Keris Melayu Awalnya Dibuat Seorang Empu dari Jawa
Keris pada masanya dulu merupakan senjata pendek yang paling terkenal. Bahkan di masanya dulu juga keris diyakini dipandang sebagai senjata pusaka yang memiliki kekuatan tertentu. Pada sebagian masyarakat di Nusantara, terutama di Jawa, juga sampai di Semenanjung Melayu, Malaysia, keyakinan itu masih tertanam hingga hari ini.
Sampai hari ini para ahli berpendapat bahwa keris berasal dari Pulau Jawa, Indonesia. Karena itulah sampai hari ini eksistensi keris masih sangat terjaga di Jawa, dan bagi masyarakat Jawa keris telah dipandang sebagai salah satu bentuk peninggalan budaya yang adiluhung. Sehingga keris tak bisa dipisahkan dengan perilaku dan aktivitas budaya masyarakat Jawa.
Bagaimana dengan masyarakat Melayu? Tak begitu jauh berbeda dengan masyarakat Jawa, sebagian masyarakat Melayu juga memandang bahwa keris merupakan salah satu peninggalan budaya yang sampai hari ini masih dihargai keberadaannya. Keris masih tetap dipandang sebagai bagian dari bentuk budaya yang sangat berharga, dan mendapat tempat yang istimewa. Karena itulah hingga hari ini masyarakat Melayu masih sangat mengenal apa yang disebut dengan Keris Melayu.
Di Semenanjung Melayu, Malaysia, misalnya. Seorang pakar dan pemerhati keris di Malaysia, Mohd Ramli Raman, dalam makalahnya tentang Keris Melayu Semenanjung yang pernah disampaikan dalam diskusi di Bentara Budaya Jakarta, Agustus tahun lalu (2008), mengatakan bahwa peranan keris dalam masyarakat Melayu begitu besar. Menurutnya, keris bukan hanya senjata tempur tetapi juga meliputi segala aspek kehidupan yakni antara yang terpenting sebagai regalia kekuasaan di tiga belas propinsi dan sebuah daerah nasional (sentral) yaitu Wilayah Persekutuan yang meliputi tiga bagian seperti Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan di Sabah (Pemerintah Pusat atau Kerajaan Persekutuan)..
Ramli Raman yang pakar dari Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya, Kuala Lumpur ini sempat pula menguraikan bahwa pada setiap negeri di Malaysia mempunyai keris-keris kebesaran atau keris kerajaan (keris diraja). Keris kebesaran itu terdiri dari sebuah keris pendek, sebuah keris panjang (keris penyalang atau gabus ataupun disebut keris alang, juga dipanggil keris terapang). Keris-keris itu semuanya menjadi simbol kekuasaan Melayu. Dan, salah satu keris kerajaan yang sangat terkenal di Malaysia adalah keris Yang Dipertuan Agong.
Sejak kapan keris yang berasal dari Jawa itu kemudian bisa dimiliki juga oleh masyarakat Melayu? Bila meminjam pendapat Ramli Raman, akan terlihat jelas bahwa sejarah keris Melayu itu telah melalui liku perjalanan sejarah yang panjang. Seperti diakui oleh Ramli Raman, keris Melayu itu permulaannya berasal dari Tanah Jawa yakni sejak zaman kegemilangan Majapahit. Sejarah mencatat, seorang Empu (ahli pembuat keris) dari Jawa telah datang ke daerah Pattani (Thailand Selatan) sekitar penghujung abad ke 15 dan awal abad ke 16.
Pada awalnya dulu, Pattani merupakan wilayah kerajaan Melayu. Dari Pattani itulah, sang Empu yang kemudian dikenal dengan nama Empu Pandai Sarah (Pande Sarah) mengembangkan bentuk keris yang dibawanya dari Jawa. Empu Pandai Sarah memang seorang Empu yang sangat kreatif. Ia tidak terpaku pada keris dari tanah kelahirannya di Jawa. Ia membuat kreasi baru yang berbeda dengan keris di bumi kelahirannya. Bentuk keris yang dibuat Empu Pandai Sarah itulah yang hingga hari ini dikenal dengan sebutan keris Melayu. Bentuk keris yang awalnya dibuat oleh Empu Sarah itu pun kemudian melebar ke seluruh Tanah Melayu. Dan, nama Keris Pandai Sarah hingga hari ini masih sangat dikenal di Semenanjung Melayu.
