September tahun 1996 membawa purnama tuk kesekian kali bertandang, bersembunyi dengan netranya yang linang pada kedua kelopak jendela jiwa.
Siapakah perempuan september itu? dia adalah Jèsyara Hanindhya nama yang begitu indah seperti rupa nya. Bulu matanya menyentuh sinar bulan, cahaya itu dipenuhi dengan cahaya bintang. Dipipinya pancaran cahaya bintang itu pun ikut terpantul.
Di balik kabut ada sorot mata yang sesekali menghujam melewati celah-celah pekat menyulut bara rindu yang tak padam. Di balik kabut senyum terpancar dari bibirnya senyum teduh tanpa lusuh menghangatkan jiwa yang dingin membeku.
Siapakah perempuan september itu? dia adalah Jèsyara Hanindhya nama yang begitu indah seperti rupa nya. Bulu matanya menyentuh sinar bulan, cahaya itu dipenuhi dengan cahaya bintang. Dipipinya pancaran cahaya bintang itu pun ikut terpantul.
Di balik kabut ada sorot mata yang sesekali menghujam melewati celah-celah pekat menyulut bara rindu yang tak padam. Di balik kabut senyum terpancar dari bibirnya senyum teduh tanpa lusuh menghangatkan jiwa yang dingin membeku.