Forward from: NOTA TASAWWUF
Di dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali mengatakan;
1. Jika engkau melihat orang yang masih muda, maka katakan dalam hatimu, 'Orang ini belum banyak durhaka kepad Allah sedangkan aku sudah banyak durhaka pada Allah. Tidak diragukan lagi orang ini lebih baik dariku'.
2. Jika engkau melihat orang yang lebih tua, katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah beribadah sebelum aku, dengan begitu tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku'.
3. Jika engkau melihat orang alim (berilmu), katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah diberi kelebihan yang tidak diberikan kepadaku. Dia menyampaikan suatu kebaikan kepada orang lain sedangkan aku tidak menyampaikan apa-apa. Dia tahu hukum-hukum yang tidak aku tahu. Maka bagaimana mungkin aku sama dengannya?'
4. Jika engkau bertemu dengan orang bodoh, kurang ilmu dan wawasan, katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah durhaka kepada Allah karena ketidaktahuannya sedangkan aku durhaka kepada Allah dengan pengetahuanku, maka vonis Allah kepadaku lebih berat dibanding orang ini. Dan aku tidak tau bagaimana akhir hidupku dan akhir hidup orang ini'.
5. Jika engkau melihat orang kafir, maka katakan dalam hatimu, 'Aku tidak tahu, bisa jadi dia akan masuk Islam dan mengisi akhir hidupnya dangan amal kebaikan, dan dengan keislamannya itu dosa dosanya keluar dari dirinya seperti keluarnya rambut dari timbunan tepung.
Sedangkan aku, bisa jadi tersesat dari Allah (karena tidak mau meningkatkan iman) dan akhirnya menjadi kafir, dan hidupku berakhir dengan amal buruk. Orang seperti ini bisa jadi besok menjadi orang yang dekat dengan Allah dan aku menjadi orang yang jauh dari Allah'.
Bisa kita simpulkan bahwa kita dilarang berburuk sangka. Kita di anjurkan untuk berbaik sangka kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran,
“Maka janganlah engkau menilai dirimu lebih suci (dibanding orang lain). Dia (Allah) lebih tahu siapa orang-orang yang bertakwa.” (QS. an-Najm: 32)
Daripada Sayyidil Habib Ali Zaenal Abidin bin Abu Bakar al-Hamid.
Kredit: Ustaz Yunan A.Samad
@nota_tasawwuf🌸
1. Jika engkau melihat orang yang masih muda, maka katakan dalam hatimu, 'Orang ini belum banyak durhaka kepad Allah sedangkan aku sudah banyak durhaka pada Allah. Tidak diragukan lagi orang ini lebih baik dariku'.
2. Jika engkau melihat orang yang lebih tua, katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah beribadah sebelum aku, dengan begitu tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku'.
3. Jika engkau melihat orang alim (berilmu), katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah diberi kelebihan yang tidak diberikan kepadaku. Dia menyampaikan suatu kebaikan kepada orang lain sedangkan aku tidak menyampaikan apa-apa. Dia tahu hukum-hukum yang tidak aku tahu. Maka bagaimana mungkin aku sama dengannya?'
4. Jika engkau bertemu dengan orang bodoh, kurang ilmu dan wawasan, katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah durhaka kepada Allah karena ketidaktahuannya sedangkan aku durhaka kepada Allah dengan pengetahuanku, maka vonis Allah kepadaku lebih berat dibanding orang ini. Dan aku tidak tau bagaimana akhir hidupku dan akhir hidup orang ini'.
5. Jika engkau melihat orang kafir, maka katakan dalam hatimu, 'Aku tidak tahu, bisa jadi dia akan masuk Islam dan mengisi akhir hidupnya dangan amal kebaikan, dan dengan keislamannya itu dosa dosanya keluar dari dirinya seperti keluarnya rambut dari timbunan tepung.
Sedangkan aku, bisa jadi tersesat dari Allah (karena tidak mau meningkatkan iman) dan akhirnya menjadi kafir, dan hidupku berakhir dengan amal buruk. Orang seperti ini bisa jadi besok menjadi orang yang dekat dengan Allah dan aku menjadi orang yang jauh dari Allah'.
Bisa kita simpulkan bahwa kita dilarang berburuk sangka. Kita di anjurkan untuk berbaik sangka kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran,
“Maka janganlah engkau menilai dirimu lebih suci (dibanding orang lain). Dia (Allah) lebih tahu siapa orang-orang yang bertakwa.” (QS. an-Najm: 32)
Daripada Sayyidil Habib Ali Zaenal Abidin bin Abu Bakar al-Hamid.
Kredit: Ustaz Yunan A.Samad
@nota_tasawwuf🌸