Forward from: ✰ DIE—FREUNDIN ✰
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
𝐷alam heningnya suasana malam, keenam gadis meringkuk dari balik kasur nya. Berjalan tanpa arah. Dengan hempasan mencari kesejukan.
Penampilan yang cukup menarik, dilengkapi dengan pegangan di balik tubuhnya. Gigi-giginya beradu, membuat sunyi menyingkir sesaat. Kulit yang putih kini menjelma meruam merah.
Dalam satu lirikan, dipertemukan dalam sebuah persimpangan. Salah satu gadis itu menyeka dahinya. Mata tajamnya menatap kedepan.
"Takdir ini menyakitkan, dunia seolah membuangku. Memaksa ku bersemayam dalam sebuah sangkar tanpa tau aku harus berusaha bagaimana." Gadis itu tertawa lirih.
Kilasan memori masa lalu menyeruak mengumpul menjadi satu dengan adanya busur panah, selendang tari, kamera, buku lama dan juga sebuah kuas?
Sempat tertawa dan tersenyum berhadapan dengan keenam gadis yang ntah dari mana asalnya. Tapi itulah yang di deklarasikan dengan kebahagiaan.
Wushhh.
Angin bertiup dengan lembut tapi mencekam. Mengguratkan kilatan tajam yang memaksa keenam gadis itu berjalan ke arahnya.
"Aku membencimu, saat ini atau di kehidupan selanjutnya. Aku bersumpah akan membuat hidupmu menyakitkan. Sampai membuatmu rela bersujud dihadapanku demi satu tarikan hela nafasmu. " Gemuruh suatu objek.
Bang !
Pintu itu terbuka, menampakkan bola kristal yang menggelinding dengan warna gelapnya.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
𝐷alam heningnya suasana malam, keenam gadis meringkuk dari balik kasur nya. Berjalan tanpa arah. Dengan hempasan mencari kesejukan.
Penampilan yang cukup menarik, dilengkapi dengan pegangan di balik tubuhnya. Gigi-giginya beradu, membuat sunyi menyingkir sesaat. Kulit yang putih kini menjelma meruam merah.
Dalam satu lirikan, dipertemukan dalam sebuah persimpangan. Salah satu gadis itu menyeka dahinya. Mata tajamnya menatap kedepan.
"Takdir ini menyakitkan, dunia seolah membuangku. Memaksa ku bersemayam dalam sebuah sangkar tanpa tau aku harus berusaha bagaimana." Gadis itu tertawa lirih.
Kilasan memori masa lalu menyeruak mengumpul menjadi satu dengan adanya busur panah, selendang tari, kamera, buku lama dan juga sebuah kuas?
Sempat tertawa dan tersenyum berhadapan dengan keenam gadis yang ntah dari mana asalnya. Tapi itulah yang di deklarasikan dengan kebahagiaan.
Wushhh.
Angin bertiup dengan lembut tapi mencekam. Mengguratkan kilatan tajam yang memaksa keenam gadis itu berjalan ke arahnya.
"Aku membencimu, saat ini atau di kehidupan selanjutnya. Aku bersumpah akan membuat hidupmu menyakitkan. Sampai membuatmu rela bersujud dihadapanku demi satu tarikan hela nafasmu. " Gemuruh suatu objek.
Bang !
Pintu itu terbuka, menampakkan bola kristal yang menggelinding dengan warna gelapnya.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