⠀⠀⠀⠀⠀ pupus, harapannya untuk menikmati akhir pekan dengan penuh suka cita alias mendekam seharian di kamar pupus sudah. kali ini sahabatnya sedari kecil, sendayu. datang kerumahnya lalu masuk kedalam kamar dengan cara yang paling amat 'tak sopan. menindih tubuhnya yang masih nyaman berbaring begitu saja. perlu diingatkan jikalau sendayu mempunyai berat badan yang cukup berat untuk bian.
⠀⠀⠀⠀⠀ "ayu berat!"
⠀⠀⠀⠀⠀ dengan sekuat tenaga, biantara berusaha menyingkirkan sendayu dari atas tubuhnya. "ayuu," rengeknya.
⠀⠀⠀⠀⠀ sendayu tertawa, mengerjai sahabatnya ini memang kesenangan tersendiri. "masa berat sih, kamu aja kali yang kurus," ujarnya sebelum berguling ke sisi kanan.
⠀⠀⠀⠀⠀biantara mengintip dari celah selimutnya, mendapati sendayu sedang menatap kearahnya. pandangan gadis itu amat rumpang, 'tak dapat ia artikan. setelahnya ia memutuskan untuk duduk, bersila memandang kearah sendayu. tatapan bertanya ia artikan saat sendayu mengikuti gerakannya lalu duduk berhadapan.
⠀⠀⠀⠀⠀ "kenapa yu? kok gitu banget liatinnya?"
⠀⠀⠀⠀⠀ sendayu menghela napas, "kemarin jalan sama nirwa ke festival?"
⠀⠀⠀⠀⠀ "hah?"
⠀⠀⠀⠀⠀ biantara termangu, membuat sendayu berdecak gemas lantas menyentil pelan dahi gadis didepannya. "serius, bi!!"
⠀⠀⠀⠀⠀ "ya aku juga serius! kenapa nanya gitu?"
⠀⠀⠀⠀⠀ "kemarin jadi ke festival?"
⠀⠀⠀⠀⠀ "jadi lah! liat sasmaya."
⠀⠀⠀⠀⠀ helaan napas terdengar, "gak jalan sama nirwa, 'kan?"
⠀⠀⠀⠀⠀ gadis kelahiran 17 april itu terdiam, tau arah pembicaraan akan mengarah kemana. "dimana?" tanyanya, sambil tersenyum getir ia mengambil ponsel disamping kiri.
⠀⠀⠀⠀⠀ dirasakan cubitan pada pipinya, sudah jelas pelakunya sendayu. setelahnya pelukan hangat melingkupinya. "aku kemarin lihat dia dipintu masuk, dekat parkiran. raga bilang, mungkin dia sama kamu, bi"
⠀⠀⠀⠀⠀ tiba tiba ingatannya mengarah pada beberapa jam sebelum ia sampai di tempat festival kemarin. nirwa bilang, dia tidak bisa menemani. kekasihnya itu ada acara besar, katanya. namun, mendapati fakta bahwa lagi lagi nirwa berbohong membuat hatinya kembali kebas tersayat duri.
⠀⠀⠀⠀⠀ seringkali nirwa berbohong hanya demi satu orang, bening. sahabat nirwa sedari kecil. bian kerap kali menanyakan pada dirinya sendiri, jika memang nirwa tidak mencintai dirinya, mengapa dulu meminta menjalin tautan asmara? apa karena dulu bening tertaut dengan orang lain? lalu kenapa dipertahankan sampai satu tahun lamanya? netranya tanpa sadar berembun mikirkan segala kemungkinan tentang ia dan nirwa.
⠀⠀⠀⠀⠀ tepukan halus terasa di pucuk kepalanya, bian mendongak mendapati sendayu tengah tersenyum hangat. menenangkan, membalut segala lara yang menyesakkan di dada.
⠀⠀⠀⠀⠀"kalau aku putus, gimana?"
⠀⠀⠀⠀⠀ "bian, memutus tali kasih tidak sesederhana yang dibayangkan. siap dengan masa pengalihan kenangan?"
⠀⠀⠀⠀⠀"lalu ... disaat tali kasih jua memberi luka, apa harus dipertahankan?"