"Mikaaa, bantuin aku dong!" teriak Jo dari arah ruang tamu. Mika menoleh dan menghampiri kekasihnya, berdiri disebelah Jo sembari menatap layar laptop sang pacar "kenapa? Tugas apa ini anjir, angka angka aneh." Jo melirik sinis, tangannya kembali mengetik di laptopnya.
"Matematika lah tolol, kok nanya lagi?" pemuda disampingnya itu hanya mengangguk, ikut duduk disebelahnya "gua goblok matematika, tapi udah gua pesenin terang bulan sama janji jiwa. Biar semangat" Jo mendelik, mengomel kesal tanpa suara, namun pergerakan mulutnya berhenti ketika mendengar ucapan Mika. Matanya berbinar cantik, menatap orang disebelahnya.
"SERIUS? BOHONG YA LO? TUMBEN????" Mika beranjak dari duduknya, berjalan kearah kamar mandi dan membalas teriakan pacarnya "IYA ANJING, tungguin aja, gua mau berak. Udah gua bayar kok"
"Matematika lah tolol, kok nanya lagi?" pemuda disampingnya itu hanya mengangguk, ikut duduk disebelahnya "gua goblok matematika, tapi udah gua pesenin terang bulan sama janji jiwa. Biar semangat" Jo mendelik, mengomel kesal tanpa suara, namun pergerakan mulutnya berhenti ketika mendengar ucapan Mika. Matanya berbinar cantik, menatap orang disebelahnya.
"SERIUS? BOHONG YA LO? TUMBEN????" Mika beranjak dari duduknya, berjalan kearah kamar mandi dan membalas teriakan pacarnya "IYA ANJING, tungguin aja, gua mau berak. Udah gua bayar kok"