𝐅𝐚𝐱𝐚𝐬'𝐬 𝐏𝐫𝐨𝐩𝐞𝐫𝐭𝐲


Гео и язык канала: не указан, не указан
Категория: не указана


𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐨𝐟 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 :
@AOfaggot & @ABRAXASOFC

Связанные каналы

Гео и язык канала
не указан, не указан
Категория
не указана
Статистика
Фильтр публикаций


Dalam tulisan ku utarakan semua nya, lewat kata yang tak mungkin bermakna, lewat ketikan sajak yang tak seindah kilau nya cahaya.
Aku hanya ingin ber kata walau tanpa berbicara, dalam tulisan ini terungkap segalanya.
Disaat mulut tak sanggup lagi terbuka, Hingga sebuah goresan pena lah yang jadi pelipur senja

#faxaspoem


Di ciptakan dari tulang rusuk, untuk mendampingi.
Bukan jadi duri yang menusuk, di saat rasa ini masih kamu memiliki.
Ternyata bisa kita begini.
Bisa jauh sejauh bintang, padahal kita dekat sedekat darah.

#faxaspoem


Hai reader
Jika akar rambut bisa tumbuh memanjang ! Kenapa akar cinta putus tengah jalan ?
Padahal masih ada rasa, kenapa tidak mudah mempertahan kan sesuatu yang sudah ada ?
Sayang sekali, sayang kamu..Yang sudah pergi dengan lintasan waktu

#faxaspoem




Aku ingin menyapamu sekali lagi,
menyapamu tanpa adanya rasa,
menyapamu tanpa adanya luka.

Semoga ada hari dimana menyapamu biasa saja,
Sungguh untuk menyapamu saja rasaku sudah tak kuasa.

ᝰ #faxaspoem ᝰ


Menginginkanmu membuatku jemu,
menunggumu membuatku jenuh,
mengabaikanmu membuatku pilu,
memelukmu membuat semuanya itu menjadi semu.

ᝰ #faxaspoem ᝰ


indahnya awan membuatku terkesima
dan mengguncang hati yang lugu,
tak sanggup untuk berkata dan
tak sanggup untuk berhenti memikirkanmu

ᝰ #faxaspoem ᝰ


Perih terasa setelah kau memilih,
sakit terasa setelah kau mengungkit,
pilu terasa setelah kau memilih dia
dan mengungkit masa lalu ku denganmu.

ᝰ #faxaspoem ᝰ


Terjebak ilusi di dalam otak,
membuat jantung berdetak,
membuat darah tersentak.
...
Tersadar setelah tau aku ini
bukanlah siapa siapa baginya

ᝰ #faxaspoem ᝰ




Aku, Mayang dan Isa saling pandang. Lalu Mayang bertanya
“Bangket gimana ra?”

“Aku semalam tidur sama Kamsi kak, aku ngerasa ada yang elus-elus rambut. Rupanya kamsi tebangun, kamsi liat Arai lagi ngangkangi kami berdua.” Ucap Nara penuh ketakutan

“Dia ngapain?.” Tanyaku

“Itulah kata kamsi dia yang elus kepalaku, kamsi sampai berak di celana kak. Soalnya badannya hancur. Menggigil takut dia. Aku pun takut kak tadi pas kamsi cerita.” Lanjutnya lagi

Jadilah hari itu camp diramaikan cerita Arai yang bangkit dan mengganggu rekan-rekan di logpond.
Hingga malam ke 40, dari cerita rekan yang lain.
Arai sering kali muncul tengah malam entah di kamar, di dapur, di atas atap membawa ususnya yang berserakan.

Yang paling sering dilakukannya adalah menjatuhkan piring-piring dan menumpahkan air di dapur.
\
Hampir semua rekannya mengalami kejadian tersebut.

Menjelang pukul 1 malam selalu terdengar suara piring berjatuhan di dapur, namun setelah diperiksa tidak ada sama sekali piring yang pecah.

