عَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ
Artinya, “Rasulullah SAW itu ketika hendak bepergian akan mengundi di antara istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang keluar, maka beliau akan pergi bersamanya.” (HR Bukhari [nomor 2404] dan Muslim [nomor 4974].
12. Berbincang Bersama Istri di Luar
Jalan malam-malam bersama istri, lantas membincangkan banyak hal. Bicara dari hati ke hati. Bukankah itu sangat mesra sekali?
Sayyidah Aisyah RA meriwayatkan dalam sebuah hadits panjang tentang kebiasaan Rasulullah SAW keluar kota membawa istri:
وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ بِاللَّيْلِ سَارَ مَعَ عَائِشَةَ يَتَحَدَّثُ
Artinya, “Nabi SAW ketika malam hari berjalan bersama Aisyah, berbincang dengannya.” (HR Bukhari [nomor 4810] dan Muslim [nomor 4477]).
13. Mengajak Istri Makan di Luar
Diriwayatkan dari Anas RA, ia berkata:
أن رجلا فارسيا كان جارا للنبي صلى الله عليه وسلم وكانت مرقته أطيب شي ريحا فصنع طعاما ثم أتى النبي صلى الله عليه وسلم فأومأ إليه أن تعال وعائشة جنبه فقال صلى الله عليه وسلم: "وهذه معي" وأشار إلى عائشة فقال لا قال ثم أشار إليه فقال: "وهذه معي" قال لا ثم أشار إليه الثالثة فقال وهذه معي وأشار إلى عائشة فقال نعم
Artinya, “Seorang lelaki Persia yang merupakan tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling sedap. Kemudian dia membuat makanan dan mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi. Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Yang ini bagaimana?’ Ia menunjuk Aisyah dan berkata, “Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya, “Bagaimana dengan ini?” Dia berkata, “Tidak.” Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya dan bersabda, “Ini bersamaku?” Kemudian ia berkata, “Ya.” (HR Ibnu Hibban [nomor 5301], Abu Ya’la [nomor 3261], dan Darimi [nomor 2119]).
14. Menenangkan Amarah Istri dengan Cara Unik
Ibnus Sunni dalam Amalul Yaum wal Lailah [nomor 454] meriyawatkan dari Sayyidah Aisyah RA:
كان إذا غضبت عائشة عرك النبي صلى الله عليه وسلم بأنفها وقال : يا عويش قولي : اللهم رب محمد اغفر لي ذنبي ، وأذهب غيظ قلبي ، وأجرني من مضلات الفتن
Artinya, “Ketika Aisyah marah, maka Nabi SAW mencubit hidungnya dan berkata, “Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah, ‘Ya Allah, Tuhan Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan.’”
Dari kumpulan beberapa hadits di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Rasulullah SAW adalah pribadi yang romantis, mesra, dan sangat pengertian kepada istrinya. Wallahu a’lam🌻
@HijrahWithJihan