Artikel


Гео и язык канала: не указан, не указан
Категория: не указана



Гео и язык канала
не указан, не указан
Категория
не указана
Статистика
Фильтр публикаций


_Seorang Muslim Teman di Prancis meneruskan tulisan ini kepada saya dan SANGAT MENGAGETKAN (MIND BLOWING) Masya Allah._

Suatu hari saya sedang duduk di sebuah kedai kopi di Paris, Prancis sambil minum kopi.

Di sebelah saya duduk ada seorang pria berjanggut menatap saya terus dengan tajam.

Saya segera bangkit mendekati dan duduk di sampingnya dan bertanya padanya,

"Apakah kamu Muslim...?"

Dengan lembut Dia menjawab dengan tersenyum

"Saya seorang Yahudi Yordania... Saya seorang Rabbi yang melakukan penelitian PhD tentang Islam".

"Kemudian Saya bertanya lagi Apa aspek Islam yang Anda teliti...?"

Awal Dia diam beberapa saat lalu menjawab dengan muka serius.,

"Saya sedang meneliti tentang 'Ekstremisme pada Muslim."

Sungguh awal Saya terkejut kemudian tertawa dan bertanya, 'Dimulai dari mana dan bagaimana Anda mulai membangun penelitian Anda...?

Dia menghela nafas berat dan mulai berkata, Penelitian saya telah selesai dan saya sekarang sedang menulis laporan atau makalahnya.'

Saya bertanya, 'Apa temuan yang sudah anda simpulkan dari penelitian Anda...?'

Dia diam sejenak dan menghela nafas dalam , melihat ke kiri dan ke kanan, menundukkan kepalanya dan berkata,

'Setelah lima tahun penelitian berkelanjutan, saya sampai pada kesimpulan bahwa Muslim lebih mencintai Nabi mereka daripada Islam.

Mereka masih bisa mentolerir atas semua jenis serangan terhadap Islam, tetapi...mereka tidak akan bisa mentolerir setiap jari yang diarahkan ke Nabi mereka.'

Ini adalah jawaban yang sangat mengejutkan bagi saya, Aku menurunkan cangkir kopiku yang mau kuminum ke atas meja dan duduk tegak.

Dia melanjutkan, 'Menurut hasil penelitian saya, setiap kali Muslim berperang atau bangkit, alasannya adalah karena sosok Nabi mereka.

Anda dapat menyita masjid mereka, menghancurkan pemerintah mereka, dan membatasi pencetakan, Alquran atau Anda mungkin membunuh bisa semua keluarga mereka - mereka mungkin saja akanmentolerir semua hal ini.

Namun begitu Anda menyebut nama Nabi mereka dengan nada yang salah untuk menghinanya, secara spontan mereka pasti bangkit.

Setelah itu tidak masalah apakah kamu pejuang pemberani atau Fir'aun yang sangat kuasa, mereka tak akan takut melawanmu.'

Aku menatapnya dengan takjub Dia terus berkata, 'Menurut temuan saya, pada hari cinta Rasulullah (Sallahu alaihi Wassalamu) tidak lagi ada di hati umat Islam, maka Islam tidak akan ada lagi (musnah).

Karena itu jika Anda ingin melenyapkan Islam, Anda harus mengeluarkan kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad dari hati kaum Muslim.'

Dengan itu kemudian Dia menghabiskan kopinya dan meletakkan cangkir kopinya, lantas mengambil tasnya, meletakkannya di bahunya, mengucap salam perpisahan kepada saya dan pergi.

Tapi saya tetap diam dan terguncang Saya menganggap Rabbi Yahudi sebagai dermawan yang tela mentranfer ilmunya kepada saya, karena sebelum bertemu dengannya saya adalah seorang Muslim KTP, tetapi dalam beberapa kalimat dia telah menjelaskan Islam kepada saya.

Saya menyadari bahwa cinta Rasulullah (Sallahu alaihi Wassalamu) adalah ruh Islam dan selama ruh ini hidup di hati dan pikiran setiap muslim, Islam akan tetap hidup.

Pada hari roh ini mati maka tidak akan ada lagi perbedaan antara kita, Kristen dan Yahudi.

Sebuah postingan indah yang saya temukan, mohon teruskan kepada semua orang untuk diperhatikan Mungkin mereka akan mulai berpikir Sekarang

Baca dan segera bagikan semoga membawa manfaat bagi umat.


ANAK YATIM ITU ISTIMEWA
(Taman-Taman Sufi #56)

Bocah Yatim itu terduduk kaku. Musim dingin di negeri para Nabi cukup menjadi alasan bagi penduduknya untuk tidak memakai pakaian tipis. Memang tidak sedingin di Moscow atau kota-kota lain di bagian kutub utara bumi, tapi suhu -20 derajat sudah sangat cukup untuk membuat air membeku.

Malang, bocah yang baru ditinggal ayahnya tersebut menggigil kedinginan di pintu Masjid Jami’ Umawy. Yatim, sebatang kara.

Adalah Imam Fakhruddin Ibn Asakir, seorang ulama yang tidak begitu tersohor itu beranjak keluar dari Masjid. Kedua matanya tertuju pada bocah yang menggigil kedinginan bergelut dengan cuaca ekstrem musim dingin. Akhlaq pewaris baginda Nabi, ya hatinya merasa iba. Dia dekati bocah tersebut, kemudian dia tawarkan pekerjaan untuk menjadi marbot Masjid Umawy. Tujuannya agar bocah tersebut memiliki tempat untuk melindungi dirinya dari dinginnya cuaca musim dingin negeri Syam.

Bocah tersebut senang bukan kepalang menerima tawaran tersebut.

Selang beberapa hari, Imam Ibn Asakir menyuruh anak tersebut untuk menghafal Al-Qur’an. Dia pun menghafal Al-Qur’an.

Saat melihat kecerdasan anak ini, Imam Ibn Asakir memintanya untuk mempelajari fikih.

Potensi yang ada pada diri anak ini benar-benar luar biasa di mata Imam Ibn Asakir. Akhirnya Imam Ibn Asakir memutuskan untuk memberhentikan anak ini sebagai marbot, untuk kemudian menyuruh anak ini fokus belajar ilmu-ilmu agama. Seluruh biaya hidup dan belajarnya ditanggung oleh Imam Ibn Asakir.

Bocah itu kemudian beranjak dewasa. Dia menjadi seorang ulama besar. Nama nya dikenal di seantero dunia Islam. Ya, Al-Izz Ibn Abdissalam. Ketenarannya melebihi ketenaran guru nya sendiri, Imam Ibn Asakir. Gelar bagi Al-Izz ini pun amat prestisius, yakni Sulthonul Ulama [Pemimpin Para Ulama]. Kelak Imam Al-Izz ini pula lah yang berjasa bagi ummat Islam di Mesir, saat menghadapi Tentara Mongol. Beliau adalah guru dan pembimbing Saifuddin Quthuz, pahlawan perang ‘Ain Jalut.

Mendengar kisah ini, masihkah kita ragu untuk mengasuh Anak Yatim?

Boleh jadi, orang yang akan mengubah Peradaban Dunia itu -menjadi Peradaban Rabbani, Peradaban Islam- adalah Anak Yatim yang engkau asuh...

#lebarananakyatim #anakyatimituistimewa #duniasementaraakhiratselamanya


Fenomena Hijrah di Mata "Sholeh Genetik"
Oleh: Adif Sahab

Saya cukup yakin kaum "sholeh genetik" yang suka nyinyirin fenomena "hijrah" di kalangan anak muda urban itu gak tau banyak soal seberapa parah pergaulan anak muda di kota metropolitan macam Jakarta. Ya wajar aja sih, mereka kan kebanyakan latar belakangnya dari daerah pedesaan atau kota kecil yang masyarakatnya masih memegang teguh nilai-nilai agama. Daerah yang ahli maksiatnya sekalipun masih hormat sama kiai dan masih punya rasa malu ketika bermaksiat. Di daerah semacam itu sesekuler-sekulernya orang masih menjadikan agama sebagai patokan penting dalam masalah moral.

