Air laut begitu tenang hari ini. Suara kepakan sayap burung carek terdengar sangat padu dengan deburan ombak. Hawa sejuk yang berhembus dari laut, juga pantulan cahaya matahari sore, melengkapi keindahan yang ada.
Namun, ada satu keindahan Tuhan yang mampu meniadakan keindahan lainnya hanya dalam sekali lihat. Objek itu ada disana, menatap hamparan luas laut di depannya. Sosoknya yang tidak terlalu besar, namun juga tidak terlihat kecil, entah mengapa begitu menggemaskan. Rambutnya yang ringan seringan kapas, sesekali bergerak tertutup hembusan angin.
Ah, dia terlihat seperti malaikat. Letaknya yang membelakangi cahaya, benar benar mirip dengan kedatangan malaikat Tuhan. Bahkan, dari samping pun sosoknya sangat menyilaukan. Rahang yang tegas, hidung mancung, serta bibir tipis nya. Sungguh indah.
Saya hanya bisa terpaku memandang dirinya. Bahkan penjelasan sebelum nya sama sekali tidak cukup dalam menggambarkan keindahan yang ada padanya.
"Iko, sayang,"
"Ya?"
Senyum terlukis di bibirnya. Sebelum saya memutuskan untuk menciumnya. Tidak ada penolakan berarti. Entah apa yang dia bubuhkan, sampai bibirnya terasa amat manis. Jauh lebih manis dari pemanis apapun yang pernah saya cicipi sebelumnya.
Apakah jatuh cinta memang seindah ini? Jika iya, saya tidak akan menyesal harus merasakan pahit di kemudian hari selama itu karenanya.