::
๐ฌ MENGAMBIL IBROH DARI LEMBARAN SEJARAH KISAH AL-IMAM AL- BUKHARY DENGAN MUHAMMAD BIN YAHYA ADZ-DZUHLY RAHIMAHUMALLAH (BAG.1)
Dalam lembaran sejarah tercatat sekian banyak kasus yang di akibatkan oleh sikap al-'Ajalah yang berujung pada penyesalan. Dan sebaliknya, sikap at-Ta'ani, yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan keselamatan.
Al-Imam adz- Dzahaby dalam Kitab Siyar A'lamin Nubala' dan juga al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahumallah dalam Muqaddimah Fathul Bariy serta ulama lainnya mengisahkan tentang sebuah peristiwa besar dalam lembaran sejarah dari perjalanan hidup Al-Imam al-Bukhary rahimahullah.
Al-Imam al-Bukhary adalah seorang Imamul Muhadditsin, Amirul Mukminin fil Hadits, ulama besar, bahkan pakar besar dalam ilmu hadits. Namanya terkenal dan beliau disanjung oleh para ulama terlebih umat manusia di masanya.
Hingga suatu hari beliau rahimahullah berkenan untuk datang ke negeri Naisabur. Mendengar berita kedatangan beliau tersebut, para ulama, para umara' serta para Muhadditsin, bahkan kaum Muslimin masyarakat negeri Naisabur bergembira menyambut kedatangan beliau rahimahullah. Termasuk juga ulama terkenal di Naisabur di masa itu, yaitu Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah.
Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah, memerintahkan murid-muridnya serta kaum muslimin untuk menyambut kedatangan Al-Imam al-Bukhary rahimahullah. Sehingga kaum muslimin pun bersiap menyambut Al-Imam Al-Bukhary di pintu gerbang Naisabur, dalam kondisi (masih) sekian kilometer sebelum beliau datang memasuki kota Naisabur.
Hingga akhirnya setelah Al-Imam Al-Bukhary berada di kota Naisabur, majlis-majlis beliau dihadiri oleh kaum muslimin dan para Muhadditsin (orang-orang yang menggeluti ilmu hadits). Berlimpah ruah para Muhadditsin yang duduk hadir di majelis beliau.
Sedikit demi sedikit semakin berkurang para thalabah (penuntut ilmu), para Muhadditsin yang duduk di majelis Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly. (Sementara) Al-Imam Al-Bukhary semakin terkenal dan tenar namanya.
Dari sinilah syaitan, memberikan wasawis (bisikan-bisikan), walaupun terhadap seorang alim Muhaddits Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah. Tersisipkan sifat hasad pada diri Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly, sebagaimana penjelasan para ulama dan para Muhadditsin.
Karena sorotan mata para Muhadditsin penuh sanjungan (tertuju) kepada Al-Imam al-Bukhary rahimahullah, maka terjadilah apa yang terjadi.
Tepatnya, ketika Al-Imam al-Bukhary ditanya tentang mauqifnya (sikapnya) tentang Al-Qurโanul Karim. Beliau mengatakan :
ุงูููุฑูุขู ูููุงูู ู ุงููููู ุบูุฑู ู ูุฎูููููู ููุฃูููุนูุงูู ุงููุนูุจูุงุฏู ู ูุฎููููููุฉู.
"Al-Qurโan adalah ucapan Allah, perkataan Allah, bukan makhluk, sedangkan amalan hamba adalah makhluk."
Dari sini kemudian Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah, memberikan kesimpulan yang salah dan disalahkan oleh para ulama (setelahnya) terkait (penilaiannya) terhadap Al-Imam al-Bukhary.
Muhammad bin Yahya mengklaim bahwa Al-Imam al-Bukhary, meyakini sebagaimana ุงูููุธูุฉ (orang-orang yang meyakini bahwa lafadzku dengan Al-Qurโan adalah makhluk), yakni memaukan bahwa kandungan yang diucapkan yakni Al-Qurโanul Karim adalah makhluk. Sedangkan yang dimaukan oleh Al-Imam al-Bukhari adalah,
ุงูุชููุธ ุจุงููุฑุขู
"Perbuatan membacanya yang dilakukan oleh seorang hamba adalah makhluk".
Jadi, perkataan Al-Imam al-Bukhary tersebut disimpulkan dengan kesimpulan yang salah. Beliau menghukumi bahwa Al-Imam al-Bukhary adalah seorang jahmy, seorang yang berakidah jahmiyyah akibat kesimpulannya yang salah itu. (Kemudian) kesimpulan salah ini disebarkan kepada para ulama yang ada di kota Naisabur dan sekitarnya. (Bersambung)
ูููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููู
๐ ู ุฌู ูุนูููููุฉ ุชูุฒูุน ุงููููููููููุงุฆุฏ
ููุงุชูุง ูู ุจุฑูุงู ูููุฌ [ุชูููุฌููููููุฑุงู ]
ููุฅุดุชุฑุงู : ุงูุชุญ ุงูุฑุงุจุท ูุงุถุบุท ุนูู ุฅุดุชุฑุงู๐
๐พ JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
โฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธ
๐ฌ MENGAMBIL IBROH DARI LEMBARAN SEJARAH KISAH AL-IMAM AL- BUKHARY DENGAN MUHAMMAD BIN YAHYA ADZ-DZUHLY RAHIMAHUMALLAH (BAG.1)
Dalam lembaran sejarah tercatat sekian banyak kasus yang di akibatkan oleh sikap al-'Ajalah yang berujung pada penyesalan. Dan sebaliknya, sikap at-Ta'ani, yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan keselamatan.