Ini berbeda sekali konteksnya dengan masyarakat urban kelas menengah atas di Jabodetabek. Mungkin inilah lapisan masyarakat yang paling terbaratkan di Indonesia hari ini, bukan hanya dalam gaya hidup tapi juga pandangan hidup. Makanya kalau ada orang-orang dari lapisan ini yang berubah jadi Muslim taat seharusnya disyukuri dan diapresiasi, terlepas masih banyak kekurangannya. Tapi ya kaum "sholeh genetik" tadi gak kepikiran sampai ke sana, mereka cuma lihat ujungnya saja, "baru tobat kok langsung ceramah?!", "gak bisa baca kitab kuning kok berfatwa?!", "baca Qur'an aja belum becus kok sok-sokan dakwah?!" dsb.

Dan pada akhirnya memang hidup itu sawang sinawang. Ketika orang-orang sekuler sudah bosan nakal, mereka yang "sholeh genetik" malah belajar nakal (yang secara ndakik-ndakik sering disebut "open minded").


👳‍♂

janji adalah hutang

"Pisang neng, mateng dipohon!"

Kakek, penjual pisang yang sering mangkal di pasar Cileungsi, menghampiri begitu aku turun dari mobil.

"Saya belanja dulu ya Kek, nanti balik baru beli."

"Iya Neng, Kake tungguin yaa!"

Aku mengunci mobil dengan remote, lalu berjalan dengan sedikit jinjit, karena semalam hujan, jadi pasar agak becek.

Belanja di fress market sih jauh lebih nyaman, tapi harganya selangit boo, beda jauh dengan di pasar tradisional ini, meskipun yaa harus relah berbecek ria.

Setelah belanja, aku pulang. Dalam perjalanan menuju Kota Wisata, macetnya minta ampun.

Saat di depan pom bensin, aku lihat banyak pisang yang tergantung, tiba-tiba aku ingat janjiku pada si kakek penjual pisang.

Astaghfirullah, mau putar balik, tapi macet.

Pikiranku bercabang, jika tidak balik, bagaimana kalau si kakek terus menunggu.

Tapi, kalau nunggu lama, kan si kakek pasti bosan, dan pulang. Gak mungkin dia tunggu sampai pasar bubar, batinku.

Macet belum juga usai, rasa lapar juga menyerang. Bayangan kakek tua, dengan kopiah miring, dengan kemeja putih yang usang terus menari dipikiranku.

"Mbaak, jangan melamun dong, jalaaan, nambahin macet ajaaa!"

Aku terkejut, kuinjak gas, mengikuti antrian panjang kendaraan. Hatiku belum juga tenang.

Aku masuk area perumahan Kota Wisata, lewat ruko Canadian. Begitu melewati jembatan, seseorang melintas, hampir saja kutabrak.

Sampai di rumah, mbak Eni menurunkan belanja. Bani ponakanku yang memanggilku ibu, keluar, dia meneriksa belanjaan.

"Ibu, gak beli pisang!"

Aku diam, terbayang wajah kakek tua, mungkin dia masih menungguku.

"Kakak mau pisang?"

Dia mengangguk, matanya penu harap. Ya Allah, jika Bani saja menyiratkan harapan, yang tiap hari bisa makan buah, bagaimana dengan si kakek, yang jualan demi memenuhi kebutuhannya sendiri, meski sudah renta.

Aku meneguk segelas air, lalu kekamar mengambil jaket dan masker.

Kupacu motor, tidak ada lagi macet. Dipikiranku hanya ada kakek dengan kayu dipundaknya.

Tiba di pasar, hatiku pilu, bagaimana kalau aku tidak kembali, si kakek masih duduk menunggui beberapa sisir pisang uli dan raja.

"Kek, pisangnya masukin ke kantong ini ya!"

Aku berjongkok, kurentangkan kantong plastik putih, tanganku meraih lima sisir pisang.

"Jangan Neng, jangan semua, tadi kakek sudah janji sama Neng yang pake mobil item, nanti dia kecewa! Tadi juga banyak yang mau beli, tapi kakek sudah janji."

Air mataku menetes dibalik kaca mata hitam. Kulepas masker, helm dan kaca mata.

"Kek, maafkan saya, sudah membuat kakek menunggu, kakek belum makan yaa karena nungguin saya!"

Dia melihatku dengan seksama, dari kaki hingga kepala.

"Kok Neng berubah?"

"Iya, tadi pulang dulu, kek!"

Tidak kukatakan kalau aku lupa. Setelah membayar harga pisang, kuselipkan satu lembaran merah ke saku bajunya.

"Jangan Neng, kan pisang kakek sudah diborong!"

Tangannya, menahan tanganku. Tapi tetap kutinggalkan disakunya.

'Inilah, kenapa salah satu ciri-ciri orang munafik menurut Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, adalah jika berjanji tidak ditepati. Karena bisa jadi, orang yang sdh janji, betul-betul ada org yg berharap'...

Real story, tahun 2016
(copas)

t.me/artikel


ek saja bisa memakan waktu lama. Tapi itulah cara Ibu membalas setiap tetes keringat Bapak ketika mencetak batu bata dulu, itulah cara Ibu mencintai Bapak.

“Karena mencintai itu tak cukup hanya sampai mati, tapi sampai sesudah mati,” kata Ibuku, dan ingin kupegang kata-kata itu sampai sekarang.
***


M Dedy Vansophi
7 Februari pukul 16.47
MENCINTAI ITU
TAK CUKUP SAMPAI MATI

“Aku ingin kita punya rumah sendiri, kecil juga tidak apa-apa, yang penting ada suara laki-laki mengaji, suara itu adalah suaramu,” kata Ibu waktu statusnya masih pacaran sama Bapak.

“Jangan kuatir, untukmu akan kubangunkan rumah tiga lantai,” jawab Bapak serius. “Sungguh! Tiga lantai, terdiri dari lantai kamar, lantai kamar mandi, dan lantai dapur merangkap ruang makan, ruang tamu, ruang serbaguna. Tiga lantai kan? hahahahhha.” sambung Bapak bercanda.

Kedengarannya saja bercanda, tapi kau tahu, sejak saat itu Bapak mulai menabung. Bukan menabung uang karena belum punya penghasilan, tapi menabung batu bata yang kelak akan dipakai untuk membangun rumah impian Ibu, yang dalam perhitungan Bapak dibutuhkan sekitar sepuluh ribu. Maka mulailah Bapak mengolah sebidang tanah milik orang tuanya. Ia cangkul tanah itu sendiri, sampai mencetaknya pun sendiri, tapi tak jarang juga kakekku membantu.

Bapak tak pernah berhitung kapan jumlah sepuluh ribu itu tercapai, pokoknya mencetak dan mencetak saja terus. Apalagi ibu, tak pernah ia melihat batu bata itu jadinya seperti apa, kokoh kah? rapuh kah? tak presisi kah?

Yang Ibu lihat adalah seorang lelaki yang sangat amatir dalam ilmu cetak bata tapi sangat profesional dan piawai dalam hal mencintai, sekelas kepiawaian BJ Habibie dalam bidang pesawat terbang, sekelas Rudy Hartono dalam bidang bulu tangkis.

Tak lama setelah Bapak-Ibu menikah, berdirilah rumah “tiga lantai” itu. Sebagian besar bahannya dicetak oleh tangan Bapak, kekurangan-kekurangan kecil lainnya disumbang oleh orangtua masing-masing. Sekarang tinggal mengisinya dengan suara laki-laki mengaji. Dan inilah masalah besarnya.

