Goresan tinta yang selalu diabadikan dalam sebuah buku berisikan berbagai kenangan indah bersama dirimu. Nama indah milikmu adalah sebuah kata yang selalu ku sebut dalam setiap lembar dalam buku itu. Asmaraloka yang selalu kita harapkan untuk terus abadi selamanya, nyatanya pupus dalam sekejap. Lembayung senja dan alunan ombak menjadi saksi antara janji yang telah kita buat untuk selalu bersama. Kesedihan yang mendalam pun datang ketika diri ini mendengarkan sebuah kabar kalau kau sudah tidak akan pernah hadir dalam hidupku. Senyuman yang indah milikmu tak akan lagi ku lihat. Bohong jika diri ini bilang baik-baik saja. Kenangan yang telah kita buat pun menyatu dengan waktu yang terus berjalan tanpa henti. Pada akhirnya aku sadar, kalau aku bukan rumahmu dan juga sebaliknya.