Al-Imam adz- Dzahaby dalam Kitab Siyar A'lamin Nubala' dan juga al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahumallah dalam Muqaddimah Fathul Bariy serta ulama lainnya mengisahkan tentang sebuah peristiwa besar dalam lembaran sejarah dari perjalanan hidup Al-Imam al-Bukhary rahimahullah.
Al-Imam al-Bukhary adalah seorang Imamul Muhadditsin, Amirul Mukminin fil Hadits, ulama besar, bahkan pakar besar dalam ilmu hadits. Namanya terkenal dan beliau disanjung oleh para ulama terlebih umat manusia di masanya.
Hingga suatu hari beliau rahimahullah berkenan untuk datang ke negeri Naisabur. Mendengar berita kedatangan beliau tersebut, para ulama, para umara' serta para Muhadditsin, bahkan kaum Muslimin masyarakat negeri Naisabur bergembira menyambut kedatangan beliau rahimahullah. Termasuk juga ulama terkenal di Naisabur di masa itu, yaitu Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah.
Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah, memerintahkan murid-muridnya serta kaum muslimin untuk menyambut kedatangan Al-Imam al-Bukhary rahimahullah. Sehingga kaum muslimin pun bersiap menyambut Al-Imam Al-Bukhary di pintu gerbang Naisabur, dalam kondisi (masih) sekian kilometer sebelum beliau datang memasuki kota Naisabur.
Hingga akhirnya setelah Al-Imam Al-Bukhary berada di kota Naisabur, majlis-majlis beliau dihadiri oleh kaum muslimin dan para Muhadditsin (orang-orang yang menggeluti ilmu hadits). Berlimpah ruah para Muhadditsin yang duduk hadir di majelis beliau.
Sedikit demi sedikit semakin berkurang para thalabah (penuntut ilmu), para Muhadditsin yang duduk di majelis Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly. (Sementara) Al-Imam Al-Bukhary semakin terkenal dan tenar namanya.
Dari sinilah syaitan, memberikan wasawis (bisikan-bisikan), walaupun terhadap seorang alim Muhaddits Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah. Tersisipkan sifat hasad pada diri Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly, sebagaimana penjelasan para ulama dan para Muhadditsin.
Karena sorotan mata para Muhadditsin penuh sanjungan (tertuju) kepada Al-Imam al-Bukhary rahimahullah, maka terjadilah apa yang terjadi.
Tepatnya, ketika Al-Imam al-Bukhary ditanya tentang mauqifnya (sikapnya) tentang Al-Qurโanul Karim. Beliau mengatakan :
ุงูููุฑูุขู ูููุงูู ู ุงููููู ุบูุฑู ู ูุฎูููููู ููุฃูููุนูุงูู ุงููุนูุจูุงุฏู ู ูุฎููููููุฉู.
"Al-Qurโan adalah ucapan Allah, perkataan Allah, bukan makhluk, sedangkan amalan hamba adalah makhluk."
Dari sini kemudian Muhammad bin Yahya adz-Dzuhly rahimahullah, memberikan kesimpulan yang salah dan disalahkan oleh para ulama (setelahnya) terkait (penilaiannya) terhadap Al-Imam al-Bukhary.
Muhammad bin Yahya mengklaim bahwa Al-Imam al-Bukhary, meyakini sebagaimana ุงูููุธูุฉ (orang-orang yang meyakini bahwa lafadzku dengan Al-Qurโan adalah makhluk), yakni memaukan bahwa kandungan yang diucapkan yakni Al-Qurโanul Karim adalah makhluk. Sedangkan yang dimaukan oleh Al-Imam al-Bukhari adalah,
ุงูุชููุธ ุจุงููุฑุขู
"Perbuatan membacanya yang dilakukan oleh seorang hamba adalah makhluk".
Jadi, perkataan Al-Imam al-Bukhary tersebut disimpulkan dengan kesimpulan yang salah. Beliau menghukumi bahwa Al-Imam al-Bukhary adalah seorang jahmy, seorang yang berakidah jahmiyyah akibat kesimpulannya yang salah itu. (Kemudian) kesimpulan salah ini disebarkan kepada para ulama yang ada di kota Naisabur dan sekitarnya. (Bersambung)
ูููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููููู
๐ ู ุฌู ูุนูููููุฉ ุชูุฒูุน ุงููููููููููุงุฆุฏ
ููุงุชูุง ูู ุจุฑูุงู ูููุฌ [ุชูููุฌููููููุฑุงู ]
ููุฅุดุชุฑุงู : ุงูุชุญ ุงูุฑุงุจุท ูุงุถุบุท ุนูู ุฅุดุชุฑุงู๐
๐พ JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
โฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธโฝ๏ธ