Suatu hari nanti, akan ada seseorang yang terus memilihmu dalam kondisi apapun. Ia akan melihat segala kurangmu, ia akan mengetahui segala rahasia dan masa lalu burukmu, ia akan menemukan semua bagian retak dalam hatimu. Dan untuk pertama kalinya, kamu akan terkejut, sebab ia memilih untuk tinggal. Ia tidak pergi seperti semua orang selama ini. Ia akan tetap berada di sisimu, menerima segala remukmu. Ia akan menggenggam tanganmu lebih erat, memastikan kamu tahu bahwa bersamanya kamu akan menjadi kuat.
Ia akan membuatmu merasa diterima.
Ia akan membuatmu merasa layak dicinta.
Saat itu tiba, kamu akan menangis sekali lagi, tetapi bukan karena sedih yang selama ini kamu rasa—melainkan karena bahagia.
“Selamat datang kembali di rumah. Rebahlah. Istirahatlah. Lepaskan segala topeng dan senjata. Di sini kau aman, di sini kau tak akan ditinggalkan. Selamat datang di rumah, kau ke mana saja?”
Ia akan membuatmu merasa diterima.
Ia akan membuatmu merasa layak dicinta.
Saat itu tiba, kamu akan menangis sekali lagi, tetapi bukan karena sedih yang selama ini kamu rasa—melainkan karena bahagia.
“Selamat datang kembali di rumah. Rebahlah. Istirahatlah. Lepaskan segala topeng dan senjata. Di sini kau aman, di sini kau tak akan ditinggalkan. Selamat datang di rumah, kau ke mana saja?”