Annie meraih tanganku, memelukku erat, dan membalikkanku untuk menghadapinya, memegang pundakku.
"Jangan berbalik, Emmy. Jangan berbalik. ”Secara naluriah aku mulai melihat dari balik bahuku ke dalam kegelapan. Annie meraih wajahku dengan keras dan menggelengkan kepalanya. Saya tahu dia serius.
"Aku ..." suaranya pecah, dan dia berdeham, mencengkeram tanganku cukup kuat hingga terasa sakit, paku-paku menggali, membumikan dirinya.Aku menatap jari-jari kami yang saling bertautan, kami berdua lahir dari tulang yang sama.
"Aku akan memanggil polisi, dan semuanya akan menjadi ..." Suaranya tersendat, tergagap. Air mata membasahi bulu matanya. Annie tidak pernah menangis.
#DontLetThemIn
"Jangan berbalik, Emmy. Jangan berbalik. ”Secara naluriah aku mulai melihat dari balik bahuku ke dalam kegelapan. Annie meraih wajahku dengan keras dan menggelengkan kepalanya. Saya tahu dia serius.
"Aku ..." suaranya pecah, dan dia berdeham, mencengkeram tanganku cukup kuat hingga terasa sakit, paku-paku menggali, membumikan dirinya.Aku menatap jari-jari kami yang saling bertautan, kami berdua lahir dari tulang yang sama.
"Aku akan memanggil polisi, dan semuanya akan menjadi ..." Suaranya tersendat, tergagap. Air mata membasahi bulu matanya. Annie tidak pernah menangis.
#DontLetThemIn