" Boy, ayolah pikirin masa depan mu, kamu bentar lagi lulus SMK. " Ucap ayah
" Boy, tahun ini kamu lulus udah bukan ayah lagi yang atur, tapi dirimu sendiri yang atur. Udah nggak bisa ayah tanya: kamu mau masuk SMK atau mau masuk SMA. Tahun ini lulusnya benar beda lagi. Udah benar benar tahap dewasanya kamu. "
Jëndral merenung mendengar perkataan ayah. Benar kata ayah, dia sudah tidak bisa terlalu bergantung lagi dengan ayahnya untuk pilih masa depannya, tapi dirinya sendiri yang harus atur masa depannya. Entah itu lanjut pendidikannya, atau mau langsung kerja.
" Tahun ini kamu udah gak bisa nyantai lagi boy, udah gak bisa: yang penting keterima dulu, masalah suka atau enggak itu masalah belakangan. Kamu udah gak bisa ucapin kalimat itu lagi, kamu harus benar benar pilih pilihan mu dengan matang. "
" Iya yah, aku paham. "
" Kamu udah tiga tahun sekolah, pasti udah suka kan sama jurusan mu? "
" Iyalah, kalau nggak suka aku nggak akan bisa mengerti dan paham sama apa yang ku pelajari, kan ayah yang bilang: suka dulu, pelan pelan, nanti pasti paham. "
Ayah tersenyum mendengarnya. " Bagus kalau gitu, jadi kamu sekolah nggak sia-sia karena ada ilmu yang kamu punya. "
" Iya, yah. "
" Ayah tidur dulu boy, kamu jangan tidur kemalaman. "
" Aman pak bro "
Dilema, iya Jëndral dilema saat ini. Antara menuruti kemauannya, atau kemampuannya.
" Ah, sialan. Gak punya pendirian banget jadi manusia. "
" Gue kepingin kuliah, tapi masuk hukum. Tapi gimana, sekolah aja gua masuk SMK, ngambil Teknik lagi. "
" Boy, tahun ini kamu lulus udah bukan ayah lagi yang atur, tapi dirimu sendiri yang atur. Udah nggak bisa ayah tanya: kamu mau masuk SMK atau mau masuk SMA. Tahun ini lulusnya benar beda lagi. Udah benar benar tahap dewasanya kamu. "
Jëndral merenung mendengar perkataan ayah. Benar kata ayah, dia sudah tidak bisa terlalu bergantung lagi dengan ayahnya untuk pilih masa depannya, tapi dirinya sendiri yang harus atur masa depannya. Entah itu lanjut pendidikannya, atau mau langsung kerja.
" Tahun ini kamu udah gak bisa nyantai lagi boy, udah gak bisa: yang penting keterima dulu, masalah suka atau enggak itu masalah belakangan. Kamu udah gak bisa ucapin kalimat itu lagi, kamu harus benar benar pilih pilihan mu dengan matang. "
" Iya yah, aku paham. "
" Kamu udah tiga tahun sekolah, pasti udah suka kan sama jurusan mu? "
" Iyalah, kalau nggak suka aku nggak akan bisa mengerti dan paham sama apa yang ku pelajari, kan ayah yang bilang: suka dulu, pelan pelan, nanti pasti paham. "
Ayah tersenyum mendengarnya. " Bagus kalau gitu, jadi kamu sekolah nggak sia-sia karena ada ilmu yang kamu punya. "
" Iya, yah. "
" Ayah tidur dulu boy, kamu jangan tidur kemalaman. "
" Aman pak bro "
Dilema, iya Jëndral dilema saat ini. Antara menuruti kemauannya, atau kemampuannya.
" Ah, sialan. Gak punya pendirian banget jadi manusia. "
" Gue kepingin kuliah, tapi masuk hukum. Tapi gimana, sekolah aja gua masuk SMK, ngambil Teknik lagi. "