Latar belakang keluarga Bapak, dalam hal pendidikan agama berbeda dengan keluarga Ibu.
Kakekku dari Ibu adalah jebolan Pondok Pesantren Tebuireng. Kegiatan sehari-harinya selain menjadi pegawai Pegadaian adalah imam masjid. Terbayang bagaimana suasana keagamaan dalam keluarga Ibu. Sementara orang tua Bapak adalah petani totok yang bermandikan lumpur sawah. Agama sekedarnya saja. Tak apa tak bisa mengaji asal tak mencuri.

Tak heran Bapak tak bisa mengaji. Sholat pun mirip puasa senin-kamis, jarak antara sholat ashar ke maghrib bisa dua sampai tiga hari. Ibu sudah sering mengingatkan dengan lembut sampai agak keras. Tapi rupanya mencetak orang taat itu harus dari usia dini, tak bisa secepat dan semudah mencetak bata.

Puncaknya pada suatu malam Ibu mendapati Bapak pulang dengan mulut bau alkohol. Bapak tak bisa mengelak, tapi ia mengaku dipaksa minum oleh bos di tempat kerjanya. Ibu menyerah. Ibu pulang ke rumah orangtuanya padahal Bapak bersungguh-sungguh bilang sangat mencintai Ibu.

“Untuk membangun rumah ini mungkin cukup dengan modal mencintaiku. Tapi tidak mungkin membangun rumah tangga yang sakinah bila tak mencintai Allah dan Rasulnya,” kata Ibuku tegas.

Bapak sering mendengar tentang ancaman siksa api neraka bagi yang meninggalkan sholat. Namun bagi Bapak, kepergian Ibu adalah neraka yang datangnya dipercepat, bukan di hari akhirat tapi di hari pertama rumah itu kosong tanpa Ibu.

Tak menunggu waktu lama, Bapak menyusul Ibu ke rumah orang tuanya. Namun saat itu Ibu mengurung diri di kamar. Tak bisa lain, Bapak hanya bisa bicara dari balik pintu.

“Ayuk, pulang. Rumah itu sudah jadi neraka tanpa kamu. Kalau kamu masih mencintai aku, pulang. Selamatkan aku.”

Tak ada respon apa-apa dari balik pintu, Bapak bicara lebih keras. “Aku mau sholat dan belajar ngaji, tapi harus kamu sendiri yang ngajari. Aku sudah tua, tak tahu harus belajar ngaji dimana. Di desa hanya ada guru ngaji untuk anak-anak. Aku malu. Tolonglah. Harap kamu memaklumi keadaanku.”

Pintu berderit, Ibu keluar dengan wajah sembab. Bapak menyambutnya dengan mengangsurkan sebuah buku belajar mengaji. “Lihat, aku sudah beli iqro,” kata Bapak dengan wajah berbinar seperti dulu ketika bilang mau mencetak batu bata sendiri. Bagi Ibu itu sudah cukup.

Tak mudah mengajari Bapak mengaji. Butuh ketekunan dan kesabaran luar biasa. Lidahnya kadung kaku. Satu ayat pend


Mana kalau di sekolah dia suka mandang jajanan temannya kayak ngeiler gitu tapi pas dikasih dia nolak. Malu mungkin ya, Ma." Fahri bercerita panjang lebar.

Bu Tia terdiam.

Ya Allah mengapa ia tak tahu? Selama ini, ia aktiv ikut kegiatan sosial, mengunjungi panti asuhan ini dan itu. Namun ia abai akan keadaan di sekitar.

"Ma, bolunya gak ada rasa, kurang enak," ucap Fachri membuyarkan lamunannya.

"Sengaja, makannya bukan gitu. Tapi kamu oles mentega dan taburi meses atau kamu oles selai buah."

"Ohhh, gitu ya. Tumben mama pesan bolu tawar."

"Lagi pengen aja."

Bu Tia menghela napas panjang. Tak akan terulang lagi, jangan sampai ada tangis anak yatim yang kelaparan di sekitarnya.

Anak yatim itu bukan tanggung jawab ibunya saja tapi keluarga dan orang sekitar.

*

Sepele bagi kita namun berarti bagi mereka.

Ada kala sisa nasi kemarin sore yang tak tersentuh di atas meja makan kita adalah mimpi dari anak-anak yang telah berhari-hari terpaksa hanya berteman dengan ubi rebus saja.

Jangan heran menatap binar seseorang yang begitu terharu ketika gaun pesta yang menurut kita sudah ketinggalan jaman itu kita berikan pada mereka.

Uang lima puluh ribu yang sangat mudah lenyap ketika dibawa ke mini market bertukar dengan kinderj*y dan beraneka jajanan yang habis dalam sekejap itu adalah setara dengan hasil kerja keras seorang buruh dari subuh hingga menjelang Malam.

Bersedekah itu gak perlu banyak, sedikit saja dari yang kita punya. Memberi itu jangan menunggu kaya, saat kekurangan lah justru diri harus lebih bermurah hati.

Beruntunglah bila di sekitar begitu banyak ladang sedekah dimana kita dapat menukar rupiah menjadi pahala. Kaya itu bukan pada jumlah harta tapi bagaimana kita membelanjakannya. Akherat itu ada dan sudah kah kita menyiapkan hunian di sana?

Pengingat diri agar lebih peka.**


k lemas. Ya Allah, ya Allah, ya Allah. Apalagi ini? Aku tak meminta banyak ya Allah, hanya es krim saja.

Peluhku yang sudah sejak tadi mengucur, kini bercampur dengan air mata.

Siapa yang ingin membeli bolu pisang tanpa gula dengan rasa manis yang alakadarnya?

Ya Allah, berkali aku menyeka air mata yang terus membasahi wajah.

Sulungku berhenti merengek, ia langsung diam melihat air mataku. Lama ia menatapku iba. Kedua netranya mulai berkaca. Tak tega hati ini melihatnya. Ia hanya ingin es krim seharga 5000 ya Allah.

"Dika gak akan minta es krim lagi Bu, tapi ibu jangan nangis." Dika kecilku berkata dengan suara yang bergetar. Sepertinya ia pun menahan tangis.

"Kita pulang, Nak," ucapku. Dika mengangguk, si bungsu pun tangisnya mulai mereda. Sepertinya ia mengerti akan kegundahan hati ini.

Ya Allah, beginilah rasanya. Sakit ya Allah, sakit, sakit, sepele bagi mereka namun begitu berat bagiku. Bahan-bahan bolu itu adalah modal terakhir dan kini seolah sia-sia.

Ya Allah, berkali aku menyebut nama-Nya. Berat, sungguh berat, belum lama suamiku pergi dan kini rasanya aku lemah.

Tak banyak ya Allah hanya ingin es krim saja, itu saja, untuk menyenangkan buah hatiku dan kini bukan untung yang kudapat malah kerugian yang telah nyata di depan mata.

Aku baru saja memasuki halaman rumah kontrakan ketika Bu Tia tetanggaku kulihat telah menunggu.

"Eh, ibunya Dika, dicariin, untung cepat pulang."

"Ada apa Bu?" tanyaku. Semoga saja wanita baik ini akan memberikanku perkerjaan. Apa saja boleh, bahkan yang terkasar sekalipun akan kuterima. Tapi gak mungkin, di rumah besarnya sudah ada dua pembantu yang siap sedia. Aku kembali membuang anganku.

"Gini, ibu jangan tersinggung ya." Bu Tia menatapku.

Aku mengangguk, ingin kukatakan bila rasa tersinggung itu sudah lama lenyap dalam kamus hidupku.

"Papanya anak-anak kan baru pulang jemput kakek neneknya dari bandara. Ya dasar laki-laki tahunya kan cuma nyenengin anak tapi gak tahu yang baik. "

Aku mengangguk walau belum paham kemana arah pembicaraan.

"Masa dia ngebeliian anak-anak es krim sampai lima buah. Padahal anakku kan masih batuk pilek parah. Jadi, daripada buat rusuh, mau ya Bu nerima es krim ini, untuk Dika dan adiknya." Bu Tia menyerahkan plastik putih berisi es krim padaku.

