⠀⠀
⠀⠀
"Run, lo gak stress apa dari tadi mantengin laptop terus?"
⠀⠀Hamdan menatap heran pada perempuan berumur 21 tahun yang sedang duduk di hadapan nya, sejak pukul 9 tadi Aruna tidak berhenti berkutat dengan laptop hitam tersebut, yang ditanya pun hanya melirik Hamdan sebentar lalu kembali mengalihkan fokusnya ke laptop lagi.
"Gue lebih stress kalau IPK semester ini turun, Chan." Jawab Aruna lesu sambil tetap fokus mengetik tugas nya.
⠀⠀Hamdan yang merasa bosan pun akhirnya merampas laptop Aruna lalu menekan tombol "save" pada file tugas milik nya. Sang pemilik laptop alias Aruna tercengang melihat tindakan Hamdan. Dengan secepat kilat laki-laki itu pun membereskan seluruh buku dan alat tulis Aruna, lalu memasukkannya kedalam tote bag hitam yang Aruna bawa. Hamdan segera berdiri, diikuti dengan Aruna. Mereka berdua melangkah keluar dari starbucks menuju parkiran motor, tempat dimana motor milik Hamdan diparkirkan.
⠀⠀Tanpa diberitahu pun Aruna sudah paham, Hamdan tidak mau melihat dirinya mengerjakan tugas tanpa jeda hingga lupa makan, istirahat, dan lain lain. Pada akhirnya Aruna harus menuruti Hamdan, karena jika tidak dituruti, anak itu akan marah lalu mendiamkan Aruna.
"Pan nggeus urang ingetkeun, Run. Ulah di forsir teuing.¹ Lo juga butuh istirahat, ngambis boleh tapi ya jangan sampai skip makan minum ini itu. Paham gak?"
"Iya, paham..."
⠀⠀Hamdan berbalik lalu menemukan Aruna sedang menunduk sambil memainkan tali tote bag nya, merasa bersalah karena tidak mengindahkan peringatan Hamdan.
"Mahikala Aruna Gistara"
"Iya Echan, apa..."
"Ngapain nunduk? angkat kepala nya."
⠀⠀Tepat saat Aruna mengangkat kepala nya, sebuah tangan mendarat di atas rambut panjang milik Aruna. Hamdan menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Aruna lalu memeluknya dengan erat.
"Anak baik, anak cantik, jangan sampai sakit. Lo hebat Run, keep it up. you did a great job! Semangat boleh tapi jangan lupa istirahat ya? Udah jangan sedih kayak tadi lagi mukanya, senyuuuum~"
"Iya iya, ini senyum nih!"
"Bagus, sekarang pulang yuk. Besok ada kelas sama jadwal radio juga kan? Sampe rumah nanti langsung mandi, habis itu me time biar enak, baru deh nugas lagi."
"Pulangnya nanti mampir ke kopi kenangan dulu ya!"
"Siap princess!"
⠀⠀Langit Kota Bogor yang cerah seakan mendukung kedua insan tuhan tersebut untuk bersenang-senang. Tawa dan canda saling dilontarkan untuk mengisi kekosongan dalam hati yang tak tenang. Sekali lagi, Aruna merasa sangat bersyukur atas skenario pertemuan nya dengan Hamdan yang telah direncanakan Tuhan.
© Camaraderie, 2021.
⠀⠀
"Run, lo gak stress apa dari tadi mantengin laptop terus?"
⠀⠀Hamdan menatap heran pada perempuan berumur 21 tahun yang sedang duduk di hadapan nya, sejak pukul 9 tadi Aruna tidak berhenti berkutat dengan laptop hitam tersebut, yang ditanya pun hanya melirik Hamdan sebentar lalu kembali mengalihkan fokusnya ke laptop lagi.
"Gue lebih stress kalau IPK semester ini turun, Chan." Jawab Aruna lesu sambil tetap fokus mengetik tugas nya.
⠀⠀Hamdan yang merasa bosan pun akhirnya merampas laptop Aruna lalu menekan tombol "save" pada file tugas milik nya. Sang pemilik laptop alias Aruna tercengang melihat tindakan Hamdan. Dengan secepat kilat laki-laki itu pun membereskan seluruh buku dan alat tulis Aruna, lalu memasukkannya kedalam tote bag hitam yang Aruna bawa. Hamdan segera berdiri, diikuti dengan Aruna. Mereka berdua melangkah keluar dari starbucks menuju parkiran motor, tempat dimana motor milik Hamdan diparkirkan.
⠀⠀Tanpa diberitahu pun Aruna sudah paham, Hamdan tidak mau melihat dirinya mengerjakan tugas tanpa jeda hingga lupa makan, istirahat, dan lain lain. Pada akhirnya Aruna harus menuruti Hamdan, karena jika tidak dituruti, anak itu akan marah lalu mendiamkan Aruna.
"Pan nggeus urang ingetkeun, Run. Ulah di forsir teuing.¹ Lo juga butuh istirahat, ngambis boleh tapi ya jangan sampai skip makan minum ini itu. Paham gak?"
"Iya, paham..."
⠀⠀Hamdan berbalik lalu menemukan Aruna sedang menunduk sambil memainkan tali tote bag nya, merasa bersalah karena tidak mengindahkan peringatan Hamdan.
"Mahikala Aruna Gistara"
"Iya Echan, apa..."
"Ngapain nunduk? angkat kepala nya."
⠀⠀Tepat saat Aruna mengangkat kepala nya, sebuah tangan mendarat di atas rambut panjang milik Aruna. Hamdan menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Aruna lalu memeluknya dengan erat.
"Anak baik, anak cantik, jangan sampai sakit. Lo hebat Run, keep it up. you did a great job! Semangat boleh tapi jangan lupa istirahat ya? Udah jangan sedih kayak tadi lagi mukanya, senyuuuum~"
"Iya iya, ini senyum nih!"
"Bagus, sekarang pulang yuk. Besok ada kelas sama jadwal radio juga kan? Sampe rumah nanti langsung mandi, habis itu me time biar enak, baru deh nugas lagi."
"Pulangnya nanti mampir ke kopi kenangan dulu ya!"
"Siap princess!"
⠀⠀Langit Kota Bogor yang cerah seakan mendukung kedua insan tuhan tersebut untuk bersenang-senang. Tawa dan canda saling dilontarkan untuk mengisi kekosongan dalam hati yang tak tenang. Sekali lagi, Aruna merasa sangat bersyukur atas skenario pertemuan nya dengan Hamdan yang telah direncanakan Tuhan.
© Camaraderie, 2021.