Sejauh Doa
1 Raja-raja 8:22-53
Mengapa berdoa? Bagaimana berdoa? Apa itu berdoa? Kapan berdoa? Siapa yang berdoa?
Pertanyaan sederhana di atas bukan tidak mungkin muncul dalam kehidupan kita. Namun, pertanyaan yang sederhana itu kadang membutuhkan jawaban yang tak sederhana. Bacaan hari ini mengajak kita untuk sekali lagi belajar tentang berdoa.
Salomo sadar betul bahwa dengan selesainya pembangunan bait Allah, sesungguhnya Allah sudah tinggal bersama dengan umat. Ia adalah Tuhan yang dekat dengan umat. Namun demikian, perjumpaan dengan Tuhan tak dapat dilakukan dengan tatap muka secara fisik. Orang Israel tahu bahwa menatap wajah Tuhan berarti kematian. Jadi, cara berjumpa dengan Tuhan yang paling mudah dan sederhana adalah dengan berdoa. Ya, berdoa adalah perjumpaan dengan Tuhan. Melalui doa, umat dapat menyampaikan apa saja yang menjadi isi hati mereka kepada Tuhan.
Kita dapat belajar dari Salomo di dalam bacaan hari ini, bagaimana ia menyampaikan isi hatinya kepada Tuhan (23-53). Perhatikanlah bagaimana Salomo berdoa. Bagi Salomo, Tuhan hanya sejauh doa. Semua yang ia sampaikan adalah hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal yang luar biasa adalah seluruh doa itu ditujukan Salomo demi kebaikan umat.
Dengan doa, kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan kapan saja dan di mana saja. Kita dapat menyampaikan semua isi hati kita. Lebih daripada itu, kita punya keyakinan bahwa setiap doa yang kita sampaikan kepada Tuhan pasti akan didengar dan dijawab. Mengapa? Sebab kita adalah umat kepunyaan-Nya.
Pada tahun yang baru ini, mari kita periksa kehidupan doa kita masing-masing. Adakah kita menjadikan doa sebagai cara berkomunikasi yang efektif dan efisien dengan Tuhan? Ia tak pernah jauh dari kita. Ia hanya sejauh doa. Apakah kita sudah menyampaikan perihal yang menjadi pergumulan dan kerinduan kita? Mari kita tekun berdoa dengan semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
#ASQMUSE
1 Raja-raja 8:22-53
Mengapa berdoa? Bagaimana berdoa? Apa itu berdoa? Kapan berdoa? Siapa yang berdoa?
Pertanyaan sederhana di atas bukan tidak mungkin muncul dalam kehidupan kita. Namun, pertanyaan yang sederhana itu kadang membutuhkan jawaban yang tak sederhana. Bacaan hari ini mengajak kita untuk sekali lagi belajar tentang berdoa.
Salomo sadar betul bahwa dengan selesainya pembangunan bait Allah, sesungguhnya Allah sudah tinggal bersama dengan umat. Ia adalah Tuhan yang dekat dengan umat. Namun demikian, perjumpaan dengan Tuhan tak dapat dilakukan dengan tatap muka secara fisik. Orang Israel tahu bahwa menatap wajah Tuhan berarti kematian. Jadi, cara berjumpa dengan Tuhan yang paling mudah dan sederhana adalah dengan berdoa. Ya, berdoa adalah perjumpaan dengan Tuhan. Melalui doa, umat dapat menyampaikan apa saja yang menjadi isi hati mereka kepada Tuhan.
Kita dapat belajar dari Salomo di dalam bacaan hari ini, bagaimana ia menyampaikan isi hatinya kepada Tuhan (23-53). Perhatikanlah bagaimana Salomo berdoa. Bagi Salomo, Tuhan hanya sejauh doa. Semua yang ia sampaikan adalah hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal yang luar biasa adalah seluruh doa itu ditujukan Salomo demi kebaikan umat.
Dengan doa, kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan kapan saja dan di mana saja. Kita dapat menyampaikan semua isi hati kita. Lebih daripada itu, kita punya keyakinan bahwa setiap doa yang kita sampaikan kepada Tuhan pasti akan didengar dan dijawab. Mengapa? Sebab kita adalah umat kepunyaan-Nya.
Pada tahun yang baru ini, mari kita periksa kehidupan doa kita masing-masing. Adakah kita menjadikan doa sebagai cara berkomunikasi yang efektif dan efisien dengan Tuhan? Ia tak pernah jauh dari kita. Ia hanya sejauh doa. Apakah kita sudah menyampaikan perihal yang menjadi pergumulan dan kerinduan kita? Mari kita tekun berdoa dengan semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
#ASQMUSE