ia tersenyum, " harusnya ia memberi banyak waktu".
Saya terheran-heran "waktu? Bukan kah dia punya waktu seumur hidup?" Jawab saya.
" Tapi bukankah hidup banyak yang tak tentu?" Balasnya.
"Mungkin, sar".
"Mungkin? Kau dimana?" Sarah bertanya kepada saya dengan wajah lelahnya.
" Taulah seperti biasa" jawab saya.
" Tak ada waktu lagi?" Ia bertanya.
" Tak bisakah kau mengerti?" Tanya saya dengan nada kesal.
" Apa yang kau kejar?" Tanya Sarah, " apa yang kau cari?" Balas saya bertanya.
Malam itu kita berdebat.
" Aku hanya butuh kau ada, Lendra!". Kata Sarah dengan suara bergetar nya.
" Aku butuh kau bersabar!" jawab saya dengan nada menahan amarah.
" Bukankah cinta seharusnya membahagiakan kita–" saya dan Sarah berkata bersamaan.
" Lalu mengapa menyakitkan?" Lanjut Sarah.
" Sebab, bersama cinta kita jatuh," jawab saya.
" Lalu sekarang apa?" Tanyanya sekali lagi, " sekarang hampa" jawab saya.
Kalau saja kau tau maksudku bukan begitu, kalo kau punya dunia, saya pun juga sama.
Tetapi cinta tak pernah cukup.
Cinta saja, tak akan cukup.
Saya terheran-heran "waktu? Bukan kah dia punya waktu seumur hidup?" Jawab saya.
" Tapi bukankah hidup banyak yang tak tentu?" Balasnya.
"Mungkin, sar".
"Mungkin? Kau dimana?" Sarah bertanya kepada saya dengan wajah lelahnya.
" Taulah seperti biasa" jawab saya.
" Tak ada waktu lagi?" Ia bertanya.
" Tak bisakah kau mengerti?" Tanya saya dengan nada kesal.
" Apa yang kau kejar?" Tanya Sarah, " apa yang kau cari?" Balas saya bertanya.
Malam itu kita berdebat.
" Aku hanya butuh kau ada, Lendra!". Kata Sarah dengan suara bergetar nya.
" Aku butuh kau bersabar!" jawab saya dengan nada menahan amarah.
" Bukankah cinta seharusnya membahagiakan kita–" saya dan Sarah berkata bersamaan.
" Lalu mengapa menyakitkan?" Lanjut Sarah.
" Sebab, bersama cinta kita jatuh," jawab saya.
" Lalu sekarang apa?" Tanyanya sekali lagi, " sekarang hampa" jawab saya.
Kalau saja kau tau maksudku bukan begitu, kalo kau punya dunia, saya pun juga sama.
Tetapi cinta tak pernah cukup.
Cinta saja, tak akan cukup.