Aku terdiam tak sanggup berkata-kata.

"Asikkk." Dika bersorak, aku masih bergeming.

"Lo, yang ibu bawa itu apa?" tanya Bu Tia melirik kantong hitam berisi dua kotak bolu pisangku.

"Bolu pisang Bu, tapi gak manis, kebetulan yang mesan batal. "

"Wah kebetulan, neneknya di rumah itu diabetes jadi gak bisa makan manis. Saya beli ya untuk cemilan."

"Benar Bu?" Aku bertanya tak percaya.

"Iya, berapa harganya?"

"Berapa saja, Bu. Terserah, asal jadi uang."

"Ya sudah." Bu Tia menyerahkan dua lembar uang merah ke dalam genggamanku.

"Ya Allah Bu ini kebanyakan ," ucapku.

"Sudah, gak apa. Ambil saja, kalau mesan yang kayak gini emang mahal kok Bu." Bu Tia langsung mengambil kantong berisi bolu pisang dan bergegas pergi.

Aku masih diam dengan air mata yang mulai menetes lagi. Baru saja mengeluh akan pahitnya hidup dan kini semua telah terbayar lunas.

***

Bu Tia meletakkan bolu pisang yang baru ia beli di atas meja makan.

Ia duduk dan memandang dua kotak bolu pisang itu dengan tatapan berkaca.

Sungguh zolim sebagai tetangga, bahkan ada seorang janda yang kesusahan pun ia tak tahu. Sementara baru saja ia membeli tas branded seharga jutaan dan tak jauh dari rumahnya ada seorang anak yatim merengek pada ibunya hanya demi sebuah es krim.

Untung saja Fahri putranya bercerita, bila tidak pastilah kezoliman ini akan terus berlangsung.

"Ma, tadi yang juara 1 Dika, tetangga kita yang di ujung itu." lapor putra sulungnya.

"Bagus dong, les dimana dia?"

"Gak les kok, Ma. Orang dia miskin kok."

"Hey, gak boleh menghina orang lain." Bu Tia melotot pada putranya.

"Gak menghina kok. Kenyataan emang dia miskin. Kasihan deh Ma, masa kan ibunya janji mau beliin dia es krim kalau ranking satu eh pas dia ranking malah ibunya bilang tunggu ada uang. Kasihan banget Dika ya , Ma.


*Kisah inspiratif, nangis bacanya.*😢
*Sebagai introspeksi diri.*

*Catatan inspirasi*

Judul: *Bolu Pisang dan Es Krim*

"Bu, kakak ranking satu, mana janji ibu mau beliin es krim," rengek Dika putra sulungku. Sejak pulang sekolah ia selalu saja menagih janjiku. Mana kutahu bila si sulung yang baru kelas dua SD akan meraih ranking satu, pikirku saat berjanji paling dia hanya akan masuk sepuluh besar saja seperti biasa.

"Sabar ya, Nak, tunggu ibu gajian tanggal satu," janjiku, padahal aku pun tahu tanggal satu nanti upah menjadi buruh cuci separuhnya akan habis menyicil hutang pengobatan ketika almarhum suami sakit dulu.

Dika cemberut. Aku tahu dia kecewa. Tak banyak pinta anak ini sebenarnya, hanya sebuah es krim ketika ia ranking satu. Tapi bagiku itu barang mahal.

Ah seandainya saja Dika ranking dua atau tak usahlah ranking sekalian, ia pasti tak sekecewa ini.

Keterpurukan hidupku bermulai ketika suami yang tiap hari bekerja sebagai buruh bangunan kecelakaan dan lumpuh. Tiap Minggu harus bolak balik kontrol ke rumah sakit, walau pakai BPJS namun kerepotan ini tetap membutuhkan biaya hingga hutang pun menumpuk.

Ketika suami akhirnya pergi selamanya, hutang-piutang pun berdatangan meminta haknya untuk dilunasi.

Aku pasrah. Memohon kepada si pemberi hutang agar memberi kelonggaran dengan mencicil.

Bukan tak mau bekerja lebih giat lagi, namun selain Dika, aku memiliki Anita putri bungsuku yang masih berusia dua tahun. Tak semua orang mau menerima pekerja rumah tangga yang membawa balita.

Sejak itu aku melakukan kerja apapun, mulai dari buruh cuci, hingga upahan membuat kue. Kebetulan kata orang-orang bolu pisang buatanku enak.

(Mbak, bisa buatin bolu pisang?) Sebuah pesan masuk.

Aku bersorak.
Alhamdulillah tak sia-sia mengisi pulsa data beberapa hari yang lalu dan mengaktifkan WA ku. Ada pesanan masuk.

(Bisa Mbak, mau berapa loyang?)

(2 loyang, ngambilnya kira kira jam 1 bisa?)

(Bisa Mbak.) Aku menyanggupi.

(Tapi bolu pisangnya jangan pakai gula ya, biar manisnya ngambil dari pisangnya saja. Anakku alergi gula.)

(Siap, Mbak. Otw dibuat.)

(Berapa harganya?)

(50.000 Mbak.)

(40.000 saja ya, kan gak pakai gula.)

Aku menelan ludah. Ya Tuhan, padahal dalam tiap loyangnya aku hanya mengambil untung 20.000.

(Ya sudah karena Mbak ngambil dua, aku kasih.)

(Oke, tapi aku gak bisa ngambil ke rumah ya, Mbak. Aku mau pergi liburan, jadi jam 1 aku tunggu di depan SMP yang ada di simpang itu.)

(Oke siap.)

Aku segera gerak cepat menyiapkan semua bahan dan mulai bekerja. Baru jam sembilan berarti masih banyak waktu luang. Kebetulan ada pisang Ambon yang belum terpakai jadi gak perlu beli ke pasar.

Alhamdulillah, aku bisa mendapat untung dua puluh ribu dari penjualan dua loyang bolu pisang.

Sepuluh ribunya bisa buat beli es krim harga lima ribu untuk si sulung dan bungsu dan sisanya untuk tambahan belanja besok.

Setelah jam 12.30 aku segera berangkat menuju tempat yang dijanjikan. Si sulung mengekor langkahku dengan riang karena terbayang es krim yang bakal didapat. Si bungsu sedang tidur siang jadi kugendong saja.

Tempat janjian kami cukup jauh sekitar setengah kilometer dari rumah. Walau tengah hari dan terik matahari tengah garang menyerang, aku tetap semangat, demi 20.000.

Jam satu kurang lima menit kami telah tiba di tempat janjian. Mungkin sebentar lagi yang memesan akan datang.

Sepuluh menit, dua puluh menit hingga tiga puluh menit berlalu namun tak kunjung ada tanda bila si pemesan akan datang.

Beberapa pesan telah kukirim sejak tadi namun hanya terkirim dan belum dibaca.

Aku menelpon berkali-kali pun tak kunjung diangkat. Sudah hampir satu jam menanti.

Si sulung telah lelah dan merengek sementara si bungsu telah bangun dan ikut meraung karena kepanasan.

Ting! Sebuah pesan masuk. Hatiku bersorak, dari si pemesan kue.

(Ya Allah Mbak, maaf ya aku lupa. Ini suami berubah pikiran, awalnya dia bilang berangkat jam 2 eh tahunya jam sepuluh udah mau buru-buru. Jadi gak sempat kasih kabar. Mbak, jual bolunya sama orang lain saja ya, aku udah otw ke kampung.)