Begitu pula dengan suara air yang dituang dan disiram ke lantai, tidak ada bekas basah dan air dalam kondisi utuh.

Semua takut, semua juga mengesalkan bagaimana lalainya selamatan tahunan itu.
Para petinggi perusahaan yang baru mencoba untuk melaksanakan selamatan meskipun terlambat.
Namun apa mau dikata, Ibarat kata nasi sudah menjadi bubur, ditambah kerupuk pun sudah beda rasanya.

Isu-isu lain menyebutkan bahwa Arai adalah tumbal kedua hutan ini. Siapa 2 lagi?? Ialah orang yang arai gantikan posisinya sebagai operator saat pindah ke Block 2.

Seseorang yang menurut berita terjepit kayu saat proses pemindahan tumpukan kayu ke atas truk.

Hanya pada saat kecelakaan, orang tersebut masih sempat tertolong dan dibawa ke Rumah Sakit.

Namun ajal tak bisa ditebak. Seminggu setelah kematian arai, orang tersebut menyusulnya.

Lalu tumbal ketiga?? Ialah seorang tukang masak dicamp, saat itu exavator berada di depan camp tarik tiba-tiba mundur tanpa ada pengemudinya.

Tukang masak camp yang sedang berjalan menuju camp tidak mengira bahwa exa tersebut tanpa operator.

Ia terlindas dan meninggal ditempat. Ketiga orang tersebut merupakan korban kelalaian terparah selama perusahaan ini disini.

- tamat -


Akhirnya aku memutuskan untuk tidak memaksa nara ikut dan berharap semoga tidak ada kejadian aneh setelah ini.

Namun tak dinyana, malam pertama hari kematian Arai justru menjadi awal mula ricuhnya Camp dan Logpond.

Block 1 malam itu, tepatnya dikamarku - Kamar kami bertiga Mayang dan isa.
Pukul 10 malam kami baru pulang dari kediaman almarhum Arai.

Malam duka itu dipenuhi cerita dari rekan-rekan sesama pekerja.

Hingga menjelang tengah malam kami masih membicarakan kasus kematian Arai.
Sebagian besar rekan kerja kami mengatakan bahwa Arai kecelakaan karena menjadi salah satu tumbal atas lalainya mereka melakukan selamatan untuk Tolak bala.

Tunggu, Salah satu tumbal??? Ya. Benar. \
Tumbal atas lalai tersebut akan memakan korban dalam jumlah ganjil.

Hal ini memang sudah berlaku sejak lama. Naas sekali terulang ditahun ini.

Hingga jam berlalu, aku dan kedua temanku yang telah lelap tertidur.
Aku merasa ada yang merayap di kakiku, dalam keadaan mengantuk kuhentakkan kakiku agar binatang itu pergi.

Tak lama setelahnya mayang terbangun

“Ngapa kau narik selimutku sa??.” Tanya mayang kepada Isa yang posisi tidurnya berada di sebelah kiri mayang.

“Ngapain aku narik selimutmu, aku juga punya selimut sendiri.” Jawab isa lalu melanjutkan tidurnya.

Tak mau ambil pusing, kami bertiga kemudian kembali melelapkan mata. Namun keesokan paginya setelah semua bangun.
Sembari minum kopi, Isa bercerita

“Num, Yang, tau ndak, semalam tu ada Arai bangket. Dia bediri di kaki kita betiga, ususnya kemana-mana.”

Ucap isa sambil menunjukkan bulu kuduknya yang berdiri.

“Hah??? Jangan bohong sa.” Ucapku terkejut

“Ndak num, semalam tu mulutku digosok2 pakai kulit jeruk busuk sebelum si bangket tu narek selimut mayang.

