Репост из: o r l a i t h
[…]
Sepucuk Cinta untuk Biru
(2/3)
"Biru, kamu adalah bintangku. Meski aku tahu kamu tak selalu ada, bahkan nyaris tak ada. Namun aku tahu kamu ada disana. Berpendar indah dengan sinarmu sendiri."
~ 💙 ~
Senja itu benar-benar indah. Hingga membuat dua insan itu tak menyadari. Bahwa keindahan itulah yang paling cepat beranjak. Lalu berganti gelap.
"Aku mencintaimu, Ru," bisik Navy. Ia menyembunyikan wajahnya dibalik ceruk leher lelaki itu.
"Aku lebih mencintaimu,"
"Lebih besar cintaku tahu!" Navy bangkit dari duduknya. Berdiri di hadapan Biru seraya melipat tangannya diatas dada. Biru terkekeh.
"Gemes ya," Biru ikut bangkit. Berdiri dihadapan gadis yang kini kelihatan pendek.
"Ih iya tahu! Besaran aku!" Navy mengerucutkan bibirnya. Pura-pura marah.
"Iya aku tahu," Biru mengacak rambut Navy gemas. Menautkan jemarinya pada jemari Navy.
"Biru,"
"Hum?"
"Terima kasih sudah selalu berkata jujur padaku. Kamu gak pernah bohong. Kamu juga selalu memperlakukan aku dengan baik. Kamu membuatku bahagia. Kamu selalu tersenyum untukku. Meski kehidupanmu tak semenyenangkan yang kau perlihatkan," Navy menyenderkan kepalanya pada dada bidang Biru.
Biru tak menyahut. Ia larut dalam pelukan Navy. Ada banyak hal yang dipikirkannya saat ini. Perihal hingga kini, ia sama sekali belum pulang ke rumah. Rumah yang seharusnya menjadi tempat bernaung berubah menjadi tempat dimana ia merasa sulit bernapas. Segalanya sesak. Namun ia tak ingin Navy tahu. Biarlah segala rasa sakit ini ia simpan untuk dirinya sendiri. Biarlah untuk satu hal ini, ia ingin menjadi egois. Tak ingin berbagi luka. Bukannya tak mempercayai Navy, namun Biru hanya merasa tidak memiliki alasan untuk berbagi rasa sakitnya pada Navy. Karena selama hidupnya, ia hanya memiliki satu alasan,
Membahagiakan Navy.
Bahkan jika ia harus jatuh, ia tak ingin Navy ikut jatuh bersamanya.
{ #kaipocious }
Sepucuk Cinta untuk Biru
(2/3)
"Biru, kamu adalah bintangku. Meski aku tahu kamu tak selalu ada, bahkan nyaris tak ada. Namun aku tahu kamu ada disana. Berpendar indah dengan sinarmu sendiri."
~ 💙 ~
Senja itu benar-benar indah. Hingga membuat dua insan itu tak menyadari. Bahwa keindahan itulah yang paling cepat beranjak. Lalu berganti gelap.
"Aku mencintaimu, Ru," bisik Navy. Ia menyembunyikan wajahnya dibalik ceruk leher lelaki itu.
"Aku lebih mencintaimu,"
"Lebih besar cintaku tahu!" Navy bangkit dari duduknya. Berdiri di hadapan Biru seraya melipat tangannya diatas dada. Biru terkekeh.
"Gemes ya," Biru ikut bangkit. Berdiri dihadapan gadis yang kini kelihatan pendek.
"Ih iya tahu! Besaran aku!" Navy mengerucutkan bibirnya. Pura-pura marah.
"Iya aku tahu," Biru mengacak rambut Navy gemas. Menautkan jemarinya pada jemari Navy.
"Biru,"
"Hum?"
"Terima kasih sudah selalu berkata jujur padaku. Kamu gak pernah bohong. Kamu juga selalu memperlakukan aku dengan baik. Kamu membuatku bahagia. Kamu selalu tersenyum untukku. Meski kehidupanmu tak semenyenangkan yang kau perlihatkan," Navy menyenderkan kepalanya pada dada bidang Biru.
Biru tak menyahut. Ia larut dalam pelukan Navy. Ada banyak hal yang dipikirkannya saat ini. Perihal hingga kini, ia sama sekali belum pulang ke rumah. Rumah yang seharusnya menjadi tempat bernaung berubah menjadi tempat dimana ia merasa sulit bernapas. Segalanya sesak. Namun ia tak ingin Navy tahu. Biarlah segala rasa sakit ini ia simpan untuk dirinya sendiri. Biarlah untuk satu hal ini, ia ingin menjadi egois. Tak ingin berbagi luka. Bukannya tak mempercayai Navy, namun Biru hanya merasa tidak memiliki alasan untuk berbagi rasa sakitnya pada Navy. Karena selama hidupnya, ia hanya memiliki satu alasan,
Membahagiakan Navy.
Bahkan jika ia harus jatuh, ia tak ingin Navy ikut jatuh bersamanya.
{ #kaipocious }