Aku langsung terdudu


Artikel jhon welly

Beberapa waktu yang lalu, saya hendak mencari potret perempuan Indonesia zaman dulu. Karena saya tahu pencarian pakai bahasa Indonesia engga akan membuahkan hasil, saya pakai bahasa Inggris. "Malay Woman clothing 19 century." Begitu tulisannya. Muncullah sederet gambar. Yang membuat saya terperanjat, muncul sebuah gambar berkaitan di pencarian. Gambar perempuan berjilbab syari. Menjuntai sampai ke kaki. Syari sekali. Kaya perempuan zaman sekarang. Tulisannya, "wife and doughter of Panglima Polim." Saya ketuk. Pencarian terkaitnya, bahkan situs gambarnya, memakai bahasa Belanda. Bahasa penjajah kita. Tertulis "collectie trompenmuseum."
.
Dari situlah saya mulai ngerti. Bahwa sejarah kita banyak yang disembunyikan dengan sengaja. Disembunyikan dengan bahasa Belanda. Supaya ga ada yang bisa nyari. Setelah saya telusuri, begitu banyak foto perempuan zaman dulu yang telah berhijab syari. Vrouw van Malay. Vrouw van Minangkabau. Vrouw van Celebes. Dan bahasa peta yang dipakai bahasa zaman dulu. Kalau ga tau peta dulu, gak akan ketemu.
.
Banyak foto-foto dan arsip sejarah-malah sebagian besar-disimpan di belanda. Arsip foto kita pun disimpan di Universitet Leiden. Belanda. Bayangkan, kalau kita mau tau tentang negeri kita harus lari ke negeri orang. Oh God.
.
Apa akibatnya? Akibatnya, banyak terjadi pengkaburan sejarah dan penyelewengan paham. Banyak orang "lantam" yang berkata, "jilbab syari itu budaya Arab. Bukan budaya kita. Karena nenek nenek kita tak pernah pakai kerudung itu." Sebenarnya bukan tak pernah. Hanya saja dia belum lihat fotonya. Yang tersebar luas adalah foto nenek nenek kita yang pakai kerudung tipis. Kerudung paling populer di zaman itu. Padahal sebelumnya ada yang syari. Seperti seorang profesor yang memajang postingan di twitternya dan mengatakan, "adem liat kerudung Muhammadiyah zaman dulu. Kerudung yang sangat nusantara."
.
Padahal kata Buya Hamka, sampai tahun 1930 an akhir pun, perempuan Makassar, Melayu, Minang, Aceh dan Bima masih menggunakan kain sarung di kepala mereka. Ditutupkan ke wajah. Cuma menampilkan mata untuk melihat. Fungsinya kaya cadar sekaligus jilbab


Rasulullah S.A.W bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.” (HR. Al-Bukhari)


●MENUNDA SHOLAT●
(Jangan* dibaca jika tak kuat)

Ada seorang wanita bertanya kepada'' mufti :"Bagaimana caranya membangunkan anak-anak saya yang sedang tertidur nyenyak untuk sholat Subuh ?" Mufti menjawab dengan balik bertanya kepada wanita tersebut :"Apa yang akan kamu lakukan jika rumahmu terbakar dan pada saat itu anak-anakmu sedang tidur nyenyak ?" Wanita tersebut berkata :"Saya pasti akan membangunkan mereka dari tidurnya." Mufti menjawab :"Bagaimana jika mereka sedang tertidur nyenyak sekali ?" .

Wanita itu kemudian menjawab :"Demi ALLAH! Saya akan membangunkan mereka sampai bener-benar bangun, jika mereka tidak bangun juga, saya akan menarik menyeret mereka sampai keluar dari rumah." Mufti kemudian menjawab :"Jika itu yang kamu akan lakukan untuk menyelamatkan anak-anakmu dari api dunia, lakukanlah hal yang sama untuk menyelamatkan mereka dari api neraka di akhirat kelak." Dari : Abuya As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki

AKIBAT SUKA SHOLAT DI UJUNG WAKTU

Para Malaikat menyeretnya melewati orang banyak, menuju ke arah api neraka yang menyambar-nyambar.

Dia menjerit sekuat tenaga dan bertanya-tanya barangkali ada orang yang mampu membantunya.

Dia menjerit lagi sambil menyebutkan semua kebaikan yang telah dia lakukan; bagaimana dia sering membantu orangtuanya. Bagaimana dia tidak pernah tertinggal puasanya, tidak pernah meninggalkan shalatnya, selalu bersedekah dan rajin membaca al-Quran.

Dia terus menjerit lagi, namun tidak ada seorangpun yang tampil membantunya.

Para malaikat terus menyeret dia. Dan … mereka semakin dekat dengan kawah api neraka.

Dia menoleh ke belakang dan ini harapannya yang terakhir. Dia teringat …

Tidak! Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Bagaimana bersihnya seseorang yang mandi di sungai lima kali sehari dari kotoran, begitu juga bersihnya orang yang melaksanakan shalat lima kali sehari dari dosa-dosa mereka”

Dia menjerit lagi sekuat tenaga:

“Solat saya? Solat saya? Doa saya?”

Kedua malaikat tidak berhenti, dan terus menyeretnya ke tepi jurang neraka. Kembang api neraka yang membubung terasa menyambar mukanya.

Dia menoleh ke belakang lagi, tapi matanya telah kering dari setiap harapan dan dia tidak memiliki apa-apa lagi yang tinggal di dalam dirinya.

Salah satu malaikat menolak dia dan memasukan ke kawah neraka.

Dia mandapati dirinya terus melayang dan akhirnya jatuh ke dalam kawah api neraka yang menjulang tinggi selama 70 tahun.

Setelah 70 tahun sengsara dibakar api, tiba-tiba terasa tangannya diraih oleh satu lengan.

Dia ditarik kembali ke atas.

Ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat seorang pria yang sangat tua dengan jenggot putih yang panjang memegang tangannya.

Pria itu kelihatannya sangat daif.

Sambil menyapu debu di tubuhnya dia bertanya pada pria tua itu:

“Siapakah anda?”

Orang tua itu menjawab: “Akulah sholat anda”

“Mengapa kamu begitu terlambat bantu saya? Wahai shalatku, saya telah terjerumus ke dalam api neraka selama 70 tahun! Kenapa setelah tubuh saya hangus dan hampir hancur baru kamu datang selamatkan saya ? kenapa …?.”

Orang tua itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berkata:

“Apakah kau lupa? Selama hidup di dunia dulu kamu selalu laksanakan saya pada saat-saat akhir !!”

“Setiap kali Maghrib kamu fokus pada sinetron tv dulu ..

“Dzuhur kamu lewat, kamu lebih mementingkan kerja daripada saya. Sholat ashar dan subuh juga selalu diujung waktu.

“Kamu ingatkah itu semua ??”

Penjelasan pria tua itu mengejutkannya dari tidur …

Dia terjaga dan mengangkat kepalanya dari tidur. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat ketakutan …
Ya Allah.. Aku mimpi…

Tapi seperti nyata ..
Ketika itu juga ia mendengar suara adzan di kumandangkan menandai masuknya waktu shalat ashar.
Dia bangun dengan cepat dan mengambil wudhu. Dia berjanji tidak akan melalaikan shalat lagi. Dia menyadari kesalahannya sekarang. Dia telah mendapat petunjuk yang maha benar.
Sebarkan kisah ini kepada keluarga dan kawan-kawan anda. Mungkin anda dapat membantu mereka agar mulai sekarang mau menunaikan sholat tepat waktu.
Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak


CARA MENGETAHUI POSISI KITA DI SISI ALLAH SWT.

Sahabat sholehku,

ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻣﻘﺎﻣﻚ ﺣﻴﺚ ﺃﻗﺎﻣك

Para Ulama' berkata : "Kedudukanmu di sisi Allah sesuai dengan apa kamu disibukkan..".

*ﺇﺫﺍ ﺃﺭﺩﺕ ﺃﻥ ﺗﻌﺮﻑ ﻗﺪﺭﻙ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻓﺎﻧﻈﺮ ﺃﻳﻦ ﺃﻗﺎﻣﻚ ؟*

"Jika engkau ingin tahu kedudukanmu di sisi Allah SWT, maka lihatlah yang manakah sekarang ini kesibukanmu.."

*ﻓﺈﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮﻙ*

1. Jika engkau disibukkan oleh dzikir, maka ketahuilah bahwasanya Allah ingin untuk mengingatmu..

*ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﺤﺪﺛﻚ*

*2.* Jika engkau disibukkan dengan *Al-Qur'an*, maka ketahuilah bahwasanya Allah ingin berbicara denganmu..

*ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺮﺑﻚ*

*3.* Jika engkau disibukkan dengan *ketaatan-ketaatan*, maka ketahuilah bahwasannya Allah ingin mendekatkanmu kepadaNya

*ﻭﺇﺫﺍ ﺍﺣﻀﺮﻙ ﻓﻲ ﻣﺠﺎﻟﺲ ﺻﻠﺤﺎﺋﻪ ﻭﺃﻭﻟﻴﺎﺀﻩ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﻠﺤﻘﻚ ﺑﻬﻢ ﻓﻲ ﺣﻀﺮﺗﻪ ..*

*4. Jika Allah SWT menghadirkanmu di Majelis Orang Sholeh dan Para Auliya'nya* maka ketahuilah bahwa melalui kebersamaan itu, Allah ingin memasukkanmu ke dalam HadiratNya...

*ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺪﻋﺎﺀ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﻌﻄﻴﻚ*

*5.* Jika engkau disibukkan dengan *do'a*, maka ketahuilah bahwasanya Allah ingin memberikan sesuatu kepadamu..

*ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺪﻧﻴﺎ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺃﺑﻌﺪﻙ*

*6.* Jika engkau disibukkan dengan *dunia*, maka ketahuilah bahwasannya Allah ingin menjauh darimu..

*ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺃﻫﺎﻧﻚ*

*7.* Jika engkau disibukkan dengan *manusia*, maka ketahuilah bahwasanya Allah hendak menghinakanmu..

*ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻋﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺫﻛﺮﻙ ﻭﺷﻜﺮﻙ ﻭﺣﺴﻦ ﻋﺒﺎﺩﺗﻚ*

"Yaa Allah...
Bantulah kami agar selalu mengingat-MU, mensyukuri-MU dan agar mampu beribadah kepada-MU denga sebaik-baiknya.."

Qs. Al-Baqarah 2 : 21

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

*"Wahai manusia! Sembahlah Robbmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa".*

Qs. Al-Ḥasyr 59 : 19

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

*"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik".*

Qs. Al-Ḥasyr 59 : 20

لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ

*"Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan".*

Yuk berdoa :
"Ya Alloh, karuniakanlah aq cinta kpdMu, cinta kpd org2 yg mencintaiMu dan cinta kp Id amal2 yg mendekatkan aq kpd cintaMu".

Salam bahagia,
Taman para pencintaNya.🌹


BEGINI CARA RIBA MENGHANCURKAN PENGUSAHA

Oleh : Penggiat Anti Riba

(Sangat Penting! Begini Skema RIBA Menjadikan Anda Budak)

🌑 Terjadi penyesatan logika, ketika kita ditawari utang oleh sebuah bank, maka kita diiming-imingi dengan bunga yang murah sekali.

🌑 Biasanya mereka memberikan gambaran bunga HANYA 1% – 2% perbulan.

🌑 Logika kita akan berbicara, dengan uang yang kita pinjam, ketika diputar untuk bisnis misalnya, setiap bulan kita bisa menghasilkan keuntungan misalnya 5% saja, maka dengan beban bunga hanya 1% – 2% perbulan, maka keuntungan kita masih ada 3%-4%.

💰 Katakanlah kita pinjam uang Rp. 50.000.000,-
Dengan uang tersebut, kita berasumsi bisa menghasilkan Rp. 2.500.000 sebulan.
Sementara bunga bank hanya 1.5% misalnya.

Maka besar bunga hanya Rp, 750.000,-. Itu artinya, keuntungan kita yang Rp. 2.5 juta – Rp. 750 ribu masih sisa =Rp. 1.750.000,-. Itu artinya, kita masih untung dengan melakukan pinjaman ke bank.

🌑 Apakah anda termasuk orang yang berpikir seperti diatas?

(Mari kita bongkar kesesatan logika kita)

1. Apakah anda lupa, bahwa modal yang anda dapat dari bank setiap bulan berkurang karena anda mengangsur pokoknya?

2. Anggap anda bisa dapat keuntungan bersih 5% dan selalu tetap (walaupun hampir tidak mungkin), maka setiap bulan keuntungan anda akan menurun karena modal yang anda pinjam harus anda kembalikan ke bank dalam bentuk angsuran setiap bulan.

3. Sementara modal anda setiap bulan berkurang, ternyata beban bunga yang anda tanggung tetap.

4. Didalam simulasi, seandainya anda mampu membukukan keuntungan tetap setiap bulan sebesar 5% (walaupun sebenarnya hampir tidak mungkin), maka di bulan ke-27, penghasilan anda akan minus, karena pemasukan anda lebih kecil dari bunga yang anda bayarkan.

5. Mulai bulan ini hingga terakhir, uang anda sendiri akhirnya akan ikut tergerus untuk membayar bunga setiap bulan.

6. Kondisi ini jauh lebih parah jika anda meminjam uangnya lebih besar lagi, dan jangka waktunya lebih lama lagi.

7. Kondisi minus seperti ini, biasanya tidak anda sadari, anda hanya beranggapan, bahwa anda butuh modal tambahan, sehingga, biasanya yang terjadi, sebelum lunas, anda akan mengambil utang baru lagi.

8. Ketika anda memutuskan mengambil utang baru, baik dengan Top Up, maupun dengan Take Over, maka anda akan kena biaya-biaya tambahan seperti: Bunga berjalan, beban beberapa kali angsuran, pinalti, provisi, biaya notaris, dll.

9. Sehingga pinjaman anda yang ke2, anggap anda pinjam uang 100 juta, paling anda hanya menerima beberapa puluh juta saja, karena anda masih memiliki angsuran yang belum selesai juga tanggungan biaya-biaya seperti diatas.

10. Jika sudah seperti ini kondisinya, maka kematian bisnis anda semakin cepat, kalau misal dipinjaman pertama anda minus dibulan ke-27, maka pinjaman ke-2 bisa jadi anda sudah minus dibulan ke 12, sehingga memaksa anda akhirnya top up lagi, ataupun take over lagi. Begitu seterusnya.

11. Yang harus anda mengerti, bunga dari bank 1.5% itu hanya akan anda nikmati saja dibulan pertama. Bukan setiap bulan!

12. Bank menghitung bunga itu dari NOMINAL PINJAMAN PERTAMA anda, bukan BESAR UANG YANG MASIH ANDA PINJAM.

Jadi, jangan lagi percaya, bahwa bunga 1%-2% itu murah!

SILAHKAN PAKAI LOGIKA ANDA!!

🌑 Saya jelaskan bahayanya riba, ga pake dalil Al Qur’an, ga pake hadits. Cukup pakai akal sehat anda sudah cukup, maka anda akan mengerti bahwa riba itu seperti racun yang akan membuat kita mati, baik cepat ataupun lambat.

🌑 Yang orang bank, mau marah boleh, tapi anda tidak bisa membantah FAKTA ini.

🌸 @artikel 🌸


BERBAGI KEBAIKAN

Pada sebuah Seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta.

Tiba-tiba sang Motivator berhenti memberikan Materinya dan mulai memberikan balon* kepada masing-masing peserta.

Para peserta diminta untuk menuliskan namanya, pada Balon* yang mereka terima dengan menggunakan Spidol.

Kemudian semua balon* dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain.

Kemudian, semua peserta seminar diminta masuk ke ruangan yang penuh *balon dan diminta untuk menemukan *balon yang telah tertulis nama mereka.

Mereka hanya diberi waktu 5 menit.

Semua orang panik mencari nama mereka.
Bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang di sekitarnya, sehingga terjadi kekacauan.

