" Anak mama... jangan nakal-nakal ye . Jadi anak yang baik . Mama dan Papa sayang sangat kat Nasha . Kamu merupakan anugerah yang paling indah dalam hidup kami . Membesar dengan baik ye . ", ucap Tengku Aireen dengan linangan air mata . Ibu mana yang sanggup berpisah dengan anak mereka ? Lagi-lagi anak yang baru sahaja lahir di dunia . Mak Lin menahan air matanya dari turut mengalir . Dia sangat faham akan perasaan itu meskipun dia tidak mempunyai zuriat sendiri .
" Puan... Puan janganlah macam ni . Kalau Tuan tahu ni , mesti dia sedih . Puan ikut ye ? Kita jalan perlahan-lahan . ", Mak Lin cuba memujuk .
" Tak , Mak Lin . Saya tak akan tinggalkan suami saya seorang diri . Mak Lin tolong la saya... bawa Nasha ke tempat yang selamat . Saya amanahkan Mak Lin untuk jaga dia . Tolong... ", pinta Tengku Aireen sambil mengenggam tangan wanita itu . Mak Lin akhirnya mengangguk dengan bermacam rasa di hatinya .
Melihatkan Mak Lin yang sudah berlalu pergi , Tengku Aireen mengukirkan senyuman kelegaan . Tiba-tiba...
Bang ! Bang ! Bang !
" Abang !!! "
" Puan... Puan janganlah macam ni . Kalau Tuan tahu ni , mesti dia sedih . Puan ikut ye ? Kita jalan perlahan-lahan . ", Mak Lin cuba memujuk .
" Tak , Mak Lin . Saya tak akan tinggalkan suami saya seorang diri . Mak Lin tolong la saya... bawa Nasha ke tempat yang selamat . Saya amanahkan Mak Lin untuk jaga dia . Tolong... ", pinta Tengku Aireen sambil mengenggam tangan wanita itu . Mak Lin akhirnya mengangguk dengan bermacam rasa di hatinya .
Melihatkan Mak Lin yang sudah berlalu pergi , Tengku Aireen mengukirkan senyuman kelegaan . Tiba-tiba...
Bang ! Bang ! Bang !
" Abang !!! "