Malam-malam sekali saya bertemu dengannya.
Ia bertanya " menurut mu bagaimana rupa cinta?"
Saya jawab "tak ada, ia hanya sebuah rasa". perempuan itu lalu menatap saya lekat-lekat.
" Yang seperti apa, maksudmu?"
" Yang tidak mengekang, yang menemani kita bertumbuh". Balas saya.
" Tanpa mengekang?" perempuan itu tampak bingung.
Saya mengangguk " tanpa mengekang".
" Menurutmu apa yang dilakukan cinta?" Saya berbalik bertanya.
Ia bertanya " menurut mu bagaimana rupa cinta?"
Saya jawab "tak ada, ia hanya sebuah rasa". perempuan itu lalu menatap saya lekat-lekat.
" Yang seperti apa, maksudmu?"
" Yang tidak mengekang, yang menemani kita bertumbuh". Balas saya.
" Tanpa mengekang?" perempuan itu tampak bingung.
Saya mengangguk " tanpa mengekang".
" Menurutmu apa yang dilakukan cinta?" Saya berbalik bertanya.