Seorang daksa yang meminta harsa pada cakrawala. Dengan segala asa, ia membawa mimpi menjadi suatu baris-baris yang sunyi. Suatu saat; pria itu berharap akan adanya keajaiban seperti euforia atau mukjizat. Hanya sebagai pelengkap dari potongan-potongan hidup yang menyedihkan baginya. Ada satu julukan yang melekat padanya, yaitu matahari. Sebagai sosok berlakon matahari, ia memberi kehangatan bagi orang-orang disekitarnya. Sebagai diksi dari matahari, ia bercahaya dan bersinar terang kemanapun ia bertandang. Seperti bias cahaya di kaca jendela, bak pantulan sinar di cermin-cermin jalan, ia terlihat sempurna dengan bentuk yang sedemikian rupa. Dengan tanda bahwa ia memiliki kulit putih kekuningan, mata bulat yang menyorot memikat, dan suara lembut yang mengeluarkan melodi halus dengan dengung pekat. Laki-laki itu; dari balik punggungnya yang tegap dan bidang; memiliki sejuta pesona dengan harap-harapan yang mengabur di pikirannya.