::
🚇 JUMLAH TAKBIR TAMBAHAN DALAM SHOLAT IEDUL FITRI /IEDUL ADHA DAN APAKAH MENGANGKAT TANGAN?
Shalat Id dilakukan dua rakaat, pada prinsipnya sama dengan shalat-shalat yang lain. Namun ada sedikit perbedaan yaitu dengan ditambahnya takbir pada rakaat yang pertama 7 kali, dan pada rakaat yang kedua tambah 5 kali takbir selain Takbiratul Intiqal.
Adapun takbir tambahan pada rakaat pertama dan kedua itu tanpa takbir ruku’, sebagaimana dijelaskan oleh ‘Aisyah dalam riwayatnya:
“Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah bertakbir para (shalat) Fitri dan Adha 7 kali dan 5 kali selain 2 takbir ruku’.” (HR. Abu Dawud dalam Kitabush Shalat Bab At-Takbir fil ’Idain. ‘Aunul Ma’bud, 4/10, Ibnu Majah no. 1280, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Abani dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 1149)
⭕️ Pertanyaan:
Tentang 7 takbir pertama, apakah termasuk Takbiratul Ihram atau tidak?
Dalam hal ini terjadi perbedaan pendapat:
● Pertama: Pendapat Al-Imam Malik, Al-Imam Ahmad, Abu Tsaur dan diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas bahwa 7 takbir itu termasuk Takbiratul Ihram.
(lihat Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/178, Aunul Ma’bud, 4/6, Istidzkar, 2/396 cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah)
● Kedua: Pendapat Al-Imam Asy-Syafi’i, bahwa 7 takbir itu TIDAK termasuk Takbiratul Ihram.
(Al-Umm, 3/234 cet. Dar Qutaibah dan referensi sebelumnya)
Nampaknya yang lebih kuat adalah pendapat Al-Imam Asy-Syafi’i. Hal itu karena ada riwayat yang mendukungnya, yaitu:
“Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Rasulullah ﷺ bertakbir pada 2 hari raya 12 takbir, 7 pada rakaat yang pertama dan 5 pada rakaat yang terakhir, selain 2 takbir shalat.”
(Ini lafadz Ath-Thahawi)
Adapun lafadz Ad-Daruquthni:
“Selain Takbiratul Ihram.”
(HR. Ath-Thahawi dalam Ma’ani Al-Atsar, 4/343 no. 6744 cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Ad-Daruquthni, 2/47-48 no. 20)
Dalam sanad hadits ini ada seorang perawi yang diperselisihkan bernama Abdullah bin Abdurrahman At-Tha‘ifi. Akan tetapi hadits ini dishahihkan oleh Al-Imam Ahmad, ‘Ali Ibnul Madini dan Al-Imam Al-Bukhari sebagaimana dinukilkan oleh At-Tirmidzi. (lihat At-Talkhis, 2/84, tahqiq As-Sayyid Abdullah Hasyim Al-Yamani, At-Ta’liqul Mughni, 2/18 dan Tanwirul ‘Ainain, hal. 158)
⭕️ Pertanyaan:
Apakah pada 5 takbir pada rakaat yang kedua dengan Takbiratul Intiqal (takbir perpindahan dari sujud menuju berdiri)?
Ibnu Abdil Bar menukilkan kesepakatan para ulama bahwa lima takbir tersebut SELAIN Takbiratul Intiqal.
(Al-Istidzkar, 7/52 dinukil dari Tanwirul ‘Ainain)
Adapun bacaan surat pada 2 rakaat tersebut, semua surat yang ada boleh dan sah untuk dibaca. Akan tetapi dahulu Nabi ﷺ membaca :
▪️pada rakaat yang pertama “Sabbihisma” (Surat Al-A’la) dan
▪️pada rakaat yang kedua “Hal ataaka” (Surat Al-Ghasyiah).
Pernah pula:
▪️pada rakaat yang pertama Surat Qaf dan
▪️(pada rakaat) kedua Surat Al-Qamar
(keduanya riwayat Muslim, lihat Zadul Ma’ad, 1/427-428)
⭕️ APAKAH MENGANGKAT TANGAN DI SETIAP TAKBIR TAMBAHAN?
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama:
▪️Jumhur ulama berpendapat mengangkat tangan.
▪️Sementara salah satu dari pendapat Al-Imam Malik tidak mengangkat tangan, kecuali Takbiratul Ihram. Ini dikuatkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Tamamul Minnah (hal. 349). Lihat juga Al-Irwa‘ (3/113).
Tidak ada riwayat dari Nabi ﷺ yang shahih dalam hal ini.
••••
Sumber: Majalah Asy Syariah
http://asysyariah.comDitulis Oleh: Al Ustadz Qamar Su'aidy. Lc hafizhahullah