Jangan-jangan yang merayap di kakimu juga kerjaan si bangket tu num.” Jawab Isa

Bulu kudukku ikut merinding mendengarnya

“Ngapa kau ndak cerita semalam sa?.” Tanya mayang lagi

“Ndak berani lah aku yang, aku kira ngapa mulutku masam-masam busuk. Ndak taunya digosok pakai kulit jeruk sama dia. Coba kau liat dikamar tu, ada ku taroh bekas kulit jeruk dekat alquran. Mau tekencing aku pas liat dia tu, mana bau anyir lagi.” Ucap isa melanjutkan

Aku segera ke kamar, ku perhatikan memang ada kulit jeruk busuk didekat alquran samping tempat tidur kami.

Sudah adatnya, apabila sedang terjadi duka cita maka perusahaan akan libur selama 2-3 hari. Di pagi hari libur pertama itu, kulihat nara dari jauh berlari ke arah camp kami

“Kaak..Kaak danum.” Teriak Nara belum juga menjejak sandalnya kedepan pintu kamarku

“Oyy.. Ngapa ra? Ngapa lari-lari? Dari mana kau?.” Tanyaku keluar disusul Mayang dan Isa

“Kakk danum, semalam Arai bangket kak.” Kata Nara dengan menunjukkan wajahnya yang sedikit panik


Dari hari pertama ia mengerjakan semua pekerjaan operator lama dibantu oleh su demong selaku kepala operatornya, semua berjalan lancar tanpa hambatan.

Sampai tiba di hari ketiga, tepat seminggu sebelum hari pernikahannya tiba.

Kala itu magrib dan hujan sedang deras-derasnya, Su Demong meminta arai untuk berhenti bekerja karena sudah menjelang malam

“Rai, stop dulu lah. Udah malam, hujan juga ini. Bisa di lanjut besok.” Ucap Su damong

“Bentar lagi su, ini logging terakhir aku hari ini.” Ujar arai menjawab pamannya. Sebuah ucapan yang mungkin menjadi firasat buruk pada Su Demong

“Udah lah rai, masih ada besok. Nanti kau sakit.” Ucap Usu sekali lagi

“Sabar dulu su. Mendingan usu bantu aku di ujung sana kasi arahan biar cepat selesai.” Pinta Arai.

Su Demong yang mengkhawatirkan keponakannya pun akhirnya dengan setengah hati membantu agar pekerjaan hari ini segera tuntas.

Namun yang terjadi, ketika Su demong memberi arahan kepada Arai untuk memposisikan kayu dengan benar.

Hujan membuat suara Su Demong menjadi samar sehingga Arai salah memposisikan kayu.
kayu yang di jepit oleh arai dengan alat berat menggelongsor tepat menghantam tubuhnya.

Su damong pucat pasi.
Arai meninggal ditempat dengan posisi duduk dan terjepit kayu yang dibawanya sendiri.
Tulang belulang hancur dengan usus yang terburai menjadi pemandangan yang amat menyakitkan bagi Su damong.

Sementara di camp tempatku istirahat, kejadian aneh pun terjadi.
Semua klakson mobil operasional yang ada di block 1 berbunyi tanpa henti semalaman.

Meski sudah diputuskan kabel-kabelnya oleh mekanik, klakson tsb masih juga berbunyi hingga akinya habis.

Pukul 4 subuh, dari campku terdengar sebuah sirine panjang.
Aku bergegas bangun dan membangunkan rekan sekamarku. Mayang dan Isa.

“Yang, sa, bangun. Sirine apa tu coba dengar. Ada yang mati kah?". Tanyaku cepat

“Iya tu kak, tanda ada yang mati tu kak. Ayo kita keluar tanya Pak Nasri (Kepala Logpond Block 1). Kami bertiga kemudian keluar dari camp menghampiri Pak Nasri di pos keamanan.

“Pak ada apa kok sirine panjang?? Siapa yang mati pak??.” Tanya Mayang yang masih mengantuk.

Pak nasri yang tau aku berteman dekat dengan arai langsung menarik tanganku

“Num, kawan kau num. Arai. Arai mati ketimpa gelondong kayu. Hancur badannya num.” Ucap pak Nasri gemetar.
Aku yang mendengar berita itu terduduk lemas. Menangis pun tak bisa.