Waktu 5 menit sudah usai, tetapi tidak seorangpun yang bisa menemukan balon dengan nama mereka masing-masing.

Kemudian, Motivator meminta mereka masing-masing untuk mengambil sembarang balon dengan acak dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di balon itu.

Dalam beberapa menit kemudian semua peserta seminar sudah memegang balon dengan Nama mereka sendiri.

Akhirnya sang motivator berkata,..
“Kejadian yang baru saja terjadi ini mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri,...
Tidak peduli dengan orang lain,...
Sama halnya ketika mencari balon dengan nama mereka sendiri,...
dan banyak yang gagal.

Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika memberikan balon kepada pemiliknya,...
Ketika memberikan* kebahagiaan kepada orang lain, dengan saling tolong monolong,...
Peduli dengan orang lain, dan tidak egois.”

Saudaraku*,...
kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan yang kita berikan kepada orang lain*.
Memberikan kebahagiaan kepada orang lain, maka kita akan mendapatkan balasan kebahagiaan kita sendiri.
Tanpa memandang latar apapun.* Baik itu agama, suku atau apapun juga.

Semoga hari ini dan seterusnya kita bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain lebih banyak lagi.

Semoga kita selalu sehat, bahagia dan mendapat lindungan Allah Swt.
🙏

🌷 @artikel 🌷


Репост из: Ramadan 🕌
😭

Kalau Ramadan..

Kalau "Ramadhan" sudah tidak mampu membuat
kita semangat untuk beribadah,
Mungkin hanya tinggal kematian saja yang membuat kita menyesal meninggalkan ibadah"

🌔
@Ramadan


Репост из: Ramadan 🕌
😭

Kalau Ramadan..

Kalau "Ramadhan" sudah tidak mampu membuat
kita semangat untuk beribadah,
Mungkin hanya tinggal kematian saja yang membuat kita menyesal meninggalkan ibadah"

🌔
@Ramadan


┉┅━✍🔅🔅🌸🔅🔅✍━┅┉

"DIA BUKAN PENGEMIS"

Semalam setelah maghrib,
aku mengendarai mobil ke rumah.
Tiba2 rasa migren nyeri menyerang kepala hingga aku menepikan mobilku…
Berhenti sejenak menunggu rasa nyeri berkurang, aku berusaha mengalihkan pikiran dengan melihat sekeliling....
Tiba2 kaca mobilku diketuk seorang anak laki2 kira-kira umur 12 tahun.
“mas… mas mau parkir?
Saya bantuin untuk parkir mobilnya ya….” katanya...

“Belum sekarang,
saya mau istirahat dulu,” jawabku.

“Kalau gitu apa mas punya uang 2000 ?”
tanya anak itu.

Karena aku sedang tidak mau diganggu,
aku buru2 serahkan uang itu.
Aku pikir anak ini mungkin cuma mau minta2. Aku amati anak itu...
dia mendekati tukang gorengan lalu membeli beberapa.
Kemudian gorengan itu dia berikan pada sesosok orang tua yang duduk di bawah tiang listrik.
Ketika dia melewati samping mobilku,
aku buka kaca dan memanggilnya.

“Eh… dik sini…itu siapa?”
tanyaku.

“Gak tau mas… bapak2 tua…,
saya juga baru saja ketemu...” jawabnya...

“Loh, tadi kamu minta uang ke saya beli gorengan, kenapa diberikan ke bapak itu ?”

“Oh…saya tadi duduk di situ, ngobrol sama bapak itu. Bapak itu katanya puasa…
Tadi saya lihat buka puasanya cuma minum…. Katanya uangnya habis. Hari ini saya nggak jualan koran... Tanggal merah mas.. Jadi ga punya uang.. . Saya cuma ada 1000, kalau beli gorengan cuma dapat 1 kasihan ga kenyang. Makanya saya minta mas 2000.
Biar dapat 3... Mas mau parkir sekarang ?
Saya bantuin parkir ya mas… mas kan udah bayar. Kalau saya sebenernya bukan tukang parkir,” katanya tertawa sambil garuk garuk pipinya.

Aku terdiam.
Tadi aku pikir anak ini pengemis seperti anak2 yang biasa mangkal di jalan.
Ternyata aku salah besar.
“Terus uang kamu habis dong dik?”
tanyaku.

“Iya mas… Nggak apa2… Besok bisa jualan koran… Insya Allah ada rejekinya lagi.”

“Kalau gitu aku ganti ya uangnya dik …
Sekalian sisanya buat jajan…”
kataku sambil menyerahkan lembaran uang Rp 50.000,-.

“Nggak usah mas… Jangan… Ibu saya sebetulnya melarang saya minta2...
Makanya saya tawarin mas parkirin mobilnya Soalnya tadi saya kasihan bapak itu aja. Cuma saya bener2 nggak punya uang,” katanya lagi...

“Eh… mas minta maaf ya tadi salah sangka sama kamu… Kirain kamu tukang minta2” kataku merasa bersalah.

“Saya yang minta maaf mas… Saya jadi minta uang duluan sama mas.. Padahal saya belum kerja.”

“Sama2lah… Ini ambil uangnya… Ini kamu nggak minta, aku yang beri...” kataku.

“Makasih. Mas mau parkir sekarang ?”
tanyanya lagi.

“Nggak… aku nggak usah dibantu parkir,” kataku.

“Beneran mas ? Soalnya saya mau jemput adik saya ngaji dulu bu…
Takut nangis kalau kelamaan telat jemputnya…”

“Udah, sana jemput aja adiknya…”
kataku tersenyum.

“Makasih ya, mas…” katanya setengah berlari meninggalkan saya yang termangu.
Saya menoleh ke tiang listrik, bapak tua itu sudah pergi.
Saya lihat dari spion mobil, anak itu berjalan setengah berlari.

Diluar sana banyak orang tidak seberuntung kita, tapi mereka masih memikirkan sesama, masih berusaha bersedekah dan sangat yakin akan jaminan rezeki.
ع
Terima kasih dik, kamu hari ini telah memberikan pelajaran akhlaq yang luar biasa untuk saya …
Semoga hidupmu berlimpah berkah dan rezeki....

Saya starter mobilku dan melaju pelan2 menuju rumah.
Aku sediiih dan haru,
kerena belum bisa berbuat banyak untuk sesama...

@artikel

┈┉┅━✍❀🌸✍❀━┅┉┈


Репост из: Habib Umar
APA YANG DILAKUKAN DI 10 HARI PERTAMA DZULHIJJAH?

Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz menyebutkan mengenai keutamaan 10 hari pertama Bulan Dzul Hijjah:

Banyak dalil yang menyebutkan mengenai keutamaan sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah dan anjuran untuk memperbanyak amal shaleh di dalamnya. Di antaranya adalah hadits Nabi SAW:

: ما مِن أيامٍ العملُ الصالحُ فيهنَّ أحب إلى الله من عشرِ ذي الحجة، قالوا: ولا الجهادُ في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجلٌ خرجَ بنفسِه ومالِه فلم يرجع من ذلك بشيء. رواه الترمذي.

Tidak ada hari-hari di mana Amal kebaikan di dalamnya lebih disukai oleh Allah SWT daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, “Tidak juga berjihad di jalan Allah?” Rasulullah SAW menjawab, “Tidak pula berjihad di Jalan Allah, kecuali seorang yang pergi membawa jiwa dan hartanya untuk berjihad dan tidak kembali lagi.” (HR Turmudzi)

Dalam riwayat Thabrani disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda:

ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إلى الله العمل فيهن من أيام العشر فأكثروا فيهن من التسبيح والتحميد والتهليل والتكبير

Tidak ada hari-hari yang lebih agung dan tidak pula ada hari dimana amal di dalamnya lebih disukai oleh Allah daripada sepuluh hari ini (awal Dzul Hijjah). Maka perbanyaklah di dalamnya Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. (HR Thabrani)

Dzikir yang disebutkan dalam hadits di atas adalah Baqiyatus shalihat yaitu: Subhanallah wal hamdulillah walailahailallah wallohu akbar.

