ㅤ
Lihatlah, bagaimana kita dengan bangga menunjukkan kepada penghuni jagat raya tentang kisah asmaraloka. Rasa-rasanya seperti semesta yang selalu berpihak kepada penghuninya, hulu ke hilir lalu bermuara ke samudera, pun mentari dan bulan serta bintang yang bergantian menyinari semesta. Sejatinya, semua 'kan berjalan sesuai porosnya dengan begitu serasi mengukir secorak ihwal, 'tak kukira dibalik semua frasa s'lalu terselip sepercik taksa.
Bilah bibir para kapita terlalu menyakitkan, beribu damprat terus-menerus keluar dari indera kecap milik daksa penghuni janaloka 'bak neraka. Afsun buana hanya pemanis semata, yang sebenarnya 'tak seindah empiris dunia. Beribu estimasi s'lalu hadir atas perlakuan dursila para iblis berparas manusia.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