“Ngapa bisa pak Nas?.” Tanyaku pelan. Yang kupikirkan adalah Nara. Sudah taukah ia??

“Ndak tau num, dia sama Su Demong semalam ujan-ujan masih ngurus kayu.” Pak Nasri menjawab sekenanya.
Tanpa berpikir lama kami langsung menuju ke block 2 untuk melihat kondisi arai.


Sayang sekali, terlalu seringnya pergantian pimpinan pada perusahaan kayu ini membuat segala adat tradisi sebelumnya dilaksanakan malah terlupakan secara tidak sengaja.
Upacara tolak bala pun terabaikan.

parahnya lagi, tak ada satupun pegawai perusahaan yang mau mengingatkan hal tersebut kepada pimpinan.
**********

Hujan panas saat itu, bisa berhari-hari terjadi. Para pekerja sibuk menyelipkan selembar daun rumput ke telinga, supaya tidak diganggu setan katanya.

Arai yang memang bekerja 1 logpond denganku memulai pembicaraan baru

“Num, Su Demong ngajak aku bawa harvesting (alat berat pencapit kayu) di logpond block 2. Besok mulainya.” Kata Arai

“Kok mendadak rai?.” Tanyaku

“Kata Su Demong, operator yang kemaren kecelakaan. Jadi aku gantikan sementara sampai dapat operator baru.” jawabnya

“Ndak kah kau jauh nanti pulang balek dari Block sini ke block 2??.” Tanyaku lagi.
Block 2 memang berada jauh masuk ke dalam rimba.

Hanya ada jalan setapak tanah kuning dan tentu saja tak ada penerangan menuju kesana pada malam hari.

“Usu sih nyuruh aku tidur d sana sekalian. Tp nanti dah ada operator baru ya aku pindah kesini lagi." Ucapnya menjelaskan

“Ohh, iyalah, hati-hati jak kau disana. Sering-sering main kesini ajak usu.” pesanku melanjutkan.

“Okee..” jawabnya.

Arai pun pindah logpond ke Block dimana Su demong bekerja


Kalimantan Barat, 1990.

Arai, seorang pegawai operator alat berat salah satu perusahaan Plywood terbesar di Indonesia.
Sebagai gambaran, perusahaan ini membangun camp tarik untuk para pegawainya di wilayah Hutan Tanaman Industri.

Yang mana di dalam rimba tersebut terdapat beberapa block (Wilayah Industrinya) juga logpond / tempat tumpukan kayu yang sudah ditebang.

Malam itu, Arai mendatangi aku di camp pegawai wanita. Bercerita tentang rencananya untuk melamar kekasihnya Nara.

Penduduk kampung setempat dan juga merupakan seseorang yang ku kenal.

“Num, aku mau melamar Nara. Sudah kusiapkan semuanya, mungkin minggu nanti aku sama Su Demong ke rumah Nara.” Ucap Bujang

Su Demong sendiri adalah paman dari Arai, dialah yang mengajak arai bekerja di perusahaan itu.

“Dah yakin benar kah kau rai?.” Tanyaku

“Udah num, Nara pun dah siap.” Jawab Arai kemudian

“Bagus lah kalau udah yakin, aku bantu apa ni?” tanya ku lagi

“Ndak ada, nanti kalau aku perlu bantuan pasti aku bilang num. Minta doa jak dulu.” Ujar arai

“Pasti lah aku doakan, semoga lancar ya rai..” ucapku

“Makasih num, makasih banyak. Aku pulang dulu. Sampai ketemu besok di logpond.” Kata arai mengakhiri perbincangan malam itu.

Camp tarik, berada di tengah hutan rimba bersebelahan dengan sebuah Dusun kecil.
Yang mana segala hal berbau mistis, adat maupun tradisi masih sangat dipegang erat disana.

Semua pantangan jangan dilanggar, karena bisa berakibat fatal.

Sepekan berlalu, Arai pun melamar Nara dan melangsungkan pertunangannya.