Jika ditambahkan
La haula wa la quwwata Illa Billah maka itu adalah satu harta simpanan dari simpanan-simpanan surga.

Maka hendaknya dzikir itu dijadikan wirid (dzikir rutin) di sepuluh hari ini. Hendaknya ia membaca dzikir ini sebanyak 300 kali atau 700 kali atau 1000 kali atau 3000 kali sesuai dengan waktu luang yang ia miliki.

Maksud dari dzikir ini adalah untuk menghadirkan hati. Maka hendaknya dzikir ini juga dibarengi dengan shalawat kepada dia yang telah mengajarkan Dzikir ini, yang telah memberikan petunjuk mengenai keagungan sepuluh hari ini yaitu Nabi Muhammad SAW.

Banyak orang-orang shaleh, dan para imam yang dijadikkan panutan yang merutinkan untuk memperbanyak membaca tahlil dengan menyebut bilangan-bilangan seperti:

لا إله إلا الله عدد الليالي والدهور

Lailahailallah sejumlah bilangan malam dan waktu

، لا إله إلا الله عدد الأيام والشهور

Lailahailallah sejumlah bilangan hari dan bulan

، لا إله إلا الله عدد أمواج البحور

Lailahailallah sejumlah bilangan ombak lautan

، لا إله إلا الله عدد أضعاف الأجور إلى آخر

Lailahailallah sejumlah penggandaan ganjaran kebaikan

Dan seterusnya..

Penyebutan jumlah sebagaimaa yang dicontohkan orang-orang shaleh ini diambil dari sunnah Nabi SAW. Nabi mengajarkan untuk membaca:

سبحان الله عدد ما خلق في السماء ، سبحان الله عدد ما خلق في الأرض سبحان الله عدد ما بين ذلك ، وسبحان الله عدد ما هو خالق ، والله أكبر مثل ذلك ، والحمد لله مثل ذلك ، ولا إله إلا الله مثل ذلك ، ولا قوة إلا بالله مثل ذلك

Subhanallah sejumlah bilangan apa-apa yang Dia ciptakan di langit. Subhanallah sejumlah bilangan apa-apa yang Dia ciptakan di bumi. Subhanallah sejumlah bilangan apa-apa yang ada di antara keduanya. Subhanallah sejumlah apa-apa yang Dia ciptakan. (HR Al Hakim)

Oleh sebab itu para ulama pun bertakbir dan bertahlil dengan menyebutan jumlah bilangan yang mereka harapkan Allah SWT akan memberikan ganjaran dengannya dan menerima dzikirnya itu sejumlah bilangan yang mereka sebutkan.

Di antara yang terpenting dilakukan di 10 hari pertama ini adalah menyambung tali silaturahim, memperhatikan keadaan kerabat dan tetangga, dan menggembirakan hati mereka. Dan yang lebih besar dan lebih penting lagi untuk disambungkan tali silaturahimnya adalah kedua orang tua jika masih hidup. Hendaknya ia menggembirakan hati keduanya di hari-hari penuh berkah ini, membuat mereka senang dapat menjadi sebab keridhoan Allah SWT.

http://forsansalaf.com/2017/08/22/apa-yang-dilakukan-di-10-hari-pertama-dzulhijjah/


*Fenomena Londonistan*
Menuju Peradaban SABTU, 08 APRIL 2017 , 11:12:00 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA


SAYA memang tahu ada nama Pakistan, Afghanistan, Turkistan, Kazhakstan, Kirgistan, Uzbekistan dan lain-lain nama berakhiran “stan”. Namun saya tidak tahu bahwa ternyata ada pula nama Londonistan.

Ternyata Londonistan adalah julukan terbaru bagi sebuah kota yang bernama London . Yang menciptakan julukan Londonistan adalah jurnalis terkemuka, Melanie Phillips, demi melukiskan betapa besar pengaruh Islam terhadap ibukota Inggris di masa kini.

Sejak 2001 sampai dengan 2016, di London telah didirikan 423 mesjid baru sementara sekitar 500 gereja telah ditutup. The Hyatt United Chuch dibeli oleh umat Islam dari Mesir dan diubah menjadi masjid. Sama halnya dengan gereja Santo Peter dirubah menjadi masjid Madina. Masjid Brick Lane semula adalah sebuah gereja Methodist. Bukan hanya bangunan yang berubah sebab pada tahun 2016 jumlah kaum Mualaf di kota Londonistan meningkat dua kali lipat.

The Daily Mail sengaja secara khusus mempublikasikan serial foto fakta Londonistan antara lain dengan foto sebuah masjid dan sebuah gereja bertetangga di pusat kota Londonistan. Atau adegan di dalam gereja San Giorgio yang berkapasitas tampung 1.230 jemaat namun hanya hadir 12 orang pada upacara misa. Hanya 20 orang tampak hadir di dalam katedral Santa Maria.

Masjid di kawasan Brune Street Etatate punya masalah beda akibat daya tampung hanya maksimal 100 orang maka setiap Jumat, umat terpaksa meluber ke jalanan. Walikota London masa kini adalah Muslim.

Ceri Peach dari Universitas Oxford menyatakan homogenitas umat beragama di Inggris masa kini memudar akibat dominasi Kristen memang melenyap. Direktur The National Secular Society, Keith Porteus Wood yakin bahwa di Inggris dalam 20 tahun mendatang jumlah Muslim akan lebih besar ketimbang jumlah Nasrani.

Menurut riset NatCen Social Research Institute jumlah umat Anglican pada lingkup waktu 2012 sampai dengan 2014 mengalami kemerosotan menjadi sekitar 1,7 juta , sementara jumlah umat Islam di Inggris meningkat menjadi satu juta insan. Demografikal, umat beragama di Manchester 15,8 persen Muslim, Birmingham 15,8 persen bahkan Bradford 24,7 persen.

Wajar apabila para penderita Islamophobia makin dilanda gelisah paranoid bahwa gelombang bencana Islamisasi sedang melanda Inggris. Namun bagi mereka yang mengerti kodrat proses peradaban, sama sekali tidak merasakan apalagi menganggap fenomena Londonistan sebagai suatu mimpi buruk di malam hari.

Gejala Londonistan sekadar ekspresi perubahan peta demografik keagamaan di Inggris di mana kebetulan agama Nasrani sedang mengalami masa pasca kematangan sementara Islam sedang mengalami masa pertumbuhan.

Kemerosotan jumlah umat Kristen bukan akibat pertumbuhan Islam. Ketika masih belajar kemudian mengajar di Jerman pada tahun 70an abad XX di mana umat Islam setempat masih dalam jumlah sangat terbatas, saya pribadi sudah menyaksikan bagaimana jumlah umat Kristen yang rajin ke gereja terus menerus merosot.

Jumlah warga yang secara adminisratif ke luar dari agama Kristen makin banyak akibat keberatan membayar pajak gereja yang secara legal wajib dipotongkan langsung dari salaris bulanan. Terutama generasi muda Jerman pada masa itu sudah mulai menganggap agama Kristen sudah tidak relevan akibat tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

Maka dapat disimpulkan bahwa apa yang disebut sebagai Islamophobia sebenarnya hanya suatu penyakit jenis khayal yang sengaja direkayasa oleh mereka yang merasa kepentingannya terancam akibat tumbuhnya jumlah umat Islam.

Sehingga meski pun pada kenyataan mayoritas pelaku kekerasan terorisme di bumi Amerika Serikat sebenarnya bukan Muslim, namun Donald Trump dan para pendukungnya sengaja membiasakan diri untuk menggunakan istilah teroris Islam radikal.

_Penulis adalah pembelajar peradaban_

>> http://rmol.co/dpr/read/2017/04/08/286891/Fenomena-Londonistan-

Показано 20 последних публикаций.

350

подписчиков
Статистика канала