"Kekaguman terhadap tempat itu sangatlah istimewa, Aku begitu terpesona melihat lampu lampu antik yang menggantung dari langit-langit ruang, peninggalan dari zaman kuno, kami diberitahu bahwa ada beberapa peninggalan Nabi yang disimpan di tempat lain - aku tidak tahu di mana - tapi aku tahu bahwa beberapa benda bersejarah ada yang disimpan di ruang Sayyidah Fatimah al-Zahra -yaitu di tempat yang sama ini.
"Ruang ini, sebagian besar tertutup kain tenunan yang terbuat dari sutra murni, berwarna hijau lembut dengan kain katun yang kuat, dan dimahkotai oleh sabuk yang mirip dengan penutup Ka'bah, tetapi disini berwarna merah. Seperempat bagian dari kain dibordir dengan tulisan ayat Al Qur'an yang mulia dari surat al-Fath, terbuat dari garis kapas dan benang emas dan perak"..
"Dari saking kagumnya kami sampai tidak tahu bagaimana untuk menghapus / membersihkan potongan potongan khusus yang dibuat untuk menempelkan kain pada kubah - jari-jari kami goyang bergetar dan napas kami menderu berlomba. Kami tinggal selama 14 malam penuh bekerja dari setelah sholat Isha sampai azan pertama waktu Fajr untuk menyelesaikan tugas ini. Kami menggunakan bahasa sinyal dan kalau terpaksa berbicara akan kami lakukan dengan berbisik bisik, Kami terus menghapus potongan-potongan lama, melepas simpul dari penutup lama, dan membersihkan semua debu dan bulu merpati yang terjebak di tempat yang suci ini. Itu terjadi pada tahun 1971m, dan penutup lama yang kami ganti telah berusia 75 tahun sesuai dengan tanggal yang tertulis di atasnya.
Aku, pada waktu itu mataku sudah lemah dan kacamata ini tidak pernah meninggalkan mata ku sejak bertahun tahun sebelumnya, tapi di ruang itu aku berubah menjadi orang lain, sungguh Aku merasakan hal itu, dan perbedaan itu sangat jelas bagi ku,
Syekh Sahirty bersumpah, ketika mengatakan:
"di situ Aku sanggup untuk menempatkan benang ke lubang jarum tanpa kacamata ku, meskipun cahaya sangat redup ditempat di mana kami bekerja. Bagaimana Anda bisa secara ilmiah menjelaskan hal ini ? Dan bagaimana Anda bisa menjelaskan fakta bahwa aku tidak merasa alergi (aku adalah penderita alergi akut), aku akan batuk parah jika sedikit terkena debu. Tapi pada waktu itu, aku sama sekali tidak terpengaruh oleh debu ruangan, atau pasir yang terbang ke udara. Seakan pasir tidak lagi pasir, dan seolah-olah debu menjadi obat untuk penyakit ku, aku merasa bersemangat dan muda seperti ketika usiaku belasan tahun (padahal waktu itu usiaku sudah lebih dari setengah abad)..
"Satu lagi hal yang aneh terjadi padaku yang rahasia nya, belum aku mengerti hingga saat ini. Kami harus mengambil kain bordir / penutup lama, sepanjang 36 meter, masih tersisa. Aku mengatakan kepada mereka untuk melipat dan membungkusnya dan meninggalkannya disitu. Aku pergi ke sana, dan meskipun tubuh ini sudah tua dan lemah, tapi aku sanggup memanggulnya di atas bahu ini. Aku pergi keluar dari Ruang mulia itu tanpa sedikitpun merasa berat. Tapi setelah itu, mereka datang dengan lima orang muda untuk membawanya dari tempat aku meletakkannya dan mereka tidak bisa [membawanya]. "
Syaikh Ahmad mulai menangis pelan pelan dan sambil mendesah:
"Mereka bertanya siapa yang membawa karung bungkusan itu keluar? Yang bagi mereka sangat berat dan 5 orang muda dan kuat tak sanggup mengangkatnya, saat kujawab aku yang mengangkatnya, mereka tertawa dengan penuh rasa tidak percaya hingga datang syaikh Abd al-Rahim Bukhari, penulis kaligrafi yang terkenal itu dan bersaksi bahwa benar dia telah melihat aku syaikh Ahmad Sahirty yang mengangkatnya sendirian!!"...
