selingan : 01.00 — aku hampir menyerah.
sejujurnya banyak sekali hal yang aku pikirkan tentang kita, mengenai aku yang katanya milikmu, dan kamu yang katanya menyanyangiku. banyak sekali rentetan pertanyaan di otakku yang memaksa meminta jawaban. tapi tetap saja, aku tak menemukannya. aku hampir menyerah.
hampir lima bulan ya, dan setengahnya aku berusaha mati matian untuk bertahan. kadang aku berpikir, aku ini bodoh atau memang terlalu bersemangat untuk membuat kita kembali seperti dulu.
aku selalu berusaha menciptakan suasana menyenangkan, setidaknya agar kamu tetap tinggal barang sejenak, tapi, kenapa kamu malah memilih bersikap seadanya?
aku tak menuntutmu untuk mencintaiku dengan cara yang sama seperti aku mencintaimu, tapi tetap saja, kadang aku lelah. lelah harus lagi lagi memaklumi tingkahmu, lelah harus lagi lagi bertingkah lebih hanya untuk memperoleh atensimu, dan yang jelas aku lelah menjadi satu satunya pihak yang terlihat mencintaimu.
dalam frasa ini aku menyatakan jika aku menyerah. menyerah pada kita, menyerah pada mu, dan menyerah pada semesta akan membuat kita menjadi bagaimana.
dan perkara rencana kita, lupakan saja, aku bisa menjalankannya sendiri. jalankan saja rencana yang selalu kamu impikan, rencana yang selalu membuatmu nyaman, rencana yang selalu membuatmu bahagia dan tersenyum, dan rencana yang jelas tidak ada kita di dalamnya.
aku menyerah, bukan karena kita harus berpisah, tidak sesederhana itu alasannya. aku menyerah karena aku harus memilih diriku sendiri sebelum kamu, karena selama aku masih berusaha, selama itu pula aku menaruhmu diatas diriku sendiri.
selamat tinggal, jangan jadi orang jahat setelah ini!
wo ai ni,
sejujurnya banyak sekali hal yang aku pikirkan tentang kita, mengenai aku yang katanya milikmu, dan kamu yang katanya menyanyangiku. banyak sekali rentetan pertanyaan di otakku yang memaksa meminta jawaban. tapi tetap saja, aku tak menemukannya. aku hampir menyerah.
hampir lima bulan ya, dan setengahnya aku berusaha mati matian untuk bertahan. kadang aku berpikir, aku ini bodoh atau memang terlalu bersemangat untuk membuat kita kembali seperti dulu.
aku selalu berusaha menciptakan suasana menyenangkan, setidaknya agar kamu tetap tinggal barang sejenak, tapi, kenapa kamu malah memilih bersikap seadanya?
aku tak menuntutmu untuk mencintaiku dengan cara yang sama seperti aku mencintaimu, tapi tetap saja, kadang aku lelah. lelah harus lagi lagi memaklumi tingkahmu, lelah harus lagi lagi bertingkah lebih hanya untuk memperoleh atensimu, dan yang jelas aku lelah menjadi satu satunya pihak yang terlihat mencintaimu.
dalam frasa ini aku menyatakan jika aku menyerah. menyerah pada kita, menyerah pada mu, dan menyerah pada semesta akan membuat kita menjadi bagaimana.
dan perkara rencana kita, lupakan saja, aku bisa menjalankannya sendiri. jalankan saja rencana yang selalu kamu impikan, rencana yang selalu membuatmu nyaman, rencana yang selalu membuatmu bahagia dan tersenyum, dan rencana yang jelas tidak ada kita di dalamnya.
aku menyerah, bukan karena kita harus berpisah, tidak sesederhana itu alasannya. aku menyerah karena aku harus memilih diriku sendiri sebelum kamu, karena selama aku masih berusaha, selama itu pula aku menaruhmu diatas diriku sendiri.
selamat tinggal, jangan jadi orang jahat setelah ini!
wo ai ni,