𝐀𝐄𝐒𝐓𝐇𝐄𝐓𝐄.

"Hanya berbicara mungkin, agar suasana hatimu membaik. Kamu tau beberapa bulan ini entah apa yang berubah padaku, atensiku hanya fokus kearahmu, Garva. Kamu tampan, terlampau tampan dan perlakuanmu juga manis hingga membuatku pusing. Mungkin masalah akan datang dan pergi seenaknya, tapi aku yakin kau dapat mengatasinya dengan baik, kau mampu. Entah sudah cukup atau belum aku mengatakan ini, tapi aku mencintaimu, sampai tidak terhitung jumlahnya. Amortentia bahkan tidak akan cukup untuk menciptakan rasa sebegini besarnya, jadi kamu harus bangga tau! Ah jadi ngelantur kan, pokoknya apapun yang terjadi aku tetap disini, jadi berbagilah denganku, sharing is caring, ya?"

"Tentu. Tentu, Tuan muda, will do," ucap pria tampan itu dengan senyum indah diwajahnya.

Ah, senyum yang kurindukan.

Kurasa ucapanku sedikit melantur dan tidak saling terhubung, namun bagiku tidak penting. Tujuanku hanya mengungkapkan dan aku akan turut senang jika itu dapat membuat suasana hati priaku membaik, hanya itu.


✐ 𝗘𝗿𝗼𝘀.

Benar, beberapa hari ini atensinya entah berada dimana, yang biasanya hanya terfokus padaku malah terbagi dan sukses membuatku jengkel terkadang.

"Apa ya? Aku jadi ikut bingung, kamu sendiri tidak tahu yang mengganggu pikiranmu..."

"Ahaha... Tapi tubuh dan hatiku tetap disini denganmu, Tuan muda."

"Lelucon yang sangat lucu, Garva."

Aku menatap mata tajam itu yang selalu menatapku seolah tidak ada bosannya, mata yang beberapa bulan ini hanya terfokus padaku dan tubuh juga jiwa itu yang beberapa bulan ini sudah menjadi milikku.

"Kamu tau, mungkin ini tidak merubah suasana hatimu dengan baik, tapi aku akan tetap mencobanya."

"Baiklah, ingin melakukan apa, Tuan?" Ucap pria itu mulai antusias.

Kedua netraku menatap kekasihku yang sedang duduk bersandar di badan pohon samping danau mansion, sepertinya pria itu sedang melamun. Berjalan mendekat lalu duduk di samping pria itu adalah yang aku lakukan setelahnya. Dapat kulihat raut terkejutnya saat aku duduk tepat di sampingnya dan melempar senyum kearahnya. Raut wajahnya kaget namun tidak menampakkan rasa semangat, seolah ia hanya wadah kosong tanpa jiwa.

"Hei, ada apa? Sedang melamunkan apa disini? Apa tidak takut nanti ikan disana akan naik dan menggigitmu?"

Senyum kecil merekah di bibir indah itu, "Maka akan kubawakan ikan itu dan memakannya denganmu, Tuan."

Cukup lucu, aku suka lelucon garingnya, hahaha.

Kulihat dari samping, rupanya begitu indah, ia tampan yang berlebihan namun kadang orang tidak menyadari ketampanan ini karena sikap tertutupnya, entah kenapa ia mau menjadi kekasihku sekarang, kuat sekali denganku yang terus menuntutnya terbuka padaku?

Wajah itu kembali lurus kearah danau luas di depan, melamun lagi mengabaikan presensiku di sampingnya.

"Sedang memikirkan apa, Garva? Tubuhmu disini, tapi jiwa dan pikiranmu entah kemana," ucapku membuatnya kembali menoleh kearahku.

"Entahlah Tuan muda, saya juga bingung. Tapi sesuatu mengganggu saya beberapa hari ini, itu sukses merusak suasana hati saya terkadang," jawabnya.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𝗘𝗥∅𝗦ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ⩩ 𝗪as 𝖈haos and 𝐛eauty intertwined.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤIn a fight they're 𝖑𝖊𝖙𝖍𝖆𝖑ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤAround each other they're 𝓜𝖾𝗅𝗍ㅤㅤㅤㅤ