ใ
คใ
คใ
ค
ใ คใ คDiantara potongan dua puluh empat jam sehari, baginya malam merupakan waktu yang paling indah. Tetapi tidak untuk saat itu. Tunggang gunung kala itu ketika ia baru sampai dan menapakkan sepatu berwarna hitam kerlapnya. Waktu seperti berjalan sangat cepat, rasanya baru kemarin sang lelaki bergigi kelinci itu meloloskan tangisan pertamanya. Sekarang ia diharuskan untuk melawan kerasnya dunia Anarki. Didudukkan badannya didepan cermin perunggu mengilap yang menunjukkan gambar kabur lelaki bernama Danesha. Mengusap kasar wajahnya, pertanda lelah sedang menyelimutinya, menatap pantulan dirinya dengan mata sedikit berair. "Memainkanku lagi, Semesta?"
ใ คใ คใ ค
ใ คใ คใ ค โ #JEONDUC โ
ใ คใ คใ ค
ใ คใ คDiantara potongan dua puluh empat jam sehari, baginya malam merupakan waktu yang paling indah. Tetapi tidak untuk saat itu. Tunggang gunung kala itu ketika ia baru sampai dan menapakkan sepatu berwarna hitam kerlapnya. Waktu seperti berjalan sangat cepat, rasanya baru kemarin sang lelaki bergigi kelinci itu meloloskan tangisan pertamanya. Sekarang ia diharuskan untuk melawan kerasnya dunia Anarki. Didudukkan badannya didepan cermin perunggu mengilap yang menunjukkan gambar kabur lelaki bernama Danesha. Mengusap kasar wajahnya, pertanda lelah sedang menyelimutinya, menatap pantulan dirinya dengan mata sedikit berair. "Memainkanku lagi, Semesta?"
ใ คใ คใ ค
ใ คใ คใ ค โ #JEONDUC โ
ใ คใ คใ ค