TANGAN KE LANGIT, DAHI KE BUMI, APA RAHASIANYA?
Agama Islam mengajarkan bahwa seluruh isi jagat raya ini adalah ciptaan Allah ﷻ. Segala yang nampak maupun tak nampak adalah ciptaan Allah ﷻ atau disebut makhuk. Hanya Allah lah Al Khalik (Sang Pencipta).
Diantara ciptaan-Nya adalah ruang dan waktu. Segala tempat di langit maupun bumi, di dunia maupun akhirat adalah ciptaan-Nya. Begitu pula segala waktu dan arah. Bayangkan, Andai Allah tidak ciptakan matahari, tentu manusia tidak akan mengenal istilah barat dan timur, selatan dan utara karena tidak ada patokannya.
Begitu pula munculnya istilah atas dan bawah. Istilah atas digunakan untuk benda yang berada di arah kepala, sedangkan istilah bawah digunakan untuk sesuatu yang berada di arah kaki.
Karenanya kita sebut langit-langit rumah di atas, namun berbeda dengan cicak yang kakinya merayap di sana, ia sebut langit-langit tempatnya berpijak adalah bawah sedang lantai rumah menurutnya adalah atas. Begitu seterusnya.
Seumpama Allah ciptakan manusia bulat seperti bola, tanpa kepala tanpa kaki tentu tidak akan ada lagi istilah atas dan bawah.
Dengan demikian nyatalah bahwa arah dan tempat adalah bagian dari makhluk Allah.
Lalu apakah Allah butuh kepada tempat? Butuhkah Allah pada arah? Tentu jawabnya mustahil Allah membutuhkan tempat karena tak mungkin Allah butuh kepada makhluk-Nya.
Allah ﷻ sudah ada sebelum adanya waktu, sebelum adanya arah, sebelum diciptakannya arasy, kursi langit dan bumi. Maka setelah Allah ciptakan itu semua Allah pun tetap tidak membutuhkannya. Maha suci Allah ﷻ dengan segala kekuasaannya.
Senada dengan ini Imam Abdullah al Haddad pernah berpetuah:
Jika kamu ingin meniadakan arah untuk Allah ﷻ dan kamu ingin meyakini bahwa Allah ﷻ tidak membutuhkan arah, maka tetapkan dalam hatimu, yakinlah bahwa seluruh alam semesta ini adalah hal baru ciptaan Allah (hawadits). Bila kamu sudah meyakini hal itu maka tidak samar lagi bahwa Allah ﷻ tidak membutuhkan arah.
Dimanakah Allah ﷻ ketika sebelum adanya alam semesta? Dan dimanakah kelak Allah ﷻ ketika terjadi kiamat? Saat langit dan bumi dilipat dengan 'yamin' dan dihancurkan keduanya?.
Dengan demikian nyatalah bahwa Allah ﷻ tidak membutuhkan arah.
Selengkapnya di:
http://forsansalaf.com/2018/01/17/tangan-ke-langit-dahi-ke-bumi-apa-rahasianya/
Agama Islam mengajarkan bahwa seluruh isi jagat raya ini adalah ciptaan Allah ﷻ. Segala yang nampak maupun tak nampak adalah ciptaan Allah ﷻ atau disebut makhuk. Hanya Allah lah Al Khalik (Sang Pencipta).
Diantara ciptaan-Nya adalah ruang dan waktu. Segala tempat di langit maupun bumi, di dunia maupun akhirat adalah ciptaan-Nya. Begitu pula segala waktu dan arah. Bayangkan, Andai Allah tidak ciptakan matahari, tentu manusia tidak akan mengenal istilah barat dan timur, selatan dan utara karena tidak ada patokannya.
Begitu pula munculnya istilah atas dan bawah. Istilah atas digunakan untuk benda yang berada di arah kepala, sedangkan istilah bawah digunakan untuk sesuatu yang berada di arah kaki.
Karenanya kita sebut langit-langit rumah di atas, namun berbeda dengan cicak yang kakinya merayap di sana, ia sebut langit-langit tempatnya berpijak adalah bawah sedang lantai rumah menurutnya adalah atas. Begitu seterusnya.
Seumpama Allah ciptakan manusia bulat seperti bola, tanpa kepala tanpa kaki tentu tidak akan ada lagi istilah atas dan bawah.
Dengan demikian nyatalah bahwa arah dan tempat adalah bagian dari makhluk Allah.
Lalu apakah Allah butuh kepada tempat? Butuhkah Allah pada arah? Tentu jawabnya mustahil Allah membutuhkan tempat karena tak mungkin Allah butuh kepada makhluk-Nya.
Allah ﷻ sudah ada sebelum adanya waktu, sebelum adanya arah, sebelum diciptakannya arasy, kursi langit dan bumi. Maka setelah Allah ciptakan itu semua Allah pun tetap tidak membutuhkannya. Maha suci Allah ﷻ dengan segala kekuasaannya.
Senada dengan ini Imam Abdullah al Haddad pernah berpetuah:
Jika kamu ingin meniadakan arah untuk Allah ﷻ dan kamu ingin meyakini bahwa Allah ﷻ tidak membutuhkan arah, maka tetapkan dalam hatimu, yakinlah bahwa seluruh alam semesta ini adalah hal baru ciptaan Allah (hawadits). Bila kamu sudah meyakini hal itu maka tidak samar lagi bahwa Allah ﷻ tidak membutuhkan arah.
Dimanakah Allah ﷻ ketika sebelum adanya alam semesta? Dan dimanakah kelak Allah ﷻ ketika terjadi kiamat? Saat langit dan bumi dilipat dengan 'yamin' dan dihancurkan keduanya?.
Dengan demikian nyatalah bahwa Allah ﷻ tidak membutuhkan arah.
Selengkapnya di:
http://forsansalaf.com/2018/01/17/tangan-ke-langit-dahi-ke-bumi-apa-rahasianya/