Asy-Syariah dan repost
📚 MENGINGKARI KEMUNGKARAN TIDAK BOLEH MENIMBULKAN KEMUNGKARAN YANG LEBIH BESAR
📝 Imam Ibnul Qayim rahimahullah berkata,
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam mensyariatkan kepada umatnya kewajiban mengingkari kemungkaran agar terwujud dengan pengingkaran tersebut suatu kebaikan (makruf) yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.
Jika ingkar mungkar mengakibatkan terjadinya kemungkaran yang lebih besar serta lebih dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya, tidak boleh dilakukan walaupun Allah membenci kemungkaran tersebut dan pelakunya. Hal ini seperti pengingkaran terhadap para raja dan penguasa dengan cara memberontak. Sungguh, hal itu adalah sumber segala kejahatan dan fitnah hingga akhir masa.
Barang siapa merenungkan berbagai fitnah, besar maupun kecil, yang terjadi pada (umat) Islam niscaya akan melihat bahwa penyebabnya adalah mengabaikan prinsip ini dan tidak sabar terhadap kemungkaran, lalu berusaha untuk menghilangkannya, tetapi justru memunculkan kemungkaran yang lebih besar.” (I’lamul Muwaqqi’in, 3/6)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/reformasi-tapak-tilas-agen-yahudi-abdullah-bin-saba-al-himyari/
📲 https://t.me/asysyariah
📝 Imam Ibnul Qayim rahimahullah berkata,
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam mensyariatkan kepada umatnya kewajiban mengingkari kemungkaran agar terwujud dengan pengingkaran tersebut suatu kebaikan (makruf) yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.
Jika ingkar mungkar mengakibatkan terjadinya kemungkaran yang lebih besar serta lebih dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya, tidak boleh dilakukan walaupun Allah membenci kemungkaran tersebut dan pelakunya. Hal ini seperti pengingkaran terhadap para raja dan penguasa dengan cara memberontak. Sungguh, hal itu adalah sumber segala kejahatan dan fitnah hingga akhir masa.
Barang siapa merenungkan berbagai fitnah, besar maupun kecil, yang terjadi pada (umat) Islam niscaya akan melihat bahwa penyebabnya adalah mengabaikan prinsip ini dan tidak sabar terhadap kemungkaran, lalu berusaha untuk menghilangkannya, tetapi justru memunculkan kemungkaran yang lebih besar.” (I’lamul Muwaqqi’in, 3/6)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/reformasi-tapak-tilas-agen-yahudi-abdullah-bin-saba-al-himyari/
📲 https://t.me/asysyariah