nguasai bela diri. Saat itu ia melihat ayahnya Linggabuana menghadapi Gajah Mada. Melihat pertarungan yang akhirnya membunuh ayahnya. Sang permaisyuri menyusul kepergian ayahnya karena terkena tombak tepat di dadanya. Prajurit dan dayang semakin berkurang. Citraresmipun mencoba melawan.
8. Patrem Dyah Pitaloka
Saat itu jumlah pasukan semakin berkurang, Citraresmi sangat terpukul melihat kedua orangtuanya gugur di medan perang. Ia melihat Gajah Mada memerintah pasukannya untuk segera menghabisi seluruh pasukan Padjajaran dan menyisakan Citraresmi untuk tetap hidup. Akhirnya Citraresmi memantapkan hatinya untuk tidak tunduk pada Majapait, rasa cintanya terhadap Padjajaran lebih besar dan sudah menjadi kewajibannya untuk mempertahankan harga diri tanah airnya. Ia berdoa dan bersumpah bahwa ia lebih baik mati dari pada tunduk pada Majapait. Saat itu dia menarik Patrem (susuk) dari sanggulnya. Rambutnya menjadi tergerai, susuk pun ia acungkan keatas langit, berdoa pada Hyang Widi atas keputusannya. Susukpun berhasil tertanam di dadanya. Gajah Mada tak sempat menahan dirinya saat Citraresmi memilih untuk bunuh diri dengan menancapkan patrem(susuk) ke dadanya.
9. Amarah Hayam Wuruk
Hayam Wuruk terlambat datang, ia dan seluruh tamu undangan sampai di Palagan Bubat yang sudah banjir darah. Pikirannya kacau amarahnya meledak pada pamannya sendiri yaitu Gajah Mada. Ia melihat jasad dari Raja Linggabuana, disalahkannya lagi Gajah Mada. Hatinya membatu, saat melihat tubuh Citraresmi yang sudah tidak bernyawa, saat itu akhirnya Raja Majapait menangis sambil membawa tubuh Citraresmi kepangkuannya. Akhirnya ia menyuruh prajurit yang tidak berperang untung membersihkan medan perang dan mengevakuasi seluruh jasad-jasad yang ada
10. Keadaan Padjajaran.
Bunisora paman Citraresmi sangat marah saat membaca daun lontar berisi permintaan maaf Hayam Wuruk atas Perang di Palagan Bubat. Eksistensi Majapait menurun karena hilangnya kepercayaan kerajaan-kerajaan di bawahnya yg tergabung dalam Sumpah Palapa. Gajah Mada mendapat hukuman dari Hayam Wuruk. Sementara seluruh jasad dari pasukan padjajaran sudah diabukan dengan upacara penghormatan. Bunisora merasa iba kepada Wastu Kencana dan tidak sampai hati mengatakan bahwa kedua orang tua dan kakanya telah gugur di medan perang.
Maka dari peristiwa itulah akhirnya muncul larangan bahwa wanita sunda tidakd boleh menikah pada laki-laki dari Jawa. Tapi itu mah dulu ya guys. Karena sekarang mah udah beda jaman. Kita satu, Indonesia.
Hatur Nuhun.
-umqor
#SUNDLEARN
8. Patrem Dyah Pitaloka
Saat itu jumlah pasukan semakin berkurang, Citraresmi sangat terpukul melihat kedua orangtuanya gugur di medan perang. Ia melihat Gajah Mada memerintah pasukannya untuk segera menghabisi seluruh pasukan Padjajaran dan menyisakan Citraresmi untuk tetap hidup. Akhirnya Citraresmi memantapkan hatinya untuk tidak tunduk pada Majapait, rasa cintanya terhadap Padjajaran lebih besar dan sudah menjadi kewajibannya untuk mempertahankan harga diri tanah airnya. Ia berdoa dan bersumpah bahwa ia lebih baik mati dari pada tunduk pada Majapait. Saat itu dia menarik Patrem (susuk) dari sanggulnya. Rambutnya menjadi tergerai, susuk pun ia acungkan keatas langit, berdoa pada Hyang Widi atas keputusannya. Susukpun berhasil tertanam di dadanya. Gajah Mada tak sempat menahan dirinya saat Citraresmi memilih untuk bunuh diri dengan menancapkan patrem(susuk) ke dadanya.
9. Amarah Hayam Wuruk
Hayam Wuruk terlambat datang, ia dan seluruh tamu undangan sampai di Palagan Bubat yang sudah banjir darah. Pikirannya kacau amarahnya meledak pada pamannya sendiri yaitu Gajah Mada. Ia melihat jasad dari Raja Linggabuana, disalahkannya lagi Gajah Mada. Hatinya membatu, saat melihat tubuh Citraresmi yang sudah tidak bernyawa, saat itu akhirnya Raja Majapait menangis sambil membawa tubuh Citraresmi kepangkuannya. Akhirnya ia menyuruh prajurit yang tidak berperang untung membersihkan medan perang dan mengevakuasi seluruh jasad-jasad yang ada
10. Keadaan Padjajaran.
Bunisora paman Citraresmi sangat marah saat membaca daun lontar berisi permintaan maaf Hayam Wuruk atas Perang di Palagan Bubat. Eksistensi Majapait menurun karena hilangnya kepercayaan kerajaan-kerajaan di bawahnya yg tergabung dalam Sumpah Palapa. Gajah Mada mendapat hukuman dari Hayam Wuruk. Sementara seluruh jasad dari pasukan padjajaran sudah diabukan dengan upacara penghormatan. Bunisora merasa iba kepada Wastu Kencana dan tidak sampai hati mengatakan bahwa kedua orang tua dan kakanya telah gugur di medan perang.
Maka dari peristiwa itulah akhirnya muncul larangan bahwa wanita sunda tidakd boleh menikah pada laki-laki dari Jawa. Tapi itu mah dulu ya guys. Karena sekarang mah udah beda jaman. Kita satu, Indonesia.
Hatur Nuhun.
-umqor
#SUNDLEARN