@Dunia_Tanpa_Sempadan
Keris pada masanya dulu merupakan senjata pendek yang paling terkenal. Bahkan di masanya dulu juga keris diyakini dipandang sebagai senjata pusaka yang memiliki kekuatan tertentu. Pada sebagian masyarakat di Nusantara, terutama di Jawa, juga sampai di Semenanjung Melayu, Malaysia, keyakinan itu masih tertanam hingga hari ini.
Sampai hari ini para ahli berpendapat bahwa keris berasal dari Pulau Jawa, Indonesia. Karena itulah sampai hari ini eksistensi keris masih sangat terjaga di Jawa, dan bagi masyarakat Jawa keris telah dipandang sebagai salah satu bentuk peninggalan budaya yang adiluhung. Sehingga keris tak bisa dipisahkan dengan perilaku dan aktivitas budaya masyarakat Jawa.
Bagaimana dengan masyarakat Melayu? Tak begitu jauh berbeda dengan masyarakat Jawa, sebagian masyarakat Melayu juga memandang bahwa keris merupakan salah satu peninggalan budaya yang sampai hari ini masih dihargai keberadaannya. Keris masih tetap dipandang sebagai bagian dari bentuk budaya yang sangat berharga, dan mendapat tempat yang istimewa. Karena itulah hingga hari ini masyarakat Melayu masih sangat mengenal apa yang disebut dengan Keris Melayu.
Di Semenanjung Melayu, Malaysia, misalnya. Seorang pakar dan pemerhati keris di Malaysia, Mohd Ramli Raman, dalam makalahnya tentang Keris Melayu Semenanjung yang pernah disampaikan dalam diskusi di Bentara Budaya Jakarta, Agustus tahun lalu (2008), mengatakan bahwa peranan keris dalam masyarakat Melayu begitu besar. Menurutnya, keris bukan hanya senjata tempur tetapi juga meliputi segala aspek kehidupan yakni antara yang terpenting sebagai regalia kekuasaan di tiga belas propinsi dan sebuah daerah nasional (sentral) yaitu Wilayah Persekutuan yang meliputi tiga bagian seperti Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan di Sabah (Pemerintah Pusat atau Kerajaan Persekutuan)..
Ramli Raman yang pakar dari Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya, Kuala Lumpur ini sempat pula menguraikan bahwa pada setiap negeri di Malaysia mempunyai keris-keris kebesaran atau keris kerajaan (keris diraja). Keris kebesaran itu terdiri dari sebuah keris pendek, sebuah keris panjang (keris penyalang atau gabus ataupun disebut keris alang, juga dipanggil keris terapang). Keris-keris itu semuanya menjadi simbol kekuasaan Melayu. Dan, salah satu keris kerajaan yang sangat terkenal di Malaysia adalah keris Yang Dipertuan Agong.
Sejak kapan keris yang berasal dari Jawa itu kemudian bisa dimiliki juga oleh masyarakat Melayu? Bila meminjam pendapat Ramli Raman, akan terlihat jelas bahwa sejarah keris Melayu itu telah melalui liku perjalanan sejarah yang panjang. Seperti diakui oleh Ramli Raman, keris Melayu itu permulaannya berasal dari Tanah Jawa yakni sejak zaman kegemilangan Majapahit. Sejarah mencatat, seorang Empu (ahli pembuat keris) dari Jawa telah datang ke daerah Pattani (Thailand Selatan) sekitar penghujung abad ke 15 dan awal abad ke 16.
Pada awalnya dulu, Pattani merupakan wilayah kerajaan Melayu. Dari Pattani itulah, sang Empu yang kemudian dikenal dengan nama Empu Pandai Sarah (Pande Sarah) mengembangkan bentuk keris yang dibawanya dari Jawa. Empu Pandai Sarah memang seorang Empu yang sangat kreatif. Ia tidak terpaku pada keris dari tanah kelahirannya di Jawa. Ia membuat kreasi baru yang berbeda dengan keris di bumi kelahirannya. Bentuk keris yang dibuat Empu Pandai Sarah itulah yang hingga hari ini dikenal dengan sebutan keris Melayu. Bentuk keris yang awalnya dibuat oleh Empu Sarah itu pun kemudian melebar ke seluruh Tanah Melayu. Dan, nama Keris Pandai Sarah hingga hari ini masih sangat dikenal di Semenanjung Melayu.
@Dunia_Tanpa_Sempadan