Semilir angin memecah hening, membelai sanubari menuju senja. Bising lembar majalah lama yang saling bergesakan, dibuka secara asal untuk dibaca. Menemani teh hangat di sudut jendela. Dicecap rasanya dengan penuh euforia. Membaca berita-berita dengan kerlingan mata penuh tanya, perihal isi di dalamnya. Mode berpakaian manusia pun surai yang bermetamorfosis mengikuti gulir zamannya menjadi atensi luar biasa. Rayden, menjadi pelaku nyata terbenamnya petang dengan saksama dan penuh rasa.
Suara kaki kuda yang dipacu terdengar seperti bertalun-talun, menjadi pertanda. Ada sesuatu yang menarik atensi di luar sana. Pemuda dengan surai legam yang baru dipangkas sedemikan rapinya itu hanya mendongak sedikit saja. Kepalanya bergerak tak minat, menelisik keramaian di sana. Toko-toko pakaian di seberang tempatnya duduk telah tertutup tirai, malam telah sempurna tiba. Dan ia masih terdiam damai di duduknya, nyaman dengan suasana. Sesekali tangannya bergerak gusar kala menemui beberapa kata samar arti di majalahnya.
Suara kaki kuda yang dipacu terdengar seperti bertalun-talun, menjadi pertanda. Ada sesuatu yang menarik atensi di luar sana. Pemuda dengan surai legam yang baru dipangkas sedemikan rapinya itu hanya mendongak sedikit saja. Kepalanya bergerak tak minat, menelisik keramaian di sana. Toko-toko pakaian di seberang tempatnya duduk telah tertutup tirai, malam telah sempurna tiba. Dan ia masih terdiam damai di duduknya, nyaman dengan suasana. Sesekali tangannya bergerak gusar kala menemui beberapa kata samar arti di majalahnya.