RINDU MELUKA
Lagi-lagi rasaku dingin, tidak sehangat secangkir kopi
Begitu hampa rasaku kini
Kau yang aku rindukan telah pergi
Berlalu di antara embun pagi
Samar terdengar nyanyianmu tentang sepi
Sepi di balik keangkuhanmu
Seakan tak peduli tentangku
Aku tahu, kau masih setia mengintip dari balik jendela egomu
Sama seperti aku yang kerapkali kali mengawasimu dari balik angkuhku
Terlalu bejat hati yang aku kau miliki
Hingga rindu pun tak sanggup melerai
Akankah selamanya saling menuding?
Bahkan saling benar di antara iya dan iya
Setiap detik menata ego dan kecewa
Setiap menit mengasah angkuh hingga meruncing
Itu semua karena hati belum mampu mengalahkan rasa
Rasa ego dan angkuh masih meraja
Walau jauh di lubuk hati aku kau menyimpan rindu
Rindu yang belum kelar, terburu melipat waktu
Ah, secangkir kopiku telah habis kuteguk
Hatiku masih setia merajuk
Angkuh belum pergi
Pun egomu masih mendiami
Haruskah aku kau menyulam siksa hati?
Hingga rindu meluka
Di atas ego angkuh yang aku kau punya
@CatatanSenjaa
Lagi-lagi rasaku dingin, tidak sehangat secangkir kopi
Begitu hampa rasaku kini
Kau yang aku rindukan telah pergi
Berlalu di antara embun pagi
Samar terdengar nyanyianmu tentang sepi
Sepi di balik keangkuhanmu
Seakan tak peduli tentangku
Aku tahu, kau masih setia mengintip dari balik jendela egomu
Sama seperti aku yang kerapkali kali mengawasimu dari balik angkuhku
Terlalu bejat hati yang aku kau miliki
Hingga rindu pun tak sanggup melerai
Akankah selamanya saling menuding?
Bahkan saling benar di antara iya dan iya
Setiap detik menata ego dan kecewa
Setiap menit mengasah angkuh hingga meruncing
Itu semua karena hati belum mampu mengalahkan rasa
Rasa ego dan angkuh masih meraja
Walau jauh di lubuk hati aku kau menyimpan rindu
Rindu yang belum kelar, terburu melipat waktu
Ah, secangkir kopiku telah habis kuteguk
Hatiku masih setia merajuk
Angkuh belum pergi
Pun egomu masih mendiami
Haruskah aku kau menyulam siksa hati?
Hingga rindu meluka
Di atas ego angkuh yang aku kau punya
@CatatanSenjaa