. Namun, pastikan kamu memberi alasan yang jelas agar mereka tidak memaksamu lagi.


/menengok Aisha ; senyum /

Nah kita bakal kasih tau cara menghadapin atau mengurangi gejala toxic parents

/senyum ; membaca script /


8. Memiliki relasi yang tidak sehat

menurut Wita, anak-anak dari orang tua toksik juga berisiko memiliki hubungan asmara yang tidak sehat lantaran terbiasa dengan hubungan yang tak sehat di rumah.


9. Bagai lingkaran setan

hal yang paling sering terjadi, anak-anak dari keluarga toksik akan menjadi orang tua yang toksik juga saat mereka memiliki anak. ini bak lingkaran setan yang tak pernah berhenti.


6. sering menyalahkan diri sendiri

anak-anak dari orang tua toksik sudah sering “dikambing hitamkan”. oleh karenanya, bila ada sesuatu yang gagal, maka mereka akan tak segan menyalahkan diri mereka sendiri.


7. Tidak mudah percaya

lantaran tumbuh di lingkungan yang tidak bisa memberikan perasaan aman dan nyaman, anak-anak dari orang tua toksik akan tidak mudah percaya dan mudah merasa cemas. ini sebetulnya bisa merugikan mereka.


5. Menjadi perfeksionis

Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua toxic terbiasa dengan standar tinggi yang diterapkan oleh orang tuanya. Itulah sebabnya mereka bisa tumbuh menjadi anak perfeksionis yang terlalu keras dengan dirinya sendiri dan memaksa dirinya untuk mencapai berbagai standar bahkan yang tidak masuk akal sekali pun. Mereka kemudian akan menjadi stres bila standar yang tidak masuk akal tersebut tidak terpenuhi.


3. Anak merasa tidak pantas dicintai

Anak-anak yang tumbuh dari keluarga toxic akan punya perasaan bahwa mereka tidak pantas dicintai sebab terlalu sering diabaikan kebutuhan emosionalnya.


4. Self esteem-nya rendah

Kritik tajam yang terlalu sering dilontarkan orang tua akan menurunkan kepercayaan diri seorang anak dan kemudian berdampak pada rendahnya self esteem mereka serta perasaan tidak berharga.


1. Gangguan kecemasan

Melansir Bustle, anak-anak yang mengalami toxic parenting dalam jangka waktu yang cukup lama rentan mengalami gangguan kecemasan saat ia bertumbuh menjadi dewasa.


2. Stres

Toxic parenting menyebabkan komunikasi yang kurang baik antara anak dan orangtua. Kondisi ini membuat anak kurang nyaman untuk mengutarakan perasaan atau tidak mendapatkan perhatian yang optimal. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami kondisi stres yang berisiko tingkatkan depresi pada anak.


Tentunya pola asuh toxic parenting akan banyak memengaruhi kondisi anak, seperti hubungan orangtua dan anak yang menjadi kurang baik. Biasanya, anak-anak dengan toxic parents akan melakukan pembatasan antara diri sendiri dan orangtua. Selain itu, komunikasi anak dan orangtua tidak akan berjalan dengan baik.

Tidak hanya itu, pola asuh toxic parenting juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental anak loh. Seperti,


/Lirik Elie ; Senyum ; membaca script /

Nah, sekarang Ais bakal kasih tau dampak - dampak munculnya toxic parents bagi anak - anak, simak baik - baik yaa

/Senyum /


5. Berekspektasi terlalu tinggi hingga membebani anak.

Toxic parents biasanya memiliki standar yang tinggi untuk anak-anak mereka. Orang tua memaksa anaknya tumbuh seperti yang mereka harapkan. Berekspektasi terlalu tinggi dapat membebani anak sehingga mereka merasa selalu ditimbun atau di kejar-kejar harapan.
Tidak jarang mereka memaksa anak untuk mengikuti aturan dan standar mereka. Seperti harus mendapatkan nilai bagus, menjadi juara kelas, dan sebagainya.
Bahkan seringkali mereka "tidak mau kalah", banyak orang tua merasa paling benar karena mereka lebih berpengalaman.
Mereka mengabaikan pendapat anak dan merasa orang tua paling benar. Orang tua juga lebih fokus pada kebutuhan pribadi. Mereka mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang mereka tanpa melihat pendapat anak.

20 ta oxirgi post ko‘rsatilgan.

1 121

obunachilar
Kanal statistikasi