kota lama.

pada hari ke-sembilan di bulan februari, seorang anak adam tengah berlari - lari mengejar seekor kucing di taman kota. karena kelalaian-nya, kucing yang awalnya ia gendong itu kabur.

“haish, wis mboh lah.” anak itu frustasi, sudah hampir genap setengah jam mengejar tak kunjung tertangkap. biarlah saja nanti juga kembali, pikir anak itu. akhirnya ia memilih untuk membeli minuman di warung terdekat.

“bu! teajus apel nya satu, es batu nya banyakin, ya!” teriak anak itu terhadap ibu - ibu pemilik warung dengan logat jawa-nya yang sangat kental. “siap, nang,” sahut si penjual.

anak itu duduk di bangku yang disediakan pemilik warung. menatap sang surya yang kian meninggi, dan juga beberapa mega yang ada disekitar sang surya. keadaan langit hari ini sangat cerah.

meong meong meong

suara kucing menyapa telinga anak itu dari arah barat. anak itu menoleh ke sumber suara. ia menemukan seorang gadis yang berjalan ke arah nya sambil menggendong seekor kucing. “hei!” anak itu berteriak. si gadis tadi menoleh, “apa?”

"itu kucing milikku. kenapa bisa ada di kamu? kok dia bisa mau sama kamu? kamu mau culik kucing ku, ya?” berbanding balik dengan si anak laki-laki yang mengomel, si gadis malah tergelak. “ngasal sia. aing nemu ni kucing di sana deket taman. aing kasian sama dia, jadi aing bawa. kirain gada yang punya, kalau gada kan mau bawa pulang kitu.” si gadis menyerahkan kucing itu kepada anak laki-laki itu, “nih, aku kembaliin aja. jaga baik-baik, ya! kapan - kapan aku kesini buat ketemu sama kucing ini.”

anak laki-laki itu mengangguk kemudian ia menjulurkan tangan kanan nya, “aku chandri. kamu?” gadis itu menepuk - nepuk pakaian nya guna membersihkan bulu - bulu kucing yang menempel, kemudian ia membalas uluran tangan, “asha, salam kenal.”

dan mulai saat itu, mereka menjadi teman. tapi tunggu, bagaimana nasib teajus apel milik chandri?
─────────────────────────────────
📍 semarang, warsa dua ribu enam.

jangan bully gua lagi ya anjir #chandritertekan.