(Dengan nama-Mu, aku mati dan aku hidup.)
Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan,
‘ALHAMDU LILLAHIL LADZI AHYANA BA’DA MA AMATANA WA ILAHIN NUSYUR’
(Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nyalah tempat kembali.)” (HR. Bukhari)
Sebelum tidur, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga membaca tiga surah pendek, yaitu: surah Al-Ikhlas, surah Al-Falaq, dan surah An-Nas sebanyak tiga kali. Hal tersebut sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh ibunda kita Aisyah radhiyallahu ‘anha,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila hendak beranjak ke tempat tidurnya pada setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan,“qulhuwallahu ahad”, “qul `a’udzu birabbil falaq”, dan “qul ‘a’udzu birabbin nas”. Setelah itu, beliau mengusapkan dengan kedua tangannya pada anggota tubuhnya yang terjangkau olehnya. Beliau memulainya dari kepala, wajah, dan pada anggota yang dapat dijangkaunya. Hal itu, beliau ulangi sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari)
Itulah beberapa doa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baca ketika beliau hendak tidur.
Waktu tidur Rasulullah
Setelah kita ketahui bagaimana posisi beliau tidur dan juga doa apa yang beliau baca ketika tidur, lalu kapankah beliau tidur? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasanya tidur setelah salat Isya, lalu beliau bangun untuk salat malam, kemudian beliau tidur lagi hingga menjelang Subuh. Hal tersebut bisa disimpulkan dari beberapa hadis, di antaranya adalah hadis dari Abu Barzah,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak suka tidur sebelum salat Isya dan berbincang-bincang setelahnya.” (HR. Bukhari)
Dari hadis di atas, menunjukkan bahwa Rasulullah tidak suka berbincang-bincang setelah salat Isya dan menunjukkan dianjurkannya segera tidur setelah salat Isya.
Hadis lain yang menunjukkan waktu tidur Rasulullah di antaranya adalah hadis dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhuma. Beliau mengabarkan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepadanya, “Salat yang paling Allah cintai adalah salatnya Nabi Daud ‘alaihis salam dan puasa yang paling Allah cintai adalah puasanya Nabi Daud ‘alaihis salam. Nabi Daud ‘alaihis salam tidur hingga pertengahan malam, lalu salat pada sepertiganya, kemudian tidur kembali pada seperenam akhir malamnya. Dan Nabi Daud ‘alaihis salam puasa sehari dan berbuka sehari.”
Selain tidur pada malam hari, Rasulullah juga tidur di siang hari. Hal tersebut sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Anas radhiyallahu ’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
قِيْلُوْا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ
“Hendaklah kalian tidur siang (qailulah) karena setan itu tidak tidur siang.” (Dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani)
Itulah gambaran ringkas mengenai bagaimana tidurnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga bermanfaat.
Penulis: Firdian Ikhwansyah
Artikel:
Muslim.or.idhttps://t.me/nasihat_diri