اللّهمّ صلِّ على سيّدنا محمّدٍ وآله
وصحْبه وسلِّم
"Ruang ini, sebagian besar tertutup kain tenunan yang terbuat dari sutra murni, berwarna hijau lembut dengan kain katun yang kuat, dan dimahkotai oleh sabuk yang mirip dengan penutup Ka'bah, tetapi disini berwarna merah. Seperempat bagian dari kain dibordir dengan tulisan ayat Al Qur'an yang mulia dari surat al-Fath, terbuat dari garis kapas dan benang emas dan perak"..
"Dari saking kagumnya kami sampai tidak tahu bagaimana untuk menghapus / membersihkan potongan potongan khusus yang dibuat untuk menempelkan kain pada kubah - jari-jari kami goyang bergetar dan napas kami menderu berlomba. Kami tinggal selama 14 malam penuh bekerja dari setelah sholat Isha sampai azan pertama waktu Fajr untuk menyelesaikan tugas ini. Kami menggunakan bahasa sinyal dan kalau terpaksa berbicara akan kami lakukan dengan berbisik bisik, Kami terus menghapus potongan-potongan lama, melepas simpul dari penutup lama, dan membersihkan semua debu dan bulu merpati yang terjebak di tempat yang suci ini. Itu terjadi pada tahun 1971m, dan penutup lama yang kami ganti telah berusia 75 tahun sesuai dengan tanggal yang tertulis di atasnya.
Aku, pada waktu itu mataku sudah lemah dan kacamata ini tidak pernah meninggalkan mata ku sejak bertahun tahun sebelumnya, tapi di ruang itu aku berubah menjadi orang lain, sungguh Aku merasakan hal itu, dan perbedaan itu sangat jelas bagi ku,
Syekh Sahirty bersumpah, ketika mengatakan:
"di situ Aku sanggup untuk menempatkan benang ke lubang jarum tanpa kacamata ku, meskipun cahaya sangat redup ditempat di mana kami bekerja. Bagaimana Anda bisa secara ilmiah menjelaskan hal ini ? Dan bagaimana Anda bisa menjelaskan fakta bahwa aku tidak merasa alergi (aku adalah penderita alergi akut), aku akan batuk parah jika sedikit terkena debu. Tapi pada waktu itu, aku sama sekali tidak terpengaruh oleh debu ruangan, atau pasir yang terbang ke udara. Seakan pasir tidak lagi pasir, dan seolah-olah debu menjadi obat untuk penyakit ku, aku merasa bersemangat dan muda seperti ketika usiaku belasan tahun (padahal waktu itu usiaku sudah lebih dari setengah abad)..
"Satu lagi hal yang aneh terjadi padaku yang rahasia nya, belum aku mengerti hingga saat ini. Kami harus mengambil kain bordir / penutup lama, sepanjang 36 meter, masih tersisa. Aku mengatakan kepada mereka untuk melipat dan membungkusnya dan meninggalkannya disitu. Aku pergi ke sana, dan meskipun tubuh ini sudah tua dan lemah, tapi aku sanggup memanggulnya di atas bahu ini. Aku pergi keluar dari Ruang mulia itu tanpa sedikitpun merasa berat. Tapi setelah itu, mereka datang dengan lima orang muda untuk membawanya dari tempat aku meletakkannya dan mereka tidak bisa [membawanya]. "
Syaikh Ahmad mulai menangis pelan pelan dan sambil mendesah:
"Mereka bertanya siapa yang membawa karung bungkusan itu keluar? Yang bagi mereka sangat berat dan 5 orang muda dan kuat tak sanggup mengangkatnya, saat kujawab aku yang mengangkatnya, mereka tertawa dengan penuh rasa tidak percaya hingga datang syaikh Abd al-Rahim Bukhari, penulis kaligrafi yang terkenal itu dan bersaksi bahwa benar dia telah melihat aku syaikh Ahmad Sahirty yang mengangkatnya sendirian!!"...
اللّهمّ صلِّ على سيّدنا محمّدٍ وآله
وصحْبه وسلِّم