Sebagai pegawai perusahaan yang memiliki penghasilan lumayan besar, arai memenuhi sekian banyak syarat melamar gadis pujaan hatinya tersebut.

Beberapa ekor sapi dan babi, emas, kain, dan sebagainya. Acara berlangsung khitmad, satu langkah lagi Arai akan secara resmi memperistri Nara.

Aku, sahabat Arai merasa sangat berbahagia.
Bukannya apa, Arai termasuk bujang tua. Sudah berumur namun terlambat menikah.

- Pada suatu hari

“Rai, Jadi kapan lah kau nikah?” tanyaku saat jam istirahat di logpond

“Bulan depan Num rencananya. Biar aku sempat ngumpulkan uang juga untuk jemput umak sama apak aku di kampung.” Jawab Arai

“Ohh iyalah, ndak usah terlalu lama kalau dah betunang. nanti bisa di ambil orang.” Ujarku bercanda sambil tertawa

“ah kau ni, kalau dah jadi punya aku tu ndak akan jadi punya orang lain. Biarpun aku mati.” Kata Arai kemudian

“Haha, aku mau ke pembibitan dulu. Ada mayang bawakan aku bekal makan siang.” Kataku sembari berlalu meninggalkan Arai.

Waktu berlalu sepekan, 2 pekan. Hingga tibalah pada musim menuai padi bersamaan dengan musim penghujan.

Yang cukup sering terjadi di dusun ini adalah apabila datang musim hujan, maka akan sering terjadi pula hujan panas. Sedang adat dan tradisi yang berlaku adalah para penduduk desa harus melaksanakan upacara adat menuai juga kewajiban melakukan upacara tolak bala/selamatan oleh para petinggi

perusahaan-perusahaan yang ada disekitarnya sebagai bentuk syukur dan salah satu cara untuk buang sial.

Yaitu dengan cara berdoa bersama dan potong kambing dalam jumlah ganjil. Biasanya sebanyak 3 ekor.


#wendighost ᝰ

A THREAD

based on true story
© cr; twt @.annograph




Kamis, 09 juli

Cukup lama seperti itu. Aku mulai mengerti, kenapa Sarah masih ada di sini. Rupanya perasaan sesal itu masih ada.

Dia sangat menyesal pada Pieter hingga kini. Andai saja dia tidak melakukan tindakan bodoh. Pieter akan baik-baik saja, andai dia juga mendapat hukuman mati saat itu hidupnya tidak akan tersiksa hingga akhir hayat.

Semuanya tinggal andai, nasi sudah menjadi bubur. Kejadian yang sudah terjadi tidak bisa di putar kembali.

Sarah tidak perduli dengan cemoohan kaum nya. Dia tidak perduli lagi dengan harga dirinya.

Yang di perdulikan oleh sosok ini hanyalah Pieter. Karena dirinyalah Pieter menderita. Sarah tidak bisa menemui
Pieter hingga kini. Itulah yang membuatnya sangat menyedihkan.

Tenggelam dalam kubangan sesal yang dalam. Ya, melihat keadaan Pieter yang seperti itu mampu membuat hatiku sakit.

Siapa yang tidak sedih melihat sosok terhuyung dengan penampilan seperti itu. Berjalan tanpa kepala dengan perasaan kosong.

Kini aku sudah tau, kenapa Sarah masih setia berada di sini. Dia menyesal dan ingin bersama dengan Pieter. Tapi sayang itu semua tidak akan pernah terjadi.

Cukup untuk hari ini, aku harus pulang sebelum hari makin gelap. Aku kembali berjalan menelusuri tiap bangunan tua. Masih banyak sosok lain yang ingin ceritanya di dengarkan oleh ku.

{ END. }

#wendigo




"Pasti masih banyak masa-masa di mana hidup itu sulit dan kamu akan menangis. Tapi sampai hari-hari ini terlewati, biarkan kita menjadi tempat peristirahatan satu sama lain."

#faxaspoem

Показано 20 последних публикаций.

2 149

подписчиков
Статистика канала