Kita serupa kontradiksi yang tak mungkin memiliki korelasi. Gelita atau cahaya, cela atau purna, plural atau tunggal— satu akan muncul untuk melenyapkan yang satunya. Lantas takdir bertanya, pantaskah kita saling bersama?
Tidak, jawabnya.
—An, 199
Tidak, jawabnya.
—An, 199