Sucks.

"Inget ya bro, nggak ada tuh sejarahnya 𝗗𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗣𝗮𝗿𝗮 𝗛𝗮𝗲𝗰𝗵𝗮𝗻 nggak bisa dapetin apa yang mereka mau—" Jeda sebentar "—Apalagi masalah cewek."

Lagi-lagi semua berawal dari keteledoran gua yang seakan masuk kandang singa. Iya, gua masuk ke sekolah cewek buat pertama kali. Bermaksud buat cuci mata, kok malah gua jadi sasaran amuk masa? Dan ketampanan gue, ternyata jadi satu-satunya alasan. "Gua pengen deh tukeran hidup dan jadi orang yang normal." Kalimat itu adalah hal yang selalu menggerogoti isi kepala gua sampai sekarang Dan tau nggak, apa jawaban temen ketika gua habis ngomong kayak gitu? "Abisnya, lo itu terlalu—"

"Terlalu tampan?" Lagi-lagi, terlalu tampan.

Eit, ntar dulu Tapi ketika lo berhasil nemuin satu manusia yang akhirnya natap lo secara normal, disaat itu lah keimanan lo mulai diuji. Deg-degan, uy. Kalau cewek-cewek lain memandang gua dengan tatapan pengen memangsa, justru satu cewek ini memandang gue dengan penuh murka Bro, kapan lagi 𝗗𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗣𝗮𝗿𝗮 𝗛𝗮𝗲𝗰𝗵𝗮𝗻 dapet kesempatan ini? Ketampanan gue yang akhirnya terekspos ke dunia luar, ternyata mengakibatkan hari-harinya berjalan (semakin) tidak biasa. Bahkan semakin gila.

Wah Ternyata bener ya? Jadi orang ganteng itu, 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐠𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠.

"Gue selalu bertanya-tanya, kapan ya, cewek-cewek bakal berhenti mandang gue layaknya ketemu harta karun berlian?" 𝐃-𝐑𝐚𝐜𝐡𝐚𝐧 nanya lagi. Kali ini, mereka beneran nanya serius. Enggak juga sih, takut nggak bisa tanggung jawab. "Daripada yang mandang jadi-jadian, mending cewek lah." Weh, iya juga sih.

Kalau menurut orang-orang, hidup itu mending dibikin seminimalis mungkin. Tapi enggak buat 𝗗𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗣𝗮𝗿𝗮 𝗛𝗮𝗲𝗰𝗵𝗮𝗻, yang baru jalan setapak aja udah disamperin dan disogok sebatang cokelat—untung bukan yang lain. Menyadari hal itu, 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐤𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧-𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐏𝐚𝐫𝐚 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐢-𝐥𝐚𝐤𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐨𝐫𝐦𝐚𝐥?

Terlalu tampan, menjadi topik yang paling sering dibicarakan untuk 𝗗𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗣𝗮𝗿𝗮 𝗛𝗮𝗲𝗰𝗵𝗮𝗻, hingga detik ini.